Teknik Analisis Data Pengembangan lembar kegiatan siswa kimia berbasis keterampilan proses pada materi hidrolisis garam

LKS 3 memperoleh persentase rata-rata sebesar 33,33 dan ketiga LKS berkriteria kurang baik pada dimensi struktur LKS secara umum. Pada dimensi komponen LKS percobaan, ketiga LKS memperoleh persentase tinggi, yaitu 67,86 untuk LKS 1 serta 64,29 untuk LKS 2 dan 3. Ketiga LKS berkriteria baik pada dimensi komponen LKS percobaan. Hal ini dikarenakan komponen LKS telah ditentukan oleh penyusun LKS. Disamping itu, ketiga LKS hidrolisis garam yang dianalisis masih bermodel cook book buku resep masakan. LKS ini tentunya membuat siswa hanya terpaku pada urutan prosedur percobaan dan hasil pengamatan yang diinginkan. Dengan demikian, siswa tidak memiliki kesempatan dalam menentukan sendiri tujuan percobaan, alat dan bahan, prosedur percobaan, dan tabel pengamatan. Hasil ini sejalan dengan persentase rata-rata yang diperoleh ketiga LKS pada dimensi kreativitas siswa dalam belajar, yaitu sebesar 0,00 dan berkriteria sangat kurang baik. Untuk dimensi keterampilan proses, ketiga LKS memperoleh persentase rata-rata yang berbeda-beda, yaitu 33,96 untuk LKS 1, 35,83 untuk LKS 2, dan 28,75 untuk LKS 3. Ketiga LKS berkriteria kurang baik pada dimensi keterampilan proses. Selain itu, terdapat beberapa keterampilan proses yang memperoleh persentase 0,00, yaitu keterampilan memunculkan pertanyaan, meramalkan, merancang dan membuat, serta memikirkan dan merencanakan penyelidikan. Oleh karena itu, diperlukan LKS hidrolisis garam yang dapat memuat keterampilan proses yang diharapkan sehingga dapat membuat siswa lebih kreatif dalam pembelajaran. Dari hasil analisis kebutuhan diketahui bahwa ketiga LKS praktikum hidrolisis garam berdasarkan dimensi struktur LKS secara umum masih kurang baik dengan persentase rata-rata berkisar antara 33,33  37,50. Pada dimensi komponen LKS percobaan, ketiga LKS sudah baik dengan persentase berkisar antara 64,29  67,86. Sedangkan pada dimensi kreativitas siswa dalam belajar, ketiga LKS masih sangat kurang baik dengan persentase rata-rata sebesar 0,00. Untuk dimensi keterampilan proses, ketiga LKS juga masih kurang baik dengan persentase rata-rata berkisar antara 28,75  35,83. Salah satu solusi yang dipertimbangkan adalah membuat LKS kimia berbasis keterampilan proses dimana siswa dapat belajar materi hidrolisis garam melalui percobaan yang terdapat dalam LKS. Selain itu, penggunaan LKS kimia berbasis keterampilan proses dapat membantu siswa mempelajari dan mengembangkan keterampilan prosesnya. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dapat disimpulkan bahwa ketiga LKS yang dianalisis tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreativitas dalam melakukan percobaan. Selain itu, penggunaan LKS praktikum yang berbasis keterampilan proses di sekolah belum maksimal. Maka dari itu, diperlukan adanya inovasi lain dari LKS percobaan hidrolisis garam, yaitu dengan membuat LKS kimia berbasis keterampilan proses pada materi hidrolisis garam.

b. Pemilihan Materi

Setelah melakukan analisis kebutuhan bahan ajar, peneliti menentukan materi yang akan dibuat dalam bentuk LKS kimia. Peneliti memilih materi hidrolisis garam untuk dikembangkan dengan keterampilan proses, karena pengembangan keterampilan proses dalam LKS pada materi hidrolisis garam belum maksimal dan hanya menggunakan sebagian keterampilan proses.

c. Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pada tahap ini dilakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar pada SK 4 dan KD 4.4 seperti pada tabel berikut. Tabel 4.2 Penentuan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SK: 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya KD: 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut Pada Tabel 4.2, peneliti memilih SK 4 dan KD 4.4 karena materi hidrolisis garam dapat memberikan pengetahuan kepada siswa bahwa tidak semua garam yang umum dikenal bersifat netral dengan pH = 7, seperti garam NaCl. Selain itu, sifat dan hidrolisis garam banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada produk pemutih pakaian dan pupuk untuk tanah pertanian. Pengetahuan ini dapat membantu siswa dalam menangani bahan kimia di kehidupan dengan lebih bijak. Oleh karena itu, banyak keterampilan proses yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran materi hidrolisis garam. Peneliti memilih keterampilan proses karena keterampilan proses dapat dikembangkan dalam pembelajaran materi hidrolisis garam secara maksimal, sedangkan kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan keterampilan proses dalam pembelajaran hidrolisis garam belum maksimal. Berdasarkan analisis SK dan KD, dapat dipetakan indikator yang harus dicapai dalam pembelajaran hidrolisis garam berikut ini. Tabel 4.3 Indikator Umum SK dan KD Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pembelajaran 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut  Menjelaskan pengertian dan jenis hidrolisis garam Pengertian dan jenis hidrolisis garam  Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang terhidrolisis dalam air melalui percobaan Sifat garam yang terhidrolisis  Menentukan sifat garam yang terhidrolisis  Menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis pH larutan garam yang terhidrolisis Tabel 4.3 merupakan indikator umum SK dan KD materi hidrolisis garam. Berdasarkan pemetaan indikator tersebut, peneliti mengetahui indikator pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa pada pembelajaran hidrolisis garam. Selain itu, dengan memahami indikator