Hakikat Pembelajaran Sains Pengembangan lembar kegiatan siswa kimia berbasis keterampilan proses pada materi hidrolisis garam

secara efektif manipulating materials and equipment effectively, serta mengukur dan menghitung measuring and calculating. 18 Penggunaan keterampilan proses ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Ilustrasi Penggunaan Keterampilan Proses Menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest 1992 Berdasarkan gambar diatas, Wynne Harlen dan Jost Elstgeest menyatakan bahwa the layout avoids any indication of a hierarchy or sequence in the use of process skills. It also indicates that they are part of a whole, called scientific investigation. In action, it is often difficult to identify their separate use, but the analytical approach helps in making provision for their development. This relationship to the whole process of investigation explains 18 Wynne Harlen dan Jost Elstgeest, op.cit., h. 51-54. Memunculkan pertanyaan Mengobservasi membandingkan, mengelompokkan Mengukur dan menghitung Memilih dan menggunakan bahan dan peralatan secara efektif Memikirkan dan merencanakan penyelidikan Merancang dan membuat Berkomunikasi secara efektif Menemukan pola dan hubungan menyimpulkan Meramalkan memprediksi Berhipotesis Penyelidikan Investigating why investigation is not listed as a skill - it is the amalgam of all those which are listed. 19 Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa ilustrasi tersebut menghindari indikasi hierarki atau urutan dalam penggunaan keterampilan proses. Hal ini juga menunjukkan bahwa keterampilan proses merupakan bagian dari keseluruhan suatu kegiatan yang disebut penyelidikan ilmiah. Dalam penerapannya, sering ditemukan kesulitan untuk mengidentifikasi penggunaan keterampilan proses yang terpisah. Akan tetapi, pendekatan analisis membantu dalam pembuatan ketentuan untuk perkembangan keterampilan proses. Hubungan dalam ilustrasi ini terhadap seluruh proses penyelidikan menjelaskan mengapa ‘penyelidikan’ tidak terdaftar sebagai keterampilan karena penyelidikan merupakan gabungan dari sepuluh keterampilan proses yang disebutkan. Oleh karena itu, keterampilan proses yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori keterampilan proses menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest 1992. Berikut jenis keterampilan proses beserta indikatornya: a. Mengobservasi observing Keterampilan mengobservasi ini meliputi keterampilan mengamati, mengelompokkan, dan membandingkan. Mengamati yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera. 20 “Keterampilan mengamati berhubungan dengan penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat indra untuk menggambarkan obyek dan hubungan ruang waktu atau mengukur karakteristik fisik benda-benda yang diamati”. 21 Kegiatan mengamati terdiri dari dua jenis, yakni 1 kualitatif, dengan menggunakan pancaindera dan pengamatan; 2 kuantitatif, dengan menggunakan 19 Wynne Harlen dan Jost Elstgeest, op.cit., h. 26-27. 20 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, h. 42. 21 Zulfiani dkk, op.cit., h. 53. alat bantu yang sudah dibakukan, seperti indikator universal untuk mengetahui pH larutan. 22 Keterampilan mengelompokkan merupakan keterampilan untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan atas berbagai objek peristiwa dilakukan berdasarkan sifat-sifat khususnya sehingga akan diperoleh kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud. 23 Dengan demikian, mengobservasi adalah keterampilan dalam mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai suatu objek atau peristiwa melalui suatu pengamatan, pengelompokkan, dan perbandingan. Indikator dari keterampilan mengobservasi menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest adalah: 1 Menggunakan indra sebanyak mungkin yang aman dan tepat untuk mengumpulkan informasi; 2 Mengidentifikasi perbedaan antara objekperistiwa yang serupa; 3 Mengidentifikasi persamaan antara objekperistiwa yang berbeda; 4 Memperhatikan rincian baikhalus yang relevan dengan penyelidikan; 5 Mengenali urutan dari peristiwa yang berlangsung; 6 Membedakan dari pengamatan apapun yang relevan dengan masalah yang ditangani. b. Memunculkan Pertanyaan Raising Questions Memunculkan pertanyaan dapat disebut juga dengan mengajukan pertanyaan. Menurut Ratna Wilis Dahar, indikator dari keterampilan mengajukan pertanyaan adalah bertanya apa, bagaimana, dan mengapa, mendiskusikan hasil percobaan, dan mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis. 24 Pertanyaan tersebut dapat dijadikan sebagai rangsangan untuk melakukan percobaan. 22 Uus Toharudin dkk, op.cit., h. 36. 23 Ibid. 24 Ratna Wilis Dahar, op.cit., h. 1.16.