Tumbuhkan Model Pembelajaran TANDUR

minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dulu tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, para siswa pun seyogyanya dapat dilibatkan untuk bersama- sama merumuskan tujuan belajar beserta cara-cara untuk mencapainya 2 Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa. 3. Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal; dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa untuk belajar. Biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar. 4 Mengadakan kompetisi yang sehat antar siswa. Cara ini dapat dilakukan dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok memperoleh tugas tertentu dan diberikan kesempatan untuk menampilkan hasil kerja mereka. Kelompok yang lain dapat memberikan tanggapannya terhadap hasil kerja kelompok yang tampil. Cara lain yang lebih umum adalah dengan memberikan tes tertulis sebelum atau sesudah pembelajaran. Cara ini dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk lebih baik lagi. 5. Menggunakan berbagai alat peraga yang relevan. Hal ini bertujuan menjadikan siswa dapat mengenal langsung sesuatu yang diceritakan sehingga konkrit dan tidak hanya membayangkan dan mengkhayalkan sesuatu. Peragaan ini dapat berupa peragaan langsung atau tak langsung. Peragaan langsung adalah memperlihatkan bendanya sendiri sedangkan jika tidak memungkinkan dapat dengan pergaan tak langsung seperti gambar, foto, film dan sebagainya. 21 6. Menciptakan lingkungan fisik, emosional dan sosial yang kondusif untuk belajar. Menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar dapat dilakukan misalnya dengan mengatur susunan bangku yang berbeda. Bangku siswa dapat disusun untuk mendukung tujuan belajar bagi pelajaran apapun yang diberikan. Guru dapat meminta siswa mengatur ulang bangku mereka untuk memudahkan jenis interaksi yang diperlukan. Untuk presentasi siswa, ajaran guru dan lain-lain, atur bangku sehingga siswa menghadap ke depan untuk membantu mereka tetap fokus ke depan. Untuk kerja kelompok, bangku dapat diputar saling berhadapan. Guru harus mampu menyesuaikan kondisi fisik kelas sesuai kebutuhan sehingga tercipta kondisi yang kondusif dan dapat menarik minat siswa untuk belajar. Hubungan yang baik antara guru dan siswa harus tercipta sehingga tercipta suasana emosional yang nyaman untuk belajar. 22

b. Alami

Untuk menjadikan konsep-konsep yang disajikan menjadi nyata bagi siswa, maka tugas selanjutnya adalah bagaimana membuat siswa mengalami langsung hal-hal yang dipelajari. Kegiatan ini akan membuat hal yang abstrak menjadi konkret, di samping itu pengalaman langsung juga menumbuhkan kemampuan berpikir siswa, yaitu ketika mereka mendapatkan hal-hal yang mungkin aneh atau bahkan bertentangan dengan logika sehari-hari, sehingga diharapkan muncul pertanyaan mengapa, bagaimana, dan apa, terhadap fakta yang mereka alami. 23 Dalam pelajaran fisika kegiatan memberikan pengalaman pada siswa itu akan lebih bermakna jika setiap materi yang diterima siswa dapat dipraktekkan 21 Marwan, op.cit., h. 18-19 22 Ramdafitri Zulvia, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran TANDUR, Skripsi, Perpustakaan UPI Bandung : Tidak diterbitkan, 2008, h.15. 23 Gani Hamdani, Pengaruh Penerapan Model Tandur Dalam Pembelajaran Ipa Fisika Terhadap Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa , Skripsi, Perpustakaan UPI Bandung: tidak diterbitkan, 2008, h.11. di laboratorium, dan jika sekolah tidak memiliki fasilitas yang memadai maka dituntut kreatifitasan guru untuk menuntun siswa melakukan percobaan dengan peralatan sederhana yang dapat memperkuat konsep yang akan disajikan. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelompok, tanya jawab, latihan soal, menganalisis kasus, dan sebagainya. 24 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian kesempatan mengalami pada siswa yaitu adanya perbedaan individual pada setiap siswa misalnya perbedaan intelegensi, minat, bakat, kemampuan jasmani dan hal-hal yang lain yang menyebabkan seseorang berbeda satu dengan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar setiap siswa memperoleh pengalaman yang seimbang dan proporsional sesuai dengan kondisi mereka.

c. Namai

Setelah minat dan perhatian telah tumbuh, maka berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran mereka setelah mengalami, maka pada saat itulah guru memberikan informasi atau konsep yang diinginkan yang disini disebut dengan langkah penamaan. Penamaan merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran dan sebagainya. Guru diharapkan mampu merangsang memori siswa sehingga apa yang disajikan akan melekat dipikiran mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai gambar, grafik, peragaan, dan analogi sehingga kelihatan menarik bagi siswa. Menurut Deporter “langkah penamaan ini memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan.” 25 Penamaan ini merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat, dan sebagainya. 24 Sisri mayeni. Penerapan Model Pembelajaran TANDUR Berbasis Inkuiri Untuk meningkatan Hasil Belajar Siswa . Skripsi, Perpustakaan UPI Bandung: Tidak diterbitkan. 2008, h.20-21. 25 Bobby DePorter et al,. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka. 2007, h. 91.

Dokumen yang terkait

"PENGARUH LINGKUNGAN SEKITAR SEOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PESETA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS X-l SMA 2 MEI TANGERANG SELATAN",

6 103 116

Pengaruh model pembelajaran generatif terhadap hasil belajar fisika pada konsep kalor (quasi eksperiment di SMP Aulia Bogor)

0 7 147

Pengaruh pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa (quasi eksperimen di SMP al-Fath Cirendeu)

0 22 234

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh model pemeblajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar fisika siswa; studi quasi eksperimen di SMPN 48 Jakarta

0 3 192

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Viii Di Smp Nusantara Plus Tangerang Selatan

3 17 130

Pengaruh penggunaan model ARCS terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar: penelitian quasi eksperimen di SMA N 86 Jakarta

1 5 148

Pengaruh startegi peta konsep (concept mapping) terhadap hasil belajar fisika siswa: studi quasi eksperimen di MTs Al-Mukhsin Cibinong

1 8 88

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204