nilai t-tabel sebesar 1.665 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan dari variabel kepuasan kerja terhadap
intention to quit
. Koefisien jalurnya menunjukkan bahwa kepuasan kerja memberikan pengaruh negatif
terhadap intention to quit, artinya bahwa semakin baik kepuasan kerja para medis maka intention to quit akan semakin menurun. Hal ini berarti Hipotesis IV
terbukti hasil analisis data mendukung hipotesis IV.
5.1.5.5 Pengaruh kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan kesehatan
Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa pengaruh kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan kesehatan menunjukkan nilai koefisien jalur
sebesar 0,106 dengan nilai t-statistik sebesar 2,106. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1.665 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh
positif dan signifikan dari variabel kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Koefisien jalurnya menunjukkan bahwa kepuasan kerja memberikan
pengaruh positif terhadap kualitas pelayanan kesehatan, artinya bahwa semakin baik kepuasan kerja para medis maka kualitas pelayanan kesehatan juga akan
semakin baik meningkat. Hal ini berarti Hipotesis V terbukti hasil analisis data mendukung hipotesis V.
5.1.5.6 Pengaruh
intention to quit
terhadap kualitas pelayanan kesehatan
Hasil pengujian hipotesis keenam menunjukkan bahwa pengaruh
intention to quit
terhadap kualitas pelayanan kesehatan menunjukkan nilai koefisien jalur
sebesar -0,089 dengan nilai t-statistik sebesar 0,811. Nilai t-statistik tersebut lebih kecil dari nilai t-tabel sebesar 1.665 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh
negatif dan tidak signifikan dari variabel
intention to quit
terhadap kualitas
pelayanan kesehatan. Koefisien jalurnya menunjukkan bahwa
intention to quit
memberikan pengaruh negatif terhadap kualitas pelayanan kesehatan, artinya bahwa semakin meningkat
intention to quit
para medis maka kualitas pelayanan
kesehatan akan semakin menurun. Hal ini berarti Hipotesis VI terbukti hasil analisis data mendukung hipotesis VI.
5.2 Pembahasan 5.2.1 Pengaruh lingkungan terhadap kepuasan kerja para medis
Mengacu pada hasil uji hipotesis terbukti bahwa variabel lingkungan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja.
Semakin meningkat kondisi lingkungan akan meningkatkan kepuasan kerja para medis. Lingkungan yang meningkat dapat dilihat dari adanya dukungan dari
keluarga, jaringan sosial yang baik, jaringan kesehatan yang disediakan, perhatian terhadap pendidikan dan pelatihan serta dukungan kebijakan dari
pemerintah, berpengaruh terhadap peningkatan kualitas lingkungan para medis. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh :
Mei 2013 yang menyatakan bahawa lingkungan iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Ahmed 2010 yang mengatakan lingkungn
faktor-faktor motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepusan kerja. Borzago
2006 menyatakan bahwa faktor intrinsik dan sikap terhadap hubungan kerja lingkungan berpengaruh kuat terhadap kepuasan. Duserick
et. al.
2006 menyebujtkan
Work emvironment
lingkungan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja. Mertadiani 2006 yang menyatakan bahwa lingkungan karakteristik individu, jenis pekerjaan, organisasi berpengaruh
langsung terhadap kepuasan kerja. Demikian juga Ayana 2004 yang menyebutkan bahwa lingkungan psikologis, sosial, fisik, imbalan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja. 5.2.2 Pengaruh lingkungan terhadap
intention to quit
para medis
Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa variabel lingkungan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel
intention to quit
. Semakin meningkat kondisi lingkungan akan menurunkan keinginan atau niat untuk
pindah tempat kerja
intention to quit
pada tenaga para medis. Kondisi ini membuktikan bahwa hubungan variabel lingkungan dengan
intention to quit
adalah negatif atau berbanding terbalik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh :
Bonenberger
et. al.
2014 yang menyatakan bahwa lingkungan motivasi berpengaruh terhadap niat berpindah kerja. Mei 2013 menyatakan kondisi iklim
organisasi lingkungan berpengaruh signifikan terhadap keinginan keluar
intention to quit
. Foon
et. al
. 2010 menyebutkan terdapat hubungan signifikan negatif antara lingkungan komitmen organisasi dengan turnover intension.
Setiawan dan Zain 2009 menyataakan bahwa lingkungan
role conflict
, kepuasan kerja, komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap intense
keluar. Demikian pula Raza 2007 menyebutkan lingkungan kepuasan kerja dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap keinginan berpindah kerja
intention to quit
. 5.2.3 Pengaruh lingkungan terhadap kualitas pelayanan kesehatan
Mengacu pada hasil uji hipotesis terbukti bahwa variabel lingkungan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kualitas pelayanan
kesehatan. Hal tersebut berarti bahwa semakin meningkatbaik kondisi lingkungan para medis maka kualitas pelayanan kesehatan ditempat mereka
bekerja akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh :
Mertadiani 2006 yang menyatakan lingkungan karakteristik individu, jenis pekerjaan, organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja kualitas
pelayanan. Wijaya 2005 menyebutkan lingkungan karakteristik individu, jenis pekerjaan dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja kualitas
pelayanan hotel. Demikian juga Lagas 2005 menyatakan kepemimpinan lingkungan organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan
kesehatan. 5.2.4 Pengaruh kepuasan kerja terhadap
intention to quit
para medis
Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa variabel kepuasan kerja memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel
intention to quit
. Semakin meningkat kepuasan kerja akan menurunkan keinginan atau niat untuk pindah
tempat kerja
intention to quit
pada tenaga para medis. Kondisi ini membuktikan bahwa hubungan variabel kepuasan kerja dengan
intention to quit
adalah negatif atau berbanding terbalik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh : Bonenberger
et. al.
2014 yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap niat berpindah kerja
turnover intention
. Gamage 2013 menyatakan
kepuasan kerja berpengaruh terhadap keinginan untuk keluar
intention to leave
. Ali 2010 menyatakan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap
keinginan keluar
turnover
. Foon
et. al
. 2010 menyebutkan bahwa kepuasan kerja berhubungan negatif dengan
turnover
keinginan berpindah kerja. Yahaya
et. al
. 2010 mengatakan kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap keinginan keluar dan ketidak hadiran. Alam dan Mohammad 2010 menyatakan bahwa
kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap intensi keluar. Demikianpula Lee
et. al
. 2009 menyebutkan kepuasan kerja berpengaruh dominan terhadap intensi keluar.
5.2.5 Pengaruh kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan kesehatan Mengacu pada hasil uji hipotesis terbukti bahwa variabel kepuasan kerja
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kualitas pelayanan kesehatan. Hal tersebut berarti bahwa semakin meningkatbaik kepuasan kerja
para medis maka kualitas pelayanan kesehatan ditempat mereka bekerja akan semakin meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh : David and Wuk 2011 yang menyatakan bahwan kepuasan berpengaruh
signifikan terhadap kualitas pelayanan rumah makan. Cerdric and Rong 2009 menyebutkan kepuasan pelangggan berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pelayanan hotel dan restoran. Lagas 2005 menyatakan bahwa motivasi kepuasan berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan rumah
sakit. Sedangkan Kim
et. al.
2005 juga menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan restoran.
5.2.6 Pengaruh intention to quit terhadap kualitas pelayanan kesehtan Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa variabel
intention to quit
memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel kualitas pelayanan kesehatan. Ini berarti bahwa semakin meningkat
intention to quit
akan menurunkan kualitas pelayanan kesehatan. Namun demikian pengaruh
intention to quit
terhadap kualitas pelayanan tidak berpengaruh besar atau tidak signifikan terhadap kualitas pelayanan. Kondisi ini membuktikan adanya hubungan terbalik
antara variabel
intention to quit dengan kualitas pelayanan
.