Perhitungan pH Larutan Garam yang Terhidrolisis Tabel 2.1

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Peneliti Layak digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran kimia Dapat membantu mengembangkan KP siswa Analisis Kurikulum Lembar Kerja Siswa LKS Praktikum Keterampilan Proses KP Terdiri dari Mengobservasi Memunculkan pertanyaan Berhipotesis Menemukan pola dan hubungan MeramalkanMemprediksi Berkomunikasi secara efektif Memikirkan dan merencanakan penyelidikan Merancang dan membuat Memilih dan menggunakan bahan dan peralatan secara efektif Mengukur dan menghitung

4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut

Meliputi dengan Melakukan Percobaan Merumuskan masalah Mencakup Mengajukan dan menguji hipotesis Menentukan variabel Merancang dan merakit instrumen Mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data Menarik kesimpulan Mengkomunikasikan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Keterampilan Proses Menyusun LKS berbasis keterampilan proses Permasalahan  LKS yang umum digunakan masih bermodel cookbook  Siswa hanya terpaku pada urutan langkah kerja sehingga tidak kreatif  Kurang mengembangkan kreativitas dan KP  LKS Berbasis KP belum banyak ditemui  LKS lebih kreatif  LKS berbasis KP yang dapat menumbuhkan KP siswa Solusi Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan Antara lain

G. Kajian Pustaka Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yuni Pratama Wati dan Ismoni berjudul Development Of Chemistry Student Worksheet On Main Material Acid, Base, and Salt With Science Process Skills Orientation For Pioneering International Standard Junior High School, menyimpulkan bahwa lembar kerja siswa kimia pada materi pokok asam, basa, dan garam dengan berorintasi keterampilan proses sains yang dikembangkan layak digunakan sebagai bahan pembelajaran karena memperoleh persentase  61 untuk semua aspek termasuk: kriteria kelayakan untuk konten dengan persentase 86,11 sangat layak; kriteria kelayakan untuk penyajian dengan persentase 85,65 sangat layak; kriteria kelayakan untuk kesesuaian dengan komponen keterampilan proses sains dengan persentase 89,44 sangat layak, dan kriteria kelayakan bahasa dengan persentase 88,19 sangat layak. Semua penilaian kriteria ini sudah sangat layak, namun dalam penelitian ini tidak menilai tanggapan siswa terhadap lembar kerja siswa yang dikembangkan tersebut. Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Seffi Dian Septiarini dan Sri Poedjiastoeti yang berjudul Development Of Chemistry Student Worksheet With Process Skill Orientation On The Factors Influencing Reaction Rate Matter For Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI, menyimpulkan bahwa lembar kerja siswa kimia yang telah dikembangkan layak sebagai perangkat pembelajaran dengan memperoleh persentase  51 untuk semua aspek termasuk: kriteria konten 83,33; kriteria penyajian 86,46; kriteria kesesuaian terhadap komponen keterampilan proses sebagai 84,38, kriteria bahasa 75,83, dan tanggapan siswa 93,92. Hanya saja dalam penelitian ini kriteria bahasa memperoleh persentase terkecil dari semua penilaian kriteria. Oleh karena itu, hal ini dapat dijadikan bahan masukan dalam penelitian ini untuk membuat lembar kegiatan siswa dengan menggunakan bahasa yang lebih baik. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Neni Puji Astutik dan Rusmini berjudul Development Of Chemistry Experiment Worksheet With Process Skills Orientation In Chemical Equilibrium Topic For Senior High School Grade XI, diperoleh kesimpulan bahwa lembar kerja percobaan kimia dengan berorientasi keterampilan proses dalam topik kesetimbangan kimia telah dikembangkan dengan mencapai kriteria konten 90,28 sangat baik, kriteria penyajian 82,54 sangat baik dan kriteria grafik 80,05 sangat baik dan kriteria bahasa 85 sangat baik serta kesesuaian dengan keterampilan proses 89,96 sangat baik. Dalam penelitian tersebut, kriteria grafik memperoleh penilaian terendah dengan persentase 80,05. Hal ini tentunya dapat dijadikan bahan masukan dalam penelitian ini untuk membuat lembar kegiatan siswa dengan desain grafis yang lebih baik. Fethiye Karsli dan Çiğdem Şahin melakukan penelitian yang berjudul Developing Worksheet Based on Science Process Skills: Factors Affecting Solubility. Penelitian ini menggunakan lembar kerja yang diberikan kepada calon guru sains dalam melatih keterampilan proses sainsnya, seperti mengidentifikasi dan mengendalikan variabel, merumuskan dan pengujian hipotesis, menggambarkan kerja, bereksperimen dan mengomentari variabel. Lembar kerja yang diberikan terdiri dari 4 bagian, yaitu: 1 bagian I, karakter kartun yang memberikan informasi tentang pelajaran bertujuan untuk menangkap perhatian siswa; 2 bagian II, menamai dan menggambar peralatan laboratorium dan bahan kimia yang diberikan; 3 bagian III, kegiatan untuk menerapkan keterampilan proses sains; dan 4 bagian IV, pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Bagian-bagian dari lembar kerja ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan desain LKS yang akan dikembangkan. 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu proses persiapan, proses penulisan dan pengembangan LKS kimia, proses validasi, dan proses uji coba LKS kimia. 1. Proses persiapan dilakukan dari bulan September – Oktober 2013. 2. Proses penulisan dan pengembangan LKS kimia dilakukan dari bulan November 2013 – Januari 2014. 3. Proses validasi dilaksanakan pada bulan Desember 2013 – Januari 2014. 4. Proses uji coba dilaksanakan pada 4 dan 24 April 2014. Proses uji coba dilakukan di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, yang berlokasi di Jalan Benda Timur XI Komplek Perumahan Pamulang Permai 2, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15416.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, yaitu pada penelitian kualitatif, datanya bersifat deskriptif. Maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, dan catatan-catatan lapangan saat penelitian dilakukan. 1 Selain itu, data yang diperoleh tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik. Analisis data dilakukan dengan memberi pemaparan mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. 2 Sedangkan pada penelitian kuantitatif, datanya bersifat kuantitatifangka-angka dan analisis data dilakukan setelah selesai penggumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik. 3 1 Departemen Pendidikan Nasional, Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 32. 2 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, Cet. 7, h. 39. 3 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., h. 34.