Jenis-jenis Keterampilan Proses Keterampilan Proses 1. Pengertian Keterampilan Proses

Indikator dari keterampilan memunculkan pertanyaan menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest, yaitu: 1 Mengajukan pertanyaan yang mengarah ke penyelidikan; 2 Mengajukan pertanyaan berdasarkan hipotesis; 3 Mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab melalui penyelidikan; 4 Menempatkan pertanyaan ke dalam bentuk yang menunjukkan penyelidikan harus dilakukan; 5 Mengakui bahwa beberapa pertanyaan tidak bisa dijawab melalui penyelidikan. c. Berhipotesis Hypothesizing Indikator keterampilan berhipotesis menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest adalah: 1 Mencoba untuk menjelaskan pengamatan atau hubungan dalam beberapa prinsip atau konsep; 2 Menerapkan konsep atau pengetahuan yang diperoleh dalam satu situasi untuk membantu pemahaman atau memecahkan masalah yang lain; 3 Menyadari bahwa ada lebih dari satu penjelasan yang mungkin dari suatu peristiwa; 4 Mengenali kebutuhan untuk menguji penjelasan dengan mengumpulkan lebih banyak bukti; 5 Menyarankan penjelasan yang diujikan bahkan jika tidak mungkin. d. Meramalkanmemprediksi Predicting “Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola data yang sudah ada”. 25 Sejalan dengan itu, memprediksi berarti membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu atau memprediksi 25 Zulfiani dkk, loc.cit. hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip berdasarkan pengetahuan yang sudah ada. 26 Meramalkan berbeda dengan menebak. Menebak adalah memperkirakan suatu hal tanpa adaberdasarkan data atau informasi yang ada. 27 Dengan demikian, meramalkanmemprediksi adalah keterampilan memperkirakan peristiwa atau sesuatu yang belum terjadi di masa mendatang berdasarkan kecenderungan atau keteraturan pola data yang ada. Indikator dari keterampilan meramalkan menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest adalah: 1 Membuat penggunaan bukti untuk membuat suatu prediksi sebagai lawan dari suatu penebakan yang menggunakan catatan bukti yang tidak ada; 2 Dengan tegas menggunakan pola atau hubungan untuk membuat suatu prediksi; 3 Membenarkan bagaimana suatu prediksi dibuat dari segi menyajikan bukti atau pengalaman masa lalu; 4 Menunjukkan perhatian dalam membuat asumsi mengenai penerapan umum dari suatu pola diluar bukti yang tersedia; 5 Membuat penggunaan pola untuk memperhitungkan kemungkinan alasankasus dimana tidak ada informasi yang terkumpul. e. Menemukan pola dan hubungan finding patterns and relationships Indikator dari keterampilan menemukan pola dan hubungan menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest adalah: 1 Menempatkan berbagai potongan-potongan informasi bersama dari pengamatan langsung atau sumber sekunder dan menarik suatu kesimpulan dari informasi tersebut; 2 Menemukan keteraturan atau kecenderungan dalam informasi, pengukuran atau pengamatan; 26 Uus Toharudin dkk, op.cit., h. 37. 27 Moh. Uzer Usman, op.cit., h. 43. 3 Mengidentifikasi suatu hubungan antara satu variabel dan variabel lain; 4 Menyadari perbedaan antara kesimpulan yang sesuai untuk semua bukti dan menarik kesimpulan yang diluarmelebihi bukti; 5 Memeriksa suatu gabungan atau hubungan yang disimpulkandiduga terhadap bukti yang ada. f. Berkomunikasi secara efektif Communicating Effectively Mengomunikasikan adalah menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan atau penampilan. 28 Mengomunikasikan juga dapat diartikan sebagai penyampaian dan perolehan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara dan visual. 29 Pengertian lain menyatakan bahwa keterampilan berkomunikasi adalah menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil percobaan kepada orang lain dalam bentuk lisan, tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi dapat berupa paparan sistematik laporan. 30 Dengan demikian, mengomunikasikan adalah keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil penemuan, hasil percobaan kepada orang lain dalam bentuk lisan, tulisan, tabel, grafik, diagram, gambar atau laporan. Indikator dari keterampilan berkomunikasi secara efektif menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest adalah: 1 Menggunakan tulisan atau lisan sebagai media untuk memilih ide atau menghubungkan satu ide dengan yang lain; 2 Mendengarkan ide orang lain dan menanggapinya; 3 Membuat catatan pada tindakan atau pengamatan; 4 Menampilkan hasil yang tepat menggunakan grafik, tabel, pemetaan, dll; 5 Melaporkan peristiwa secara sistematis dan jelas; 28 Ibid. 29 Uus Toharudin, loc.cit. 30 Zulfiani dkk, op.cit., h. 54. 6 Menggunakan berbagai sumber informasi; 7 Mempertimbangkan bagaimana menyajikan informasi sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. g. Merancang dan membuat Designing and Making Indikator dari keterampilan merancang dan membuat menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest adalah: 1 Memilih bahan yang tepat untuk membangun sesuatu yang harus bekerja atau menjalankan suatu tujuan; 2 Memilih bahan yang tepat untuk membangun modelcontoh; 3 Menghasilkan rencana atau rancangan yang merupakan suatu usaha realistis pada pemecahan suatu masalah; 4 Berhasil dalam membuat modelcontoh yang bekerja atau memenuhi kriteria tertentu; 5 Meninjau ulang rencana atau pembuatanpembangunan yang berkaitan dengan masalah yang harus diselesaikan. h. Memikirkan dan merencanakan penyelidikan Devising and Planning Investigations Indikator dari memikirkan dan merencanakan penyelidikan menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest adalah: 1 Menentukan peralatan, bahan, dll yang diperlukan untuk penyelidikan; 2 Mengidentifikasi hal apa yang akan mengubah atau berubah ketika pengamatan atau pengukuran berbeda dilakukan; 3 Mengidentifikasi variabel apa yang dibuat sama untuk pengujian yang adilwajar; 4 Mengidentifikasi hal apa yang harus diukur atau dibandingkan; 5 Mempertimbangkan terlebih dahulu bagaimana pengukuran, perbandingan, dll digunakan untuk memecahkan masalah; 6 Menentukan urutan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyelidikan. i. Memilih dan menggunakan bahan dan peralatan secara efektif manipulating materials and equipment effectively Indikator dari memilih dan menggunakan bahan dan peralatan secara efektif menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest adalah: 1 Memperlakukan dan memilih serta menggunakan bahan dengan hati-hati untuk keselamatan dan efisiensi; 2 Menggunakan alat-alat dengan efektif dan aman; 3 Menunjukkan kepedulian dan penghormatan yangs sesuai untuk makhluk hidup; 4 Merakit bagian-bagian dengan sukses sesuai pada rencana; 5 Bekerja dengan tingkat ketelitian yang tepat pada tugas yang ditangani. j. Mengukur dan menghitung Measuring and calculating Mengukur diartikan sebagai cara membandingkan sesuatu yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Keterampilan menggunakan alat untuk memperoleh sebuah data disebut pengukuran. 31 Mengukur merupakan bagian dari pengukuran, yaitu proses penemuan ukuran dari suatu objek yang digunakan untuk melakukan pengamatan kuantitatif. 32 Dengan demikian, mengukur merupakan keterampilan dalam menggunakan alat untuk menemukan ukuran dari objek yang diamati sebagai data kuantitatif. Indikator dari mengukur dan menghitung menurut Wynne Harlen dan Jost Elstgeest adalah: 1 Menggunakan ukuran standar atau non-standar yang tepat dalam membuat perbandingan atau mengambil bacaan; 2 Mengambil serangkaian pengukuran yang memadai untuk tugas yang ditangani; 31 Uus Toharudin dkk, loc.cit. 32 Trianto, op.cit., h. 146. 3 Menggunakan alat pengukur dengan benar dan ketelitian yang wajar; 4 Menghitung hasil dengan suatu cara yang efektif; 5 Menunjukkan perhatian terhadap ketepatan dalam memeriksa pengukuran atau perhitungan.

3. Penerapan Keterampilan Proses

Keterampilan proses perlu dilatihkan atau dikembangkan dalam pembelajaran sains termasuk kimia karena memiliki peran-peran sebagai berikut: 33 a. Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya; b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan; c. Meningkatkan daya ingat; d. Memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu; e. Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains. Dengan mengembangkan keterampilan proses maka siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep sains. Hal ini juga dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai- nilai yang terkandung dalam keterampilan proses untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

C. Lembar Kegiatan Siswa 1. Pengertian Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. 34 Dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar Departemen Pendidikan 33 Ibid., h. 148. 34 Ibid., h. 111. Nasional Tahun 2008, lembar kegiatan siswa student worksheet adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. 35 Pengertian lain menyatakan bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan dapat berupa tugas teoritis membuat resume, dll dan tugas praktis kerja laboratorium. 36 “Secara umum, LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pembelajaran RP“. 37 Tujuan dari LKS adalah untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan untuk mengefektifkan pelaksanaan belajar mengajar. 38 Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa lembar kegiatan siswa LKS adalah suatu bahan ajar cetak berupa panduan atau lembaran-lembaran berisi materi, ringkasan, informasi, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran berupa tugas teoritis maupun tugas praktis yang harus dikerjakan oleh peserta didik mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Adapun ciri-ciri LKS sebagai berikut: a. LKS hanya terdiri dari beberapa halaman, tidak sampai 100 halaman; b. LKS dicetak sebagai bahan ajar yang spesifik untuk dipergunakan oleh satuan tingkat pendidikan tertentu. 39 35 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 13. 36 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2011, Cet. 1, h. 204. 37 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011, h. 74. 38 Marno, Modul Pengembangan Bahan Ajar pada Sekolah Jakarta: Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Kementerian Agama RI, 2012, Cet. 2, h. 77. 39 Ibid.

2. Jenis-jenis Lembar Kegiatan Siswa

Ada lima macam bentuk LKS yang umumnya digunakan oleh peserta didik, yaitu: 40 a. LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep. Dalam penggunaannya, LKS ini didampingi sumber belajar lain seperti buku. b. LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. LKS ini digunakan untuk melatih siswa dalam menerapkan konsep yang telah dipelajari sebelumnya dalam kehidupan sehari-hari. c. LKS sebagai penuntun belajar, berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya terdapat di dalam buku. Fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta didik menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. LKS ini juga sesuai untuk keperluan remediasi. d. LKS sebagai penguatan. LKS ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran dalam LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku pelajaran. LKS ini juga cocok digunakan untuk pengayaan. e. LKS sebagai petunjuk praktikum. LKS ini berisi petunjuk praktikum yang dipisahkan ke dalam buku tersendiri sebagai kumpulan LKS.

3. Fungsi Lembar Kegiatan Siswa

Berdasarkan pengertian LKS, maka dapat diketahui bahwa LKS memiliki setidaknya empat fungsi sebagai berikut: 41 a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik; b. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; c. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan; 40 Andi Prastowo, op.cit., h. 209-211. 41 Ibid., h. 205-206. d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. Selain itu, fungsi LKS bagi siswa adalah untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang didapat. Sedangkan fungsi LKS bagi guru yaitu untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya serta mempertimbangkan proses berpikir yang bagaimana yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. 42

4. Tujuan Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa

Tujuan penyusunan LKS adalah sebagai berikut: 43 a. Membantu peserta didik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. b. Memperkuat dan menunjang tujuan pembelajaran dan ketercapaian indikator serta kompetensi dasar dan standar kompetensi SKKD yang dirumuskan; Selain itu, terdapat empat poin yang menjadi tujuan penyusunan LKS, yaitu: 44 a. Melatih kemandirian belajar peserta didik; b. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan; c. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan; dan d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

5. Prinsip Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa

Prinsip-prinsip dalam menggunakan LKS diantaranya: 45 a. Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar SKKD, indikator dan tujuan pembelajaran; termasuk pembuatan rencana pelaksanaan pembelajarannya dalam bentuk RPP; b. Memilih secara cermat dan menilai secara teliti tentang pertanyaan, tugas atau jenis latihan dalam LKS dan melihat kesesuaiannya dengan kebutuhan pembelajaran dan tahap perkembangan peserta didik; 42 Marno, op.cit., h. 78. 43 Uus Toharudin dkk, op.cit., h. 214. 44 Andi Prastowo, op.cit., h. 206. 45 Uus Toharudin dkk, op.cit., h. 215-216. c. Penggunaan LKS bukan untuk menggantikan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, melainkan sebagai sarana untuk mempercepat tujuan pembelajaran; d. Penggunaan LKS sebaiknya dapat menumbuhkan minat peserta didik terhadap pembelajaran sains melalui diskusi dan pelaksanaan langkah kerja berupa percobaan atau demonstrasi.

6. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa

Dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008, langkah-langkah dalam menyusun lembar kegiatan siswa dapat dilakukan sebagai berikut: 46 a. Analisis kurikulum Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi- materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, dan kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa. b. Menyusun peta kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya. Sekuensi LKS dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan. c. Menentukan judul-judul LKS Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi dasar, materi- materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi dasarnya tidak terlalu besar. Besarnya kompetensi dasar dapat dideteksi dengan cara menguraikan kompetensi dasar ke dalam materi pokok. Jika materi pokok yang didapatkan maksimal empat materi pokok, maka kompetensi dasar tersebut telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun, jika materi pokok yang didapatkan lebih dari empat materi pokok, maka perlu dipikirkan kembali untuk memecah LKS menjadi dua judul LKS. 46 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., h. 23-24.