Aspek regulasi diri Tinjauan tentang Regulasi Diri

14 secara sistematis untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, regulasi diri berkaitan dengan proses pencapaian tujuan. Schunk 2012: 561 menjelaskan bahwa regulasi diri merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan seseorang dalam menjalani proses pendidikannya. “Self-regulated learning refers to ability to controll all aspects of one’s learning, from advance planning to how one evaluates performance afterward ” Bruning, et.al., 2011: 114. Artinya regulasi diri merupakan kemampuan untuk mengontrol semua aspek pembelajaran, dari perencanaan hingga bagaimana mengevaluasi perilaku setelahnya. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki regulasi diri akan muncul motivasi dalam dirinya. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan bahwa “motivasi terkait erat dengan pengaturan diri” Pintrich, 2003; Wolters, 2003 dalam Schunk, 2012: 585. Dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa regulasi diri merupakan kemampuan mengontrol diri sendiri yang mengarahkan pikiran, perasaan, dan tindakan yang direncanakan untuk mencapai tujuan personal. Peserta didik yang memiliki regulasi diri akan muncul motivasi dalam dirinya.

b. Aspek regulasi diri

Proses self regulation dilakukan agar seseorang atau individu dapat mencapai tujuan yang diharapkannya. Dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan, seseorang perlu mengetahui kemampuan fisik, kognitif, sosial, pengendalian emosi yang baik sehingga membawa seseorang kepada self regulation yang baik. Ajisuksmo 1958: 27 menyebutkan enam aspek regulasi 15 diri, yaitu mengecek, merencanakan, mengawasi, menguji, memperbaiki, dan mengevaluasi diri melalui proses pembelajaran yang aktif. Schunk 2012: 141 menyebutkan tiga aspek utama dalam regulasi diri, yaitu pengawasan diri perhatian yang disengaja terhadap aspek-aspek tertentu dari perilaku seseorang, pengajaran diri, dan penguatan diri menguatkan diri sendiri untuk melakukan respon yang benar. Tiga aspek pengaturan diri menurut Ormrod 2008: 30 antara lain standar dan tujuan yang ditetapkan diri sendiri, cara memonitor dan mengevaluasi diri sendiri, dan konsekuensi yang ditentukan sendiri untuk setiap kesuksesan maupun kegagalan. Sedangkan Zimmerman dalam Schunk, 2012: 560 mengembangkan regulasi diri mencakup tiga fase, yaitu pemikiran, kinerja atau kendali, dan refleksi diri. Fase pemikiran mendahului kinerja aktual dan mengacu pada proses yang terjadi selama pembelajaran dan memengaruhi perhatian dan tindakan. Dalam fase ini, peserta didik membuat tujuan, terlibat dalam perencanaan strategi untuk mencapai tujuan. Kendali kinerja melibatkan strategi belajar yang memengaruhi motivasi. Selama refleksi diri, peserta didik melakukan evaluasi terhadap kinerja mereka. Berikut fase siklus pengaturan diri. Gambar 1. Fase Siklus Pengaturan Diri Zimmerman dalam Schunk, 2012: 560 Pemikiran Kinerja atau kendali Refleksi-diri 16 Berdasarkan hasil uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa regulasi diri self regulation terdiri dari beberapa aspek. Regulasi diri menurut Zimmerman terdiri dari proses pemikiran yang mengawasi, mengatur, dan menguatkan diri, kemudian terdapat reaksi diri berupa kinerja yang menggunakan beberapa strategi untuk mencapai tujuan, serta diakhiri dengan proses refleksi yang di dalamnya terdapat proses evaluasi diri terhadap kinerja yang telah dilakukan.

c. Karakteristik regulasi diri