35
c. Karakteristik motivasi berprestasi
Ausubel mengemukakan bahwa motivasi berprestasi terdiri atas tiga komponen, yaitu dorongan kognitif, an ego-enhacing one, dan komponen
afilasi. Dorongan kognitif adalah keinginan peserta didik untuk mempunyai kompetensi dalam subjek yang ditekuninya serta keinginan untuk
menyelesaikan tugas yang dihadapinya dengan hasil yang sebaik-baiknya. An ego-enhanching one adalah keinginan peserta didik untuk meningkatkan status
dan harga dirinya self esteem, misalnya dengan jalan berprestasi dalam segala bidang, sedangkan komponen afilasi adalah keinginan peserta didik
untuk selalu berafiliasi dengan peserta didik lain Djaali, 2014: 104. Ormrod 2008: 126 menyebutkan karakteristik motivasi peserta didik
tingkat kelas 3-5 antara lain: 1 munculnya minat yang agak stabil, 2 meningkatnya fokus pada tujuan, 3 pengakuan bahwa usaha dan kemampuan
saling mengimbangi, 4 meningkatnya kepercayaan tentang kemampuan bawaan, dan 5 meningkatnya kesadaran tentang jenis-jenis atribusi yang akan
memunculkan reaksi positif dari orang lain. Djaali 2014: 109-110 menyebutkan enam karakteristik individu yang memiliki motivasi berprestasi
adalah sebagai berikut. 1
Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau
kebetulan. 2
Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar risikonya.
3 Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperolah umpan balik
dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya.
4 Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.
36 5
Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6 Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau
keuntungan lainnya,ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan.
Hal tersebut sejalan dengan Sardiman A.M. 2007: 85 yang menyebutkan delapan karakteristik seseorang yang memiliki motivasi
berprestasi adalah tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja
mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, serta senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Dari beberapa pendapat tersebut, peneliti menggunakan enam
karakteristik motivasi berprestasi menurut Sardiman sebagai indikator instrumen penelitian. Indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut
1 Tekun menghadapi tugas, artinya peserta didik akan bekerja keras terus-
menerus dalam waktu yang lama dan sungguh-sungguh dalam melakukan
aktivitas belajar. 2
Ulet menghadapi kesulitan, artinya peserta didik tidak mudah putus asa
dan tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya. Peserta didik akan tetap berusaha mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang
telah diraihnya. 3
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, artinya
peserta didik menunjukkan adanya rasa suka dan senang berpartisipasi
dalam memecahkan masalah.
37
4 Lebih senang bekerja mandiri, artinya peserta didik akan lebih senang
mengerjakan suatu aktivitas tanpa bantuan orang lain. 5
Cepat bosan pada tugas yang rutin, artinya peserta didik cenderung menyukai tantangan dan cenderung menolak tugas yang rutin.
6 Dapat mempertahankan pendapatnya, artinya peserta didik cenderung
teguh pendirian dan tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. d.
Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi merupakan suatu proses psikologis dengan usaha yang semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan dengan predikat unggul.
Menurut Martianah Sugiyanto, 2007: 5-6 motivasi berprestasi sebagai proses psikologis dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan ekstern.
Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berprestasi adalah sebagai berikut.
1 Faktor individu intern
Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu, yaitu sebagai berikut.
a Kemampuan
Kemampuan merupakan kekuatan yang dimiliki sesorang sebagai pendorong atau penggerak dalam melakukan suatu
tindakan. Individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi biasanya didukung oleh kemampuan yang tinggi pula.
b Kebutuhan
Sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari timbulnya motivasi, Maslow mengungkapkan bahwa
38 kebutuhan dasar hidup manusia terbagi atas lima tingkatan, yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri
Djaali, 2014: 101-102. c
Minat “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.” Slameto, 2013: 180. Individu yang memiliki minat, akan ditunjukkan melalui
partisipasinya dalam suatu aktivitas. Individu tersebut cenderung akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek
tersebut. d
Harapankeyakinan Menurut Atkinson dalam Djaali, 2014: 105 menyatakan
bahwa “makin besar harapan seseorang terhadap suatu objek dan makin tinggi nilai objek itu bagi orang tersebut, berarti makin besar
motiv asinya.” Seseorang yang memiliki harapan dan keyakinan
yang kuat, maka akan mendorongnya untuk menggapai harapan tersebut dengan usaha yang tinggi.
e Regulasi Diri
“Motivation is intimately linked with self-regulation Pintrich dalam Schunk, 2009: 503. Motivasi berhubungan erat dengan
regulasi diri. Seseorang yang memiliki regulasi diri yang baik akan termotivasi untuk mencapai tujuan.
39 f
Konsep Diri Fernald
Fernald dalam
Zusy Aryanti,
2003 mengungkapkan salah satu faktor yang memengaruhi motivasi
berprestasi adalah konsep diri. Apabila seorang individu meyakini dirinya mampu melakukan suatu hal, maka individu tersebut akan
berusaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
2 Faktor lingkungan ekstern
Mc Clelland dalam Sugiyanto, 2007: 6-7, beberapa faktor lingkungan
yang dapat membangkitkan motivasi berprestasi adalah sebagai berikut.
a Adanya norma standar yang harus dicapai
Lingkungan akan berpengaruh terhadap standar kesuksesan yang harus dicapai dalam setiap penyelesaian tugas, sehingga
mendorong seseorang untuk berbuat dengan sebaik-baiknya. b
Ada situasi kompetisi Situasi kompetisi tidak akan memengaruhi motivasi seseorang,
apabila seseorang tersebut tidak mampu beradaptasi dengan baik di dalamnya.
c Jenis tugas dan situasi menantang
Tugas dan situasi yang menantang akan memungkinkan kesuksesan atau kegagalan. Untuk menghindari kegagalan, biasanya sesorang
akan termotivasi untuk mengerjakannya dengan baik.
40 d
Keluarga Moh. Sochib 2010: 2 menjelaskan pentingnya peran orang
tua dalam mencapai tujuan pendidikan. Ki Hajar Dewantara dalam Moh. Sochib, 2010: 3-4 menyebutkan bahwa esensi pendidikan
merupakan tanggung jawab keluarga, sedangkan sekolah hanya berpartisipasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga menjadi
kunci keberhasilan anak-anaknya. Hal tersebut diperkuat oleh Hurlock 1978: 201 yang menyatakan bahwa salah satu
sumbangan keluarga pada perkembangan anak, yaitu sebagai perangsang kemampuan untuk mencapai keberhasilan di sekolah
dan kehidupan sosial. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari kemampuan, kebutuhan, minat, dan harapankeyakinan, regulasi
diri, dan konsep diri. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari adanya norma standar yang harus dicapai, ada situasi kompetisi, serta jenis tugas dan situasi
menantang, dan keluarga.
e. Fungsi motivasi berprestasi