Angket Siswa Data Tahap Pengembangan LKS a. Menentukan Desain LKS Kimia

75,00. Adapun keterampilan merancang dan membuat 7 berdasarkan respon siswa memperoleh persentase sebesar 68,33. Persentase tertinggi berikutnya berdasarkan penilaian ahli dan praktisi terdapat pada keterampilan mengobservasi 1 dengan persentase sebesar 77,08. Sedangkan keterampilan mengobservasi 1 berdasarkan respon siswa memperoleh persentase sebesar 68,75. Persentase terendah berdasarkan penilaian ahli dan praktisi terdapat pada keterampilan memunculkan pertanyaan 2, meramalkan 4, memikirkan dan merencanakan penyelidikan 8, serta mengukur dan menghitung 10 dengan masing-masing persentase sebesar 75,00. Berdasarkan respon siswa, keterampilan memunculkan pertanyaan 2 memperoleh persentase sebesar 69,75, Sedangkan keterampilan memikirkan dan merencanakan penyelidikan 8 memperoleh persentase sebesar 73,33. Adapun keterampilan meramalkan 4 serta mengukur dan menghitung 10 memperoleh persentase yang sama, yakni sebesar 70,00.

d. Observasi Keterlaksanaan Keterampilan Proses dalam LKS

Selain data dari angket siswa, pada proses uji coba LKS kimia yang dikembangkan juga dilakukan observasi pengamatan mengenai keterlaksanaan dari keterampilan proses yang terkandung dalam LKS kimia. Uji coba LKS kimia dilakukan kepada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang terdiri dari 30 orang siswa yang dibagi ke dalam 8 kelompok. Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh data dari hasil observasi mengenai keterampilan proses yang teramati selama penggunaan LKS kimia berbasis keterampilan proses. Data yang diperoleh melalui lembar observasi merupakan data kuantitatif dalam bentuk persentase tiap keterampilan proses, yang kemudian ditafsirkan menjadi kategori kriteria penilaian. Hasil pengolahan data observasi dapat dilihat pada lampiran 26. Berikut hasil persentase rata-rata keterampilan proses dari data observasi. Tabel 4.10 Hasil Persentase Rata-Rata Keterampilan Proses yang Teramati Keterampilan Proses Indikator Persentase per Indikator Persentase Rata-Rata Kriteria Mengobservasi 1a 58,33 62,08 Baik 1b 85,00 1c 95,83 1d 18,75 1e 89,17 1f 72,50 Memunculkan pertanyaan 2a 31,67 30,50 Kurang Baik 2b 3,33 2c 46,67 2d 34,17 2e 36,67 Berhipotesis 3a 79,58 70,09 Baik 3b 89,17 3c 40,83 3d 35,00 3e 39,17 Meramalkan 4a 73,33 65,56 Baik 4b 58,33 4c 52,50 4d 67,50 4e 74,17 Menemukan pola dan hubungan 5a 62,71 61,57 Baik 5b 66,25 5c 97,50 5d 41,67 5e 31,67 Berkomunikasi secara efektif 6a 75,83 69,10 Baik 6b 63,75 6c 76,67 6d 96,67 6e 85,42 6f 32,92 6g 62,50 Merancang dan membuat 7a 57,50 62,50 Baik 7b 57,50 7c 69,58 7d 68,33 7e 52,50 Memikirkan dan merencanakan penyelidikan Memilih dan menggunakan bahan dan peralatan secara efektif Mengukur dan menghitung Persentase R Unt pengamata observasi dituangkan k Gambar 4.3 G 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 62.08 3 G 8a 57,50 70,97 8b 80,83 8c 62,50 8d 60,83 8e 70,00 8f 94,17 9a 83,33 82,29 9b 98,33 9c 93,33 9d 95,00 9e 68,33 10a 83,75 80,74 10b 75,00 10c 87,50 10d 75,00 10e 73,33 Rata-Rata Keseluruhan 65,54 Untuk mempermudah pembacaan data persent atan, maka hasil persentase tiap keterampil si keterlaksanaan LKS kimia berbasis ketera kan ke dalam bentuk grafik sebagai berikut:

4.3 Grafik Persentase Keterampilan Proses yang T

8 30.50 70.09 65.56 61.57 69.10 62.50 70.97 82.29 Grafik Keterampilan Proses yang Teramati 70,97 Baik 82,29 Sangat Baik 80,74 Sangat Baik 5,54 Baik sentase dari hasil pilan proses dari terampilan proses, g Teramati .29 80.74 Dari Gambar 4.3 diketahui bahwa persentase tertinggi keterampilan proses yang teramati terdapat pada keterampilan memilih dan menggunakan bahan dan peralatan secara efektif, yakni sebesar 82,29. Kemudian persentase tertinggi berikutnya terdapat pada keterampilan mengukur dan menghitung, memikirkan dan merencanakan penyelidikan, berhipotesis, dan berkomunikasi secara efektif dengan persentase masing-masing sebesar 80,74, 70,97, 70,09, dan 69,10. Persentase tertinggi berikutnya terdapat pada keterampilan meramalkan, merancang dan membuat, mengobservasi, serta menemukan pola dan hubungan dengan persentase masing- masing sebesar 65,56, 62,50, 62,08, dan 61,57. Persentase terendah terdapat pada keterampilan memunculkan pertanyaan sebesar 30,50.

B. Pembahasan

Tujuan peneliti dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk baru yaitu LKS kimia yang berbasis keterampilan proses. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data mengenai proses pengembangan LKS kimia dan data hasil uji coba produk serta penilaian ahli dan praktisi terhadap LKS kimia berbasis keterampilan proses pada materi hidrolisis garam. Untuk mengembangkan produk LKS kimia, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan peneliti berdasarkan pada teori yang digunakan. Teori yang digunakan merupakan teori dari buku Andi Prastowo dan Panduan Pengembangan Bahan Ajar Depdiknas 2008. Peneliti mengkombinasikan dua teori tersebut untuk dijadikan panduan dalam penyusunan LKS kimia. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa langkah penyusunan LKS dalam teori Depdiknas yang kurang sesuai digunakan dalam penelitian ini, seperti menyusun peta kebutuhan bahan ajar. Tahapan yang digunakan oleh peneliti dirangkum dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengembangan, dan tahap evaluasi. Tahap pertama adalah tahap persiapan. Pada tahap ini peneliti melakukan studi kepustakaan dan analisis mengenai LKS praktikum hidrolisis garam yang umum digunakan siswa. LKS praktikum ini diperoleh dari 3 LKS, yaitu LKS percobaan hidrolisis garam SMAN 3 Kota Tangerang Selatan, LKS dari LKS yang digunakan siswa, dan LKS dari buku kimia siswa. Analisis kebutuhan ini menggunakan lembar penilaian sejenis angket yang berisi 38 pernyataan berskala ratting scale. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai LKS praktikum hidrolisis garam yang umum digunakan siswa berdasarkan dimensi struktur LKS secara umum, komponen LKS percobaan, kreativitas siswa dalam belajar, dan keterampilan proses. Dari Tabel 4.1, diperoleh bahwa persentase rata-rata LKS 1 dan 2 pada dimensi struktur LKS secara umum sebesar 37,50. Sedangkan LKS 3 memperoleh persentase rata-rata sebesar 33,33 dan ketiga LKS masih kurang baik pada dimensi struktur LKS secara umum. Pada dimensi komponen LKS percobaan, ketiga LKS memperoleh persentase rata-rata tinggi, yaitu 67,86 untuk LKS 1 serta 64,29 untuk LKS 2 dan 3. Ketiga LKS sudah baik pada dimensi komponen LKS percobaan. Hal ini dikarenakan komponen LKS telah ditentukan oleh penyusun LKS. Disamping itu, ketiga LKS hidrolisis garam yang dianalisis masih bermodel cook book buku resep masakan. LKS ini tentunya membuat siswa hanya terpaku pada urutan prosedur percobaan dan hasil pengamatan yang diinginkan. Dengan demikian, siswa tidak memiliki kesempatan dalam menentukan sendiri tujuan percobaan, alat dan bahan, prosedur percobaan, dan tabel pengamatan. Hal ini tak jauh beda dengan pendapat yang menyatakan bahwa siswa tidak akan terampil misalnya untuk merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan, melakukan percobaan, melakukan pengukuran, mengolah data, dan menarik kesimpulan apabila tidak ada peluang bagi siswa untuk melakukan sendiri proses tersebut secara terus-menerus. 1 Hasil ini 1 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam KTSP, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010, Cet. 2, h. 149.