Identifikasi Masalah Pengembangan lembar kegiatan siswa kimia berbasis keterampilan proses pada materi hidrolisis garam

bagi kehidupan manusia. 7 Sedangkan IPA sebagai sikap, yakni berupa rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. 8 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPA pada hakikatnya merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dengan menggunakan metode ilmiah sebagai acuan kegiatan ilmiahnya yang didalamnya terdapat keterampilan dan sikap ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara umum. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya. “Pembelajaran IPA hendaknya memberikan pengalaman belajar yang mengembangkan kemampuan bernalar, merencanakan dan melakukan penyelidikan ilmiah, menggunakan pengetahuan yang sudah dipelajari untuk memahami gejala alam yang terjadi di sekitarnya”. 9 Dalam pembelajaran IPA, peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. 10 Oleh karena itu, pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. Depdiknas 2003 dalam Trianto 2010 menyatakan bahwa tujuan pembelajaran sains diharapkan dapat memberikan antara lain: 11 1. Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 7 Trianto, loc.cit. 8 Departemen Pendidikan Nasional, loc.cit. 9 Ibid., h. 23. 10 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, Cet. 1, h. 47-48. 11 Trianto, op.cit., h. 143. 2. Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan masalah, dan melakukan observasi; 3. Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta yang di alam, hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi; 4. Sikap ilmiah antara lain skeptis, kritis, sensitif, obyektif, jujur terbuka, benar dan dapat bekerjasama; 5. Kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam; 6. Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.

B. Keterampilan Proses 1. Pengertian Keterampilan Proses

Wynne Harlen dan Jost Elstgeest menyatakan bahwa “the process skills are among the activities often described as the processes or methods of science, chiefly mental skills, but also involve some associated physical skills and concerned with processing evidence and ideas”. 12 Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa keterampilan proses merupakan kegiatan- kegiatan yang sering digambarkan sebagi proses atau metode ilmiah, terutama keterampilan mental, tetapi juga melibatkan beberapa keterampilan fisik yang terkait dan berkaitan dengan pengolahan bukti atau data ilmiah dan ide-ide. Menurut Ratna Wilis Dahar, keterampilan proses IPA adalah keterampilan-keterampilan tertentu yang dimiliki para ilmuwan dalam melakukan segala kegiatan untuk menghasilkan produk IPA. 13 Sejalan dengan itu, Conny Semiawan dkk mengungkapkan bahwa keterampilan proses merupakan sejumlah kemampuan atau keterampilan fisik dan 12 Wynne Harlen dan Jost Elstgeest, UNESCO Sourcebook for Science in The Primary School: A Workshop Approach to Teacher Education, Paris: UNESCO Publishing, 1992, h. 22. 13 Ratna Wilis Dahar, op.cit., h. 1.14.