46
c. Perkembangan bahasa
Kemampuan bahasa terus tumbuh pada masa ini. Anak lebih baik kemampuannya dalam memahami dan menginterpretasikan komunikasi lisan
dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa.
d. Perkembangan moral
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku di masyarakat.
Perkembangan moral terlihat dari perilaku moralnya di masyarakat yang menunjukkan kesesuaian dengan nilai dan norma di masyarakat.
e. Perkembangan emosi
Emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu kuat dan
berulang-ulang. Sering dan kuatnya emosi anak akan merugikan penyesuaian sosial anak. Ciri-ciri emosi masa kanak-kanak antara lain: 1 emosi anak
berlangsung relatif lebih singkat sebentar, 2 emosi anak kuat atau hebat, 3 emosi anak mudah berubah, 4 emosi anak nampak berulang-ulang, 5
respon emosi anak berbeda-beda, 6 emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari ngejala tingkah lakunya, 7 emosi anak mengalami perubahan
dalam kekuatannya, dan 8 perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional.
f. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial tak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Dunia sosio-
47 emosional anak menjadi semakin kompleks dan berbeda pada masa ini.
Interaksi dengan keluarga dan teman sebaya memiliki peran penting. Sekolah dan hubungan dengan guru menjadi hal yang penting dalam hidup anak.
Karakteristik anak usia sekolah dasar secara umum menurut Bassett, Jacka, dan Logan adalah sebagai berikut.
1 Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik
akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri. 2
Mereka senang bermain dan lebih suka bergembirariang. 3
Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencoba usaha-usaha baru.
4 Mereka biasanya bergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi
sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan.
5 Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi
yang terjadi. 6
Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif dan mengajar anak-anak lainnya. Anissatul Mufarokah, 2009: 11
Lebih lanjut Piaget menyebutkan anak usia sekolah dasar yang berkisar 6 atau 7 tahun sampai 11 atau 12 tahun masuk dalam kategori fase operasional
konkret Ahmad Susanto, 2013: 170. Berdasarkan jabaran tersebut, tampak bahwa anak kelas tinggi sekolah dasar pada umumnya berada pada tahap
operasional konkrit dimana cara berpikirnya masih memerlukan benda konkrit agar anak lebih mudah memahami.Dengan memperhatikan segi individualitas,
karakteristik anak usia sekolah dasar, dan berbagai dimensi perkembangannya, seorang guru tidak hanya sekedar mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi
melayani kebutuhan peserta didik secara keseluruhan, mengembangkan minat dan bakat, serta menumbuhkan dan meningkatkan motivasi berprestasinya.
Sehingga proses pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan bermakna bagi peserta didik.
48 Dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan motivasi berprestasi
peserta didik dibutuhkan regulasi diri, konsep diri, dan gaya mengajar yang tepat agar lebih menyenangkan, dinamis, humanis, dan bermakna bagi peserta
didik. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik mampu memahami konsep, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan,
dan memiliki sikap menghargai manfaat belajar Ilmu Pengetahuan Alam IPA dalam kehidupan sehari-hari.
6. Hubungan Regulasi Diri dengan Motivasi Berprestasi Peserta Didik