Pengertian regulasi diri Tinjauan tentang Regulasi Diri

13 BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan tentang Regulasi Diri

a. Pengertian regulasi diri

Teori Bandura menjadi dasar berkembangnya regulasi diri. Hal tersebut sesuai dengan Bandura, 1997; Pintrich, 2004; Pintrich Zusho, 2002, B. Zimmerman, 2000; Zimmerman Schunk, 2004 dalam Schunk, 2012: 552 yang menyatakan bahwa prinsip teori kognitif sosial dari Albert Bandura telah diterapkan secara luas pada pengaturan regulasi diri. Teori tersebut menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan Sugihartono, et.al., 2013: 101. Dari perspektif sosial kognitif, regulasi diri membutuhkan pilihan bagi peserta didik. Ini tidak berarti bahwa peserta didik selalu mengambil keuntungan dari pilihan yang tersedia, khususnya ketika mereka tidak memahami tentang apa yang dilakukan dan kemudian bertanya kepada guru. Regulasi diri merupakan suatu alat bagi peserta didik untuk menyalurkan keinginan mereka dalam memenuhi kebutuhan kompetisinya Elliot Dweck, 2005: 6. Hal ini sejalan dengan pendapat Zimmerman dalam Schunk, 2012: 545 menyatakan bahwa regulasi pengaturan diri merupakan proses yang digunakan peserta didik untuk memfokuskan pikiran, perasaan, dan tindakan 14 secara sistematis untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, regulasi diri berkaitan dengan proses pencapaian tujuan. Schunk 2012: 561 menjelaskan bahwa regulasi diri merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan seseorang dalam menjalani proses pendidikannya. “Self-regulated learning refers to ability to controll all aspects of one’s learning, from advance planning to how one evaluates performance afterward ” Bruning, et.al., 2011: 114. Artinya regulasi diri merupakan kemampuan untuk mengontrol semua aspek pembelajaran, dari perencanaan hingga bagaimana mengevaluasi perilaku setelahnya. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki regulasi diri akan muncul motivasi dalam dirinya. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan bahwa “motivasi terkait erat dengan pengaturan diri” Pintrich, 2003; Wolters, 2003 dalam Schunk, 2012: 585. Dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa regulasi diri merupakan kemampuan mengontrol diri sendiri yang mengarahkan pikiran, perasaan, dan tindakan yang direncanakan untuk mencapai tujuan personal. Peserta didik yang memiliki regulasi diri akan muncul motivasi dalam dirinya.

b. Aspek regulasi diri