Hasil Belajar Deskripsi Teoretis 1. Teori Belajar dalam Konstruktivisme
berarti dalam prakteknya harus melibatkan semua aspek kepribadian siswa yang berupa pikiran, perasaan dan keterampilan atau bahasa tubuh.
31
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
32
Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru.
Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama.
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan, ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar sebagai berikut :
1 Belajar adalah proses perubahan tinglah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.
2 Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaikimeningkatkan perilaku yang
sudah ada. 3 Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa
perilaku yang baik positif atau perilaku yang buruk negatif. 4 Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha
dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau
berarti dengan pengalaman atau latihan. Jadi perubahan akibat kematangan atau pertumbuhan fisik itu bukan hasil belajar.
5 Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi
kemudian cepat hilang kembali, seperti perubahan perilaku akibat alkoholminuman keras.
6 Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar itu menyangkut semua aspek kepribadiantingkah laku individu.
33
Hakikat belajar adalah perubahan, perubahan yang terjadi akibat belajar yaitu perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi
tingkah laku.
34
Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, kebiasaan,
`
31
Bobby DePorter, et. al, op.cit., h.6.
32
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor belajar yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2003, h.2.
33
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2007, h.55-56.
34
Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., h.14-15.
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
35
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dengan belajar akan terjadi perubahan tingkah laku
dibandingkan sebelum belajar. Hasil belajar merupakan tingkah laku yang dimiliki seseorang akibat
proses belajar yang telah dilakukannya, yang meliputi proses belajar disekolah, masyarakat atau dalam keluarga.
36
Hasil belajar atau pencapaian tujuan belajar oleh siswa merupakan pengetahuan, keterampilan serta nilai dan sikap yang
diperoleh seseorang setelah terjadi interaksi dengan sumber belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.
37
Menurut Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
38
Hasil belajar fisika adalah kemampuan yang diperoleh individu melalui kegiatan belajar fisika.
Kemampuan itu ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku pada diri individu dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam bidang fisika.
39
Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas hasil belajar atau yang sering disebut prestasi belajar diartikan suatu hasil usaha secara maksimal bagi
seseorang dalam menguasai bahan-bahan yang dipelajari atau kegiatan yang dilakukan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu :
1 Internal Dalam, yakni: a Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera.
b Psikologis, yang terdiri dari Bakat, Minat, Kecerdasan, Motivasi dan Kemampuan Kognisi.
2 Eksternal Luar, yakni : a Lingkungan, yang terdiri dari Alam dan Sosial.
35
Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., h.16.
36
Dian Arianto, Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa Kelas X-4 SMA Negeri 4 Kisaran Melalui Metode Demonstrasi
, Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika ISSN 2085-5281, Volume. 1, Nomor. 1, Juni 2009, h.56.
37
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosda Karya.2005, h.22.
38
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003, h.30.
39
Adimirpan Punantara Sitopu, Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas IX-3 SMP Negeri 1 Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang
, Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika ISSN 2085-5281, Volume. 1, Nomor. 1, Juni 2009, h.50.
b Instrumental, yang terdiri dari Kurikulum, Guru, Sarana Prasarana, Administrasi dan Manjemen.
40
Bloom, mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga tingkatan itu
dikenal dengan istilah Bloom’s Taxonomy Taksonomi Bloom.
41
Pada penelitian ini, penulis hanya akan mengungkapkan hasil belajar pada ranah kognitif saja.
Ranah kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Bloom
membagi domain kognitif ke dalam 6 tingkatan sebagai berikut: 1 Knowledge Pengetahuan C
1
Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-itu itu bisa meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode
yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat recall. Tingkatan ini merupakan
tingkatan yang paling rendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Kemampuan yang dimiliki hanya kemampuan menangkap
informasi kemudian menyatakan kembali informasi tersebut tanpa harus memahaminya. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menyebutkan,
mengidentifikasikan, dan menggambarkan. 2 Comprehension PemahamanC
2
Pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berfikir dimana siswa dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui
tentang sesuatu hal dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Dalam kemampuan ini termasuk kemampuan untuk mengubah satu bentuk menjadi bentuk lain,
misalnya dari bentuk verbal menjadi bentuk rumus, dapat menangkap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram atau
grafik, meramalkan berdasarkan kecenderungan tertentu, serta mengungkapkan
40
Zikri Neni Iska, op.cit., h. 85
41
Twi Minto Saestu, Penerapan Model Konstruktivisme Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa
, Skripsi, Perpustakaan UPI Bandung: tidak diterbitkan, 2008, h. 22.
suatu konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. Kata kerja operasional untuk pemahaman diantaranya : membedakan, mengubah, memberikan contoh dan
lain-lain.
42
3 Application PenerapanC
3
Untuk penerapan atau aplikasi, siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu konsep, hukum, dalil,
aturan, gagasan, cara secara tepat untuk diterapkan dalam situasi baru dan menerapkannya secara benar.
43
Contoh kata kerja yang digunakan yaitu mengaplikasikan, menghitung, menunjukkan, dan lain-lain.
4 Analysis AnalisisC
4
Merupakan kemampuan untuk memilah materi atau konsep ke dalam bagian-bagian sehingga struktur susunannya dapat dipahami. Dengan analisis
diharapkan seseorang dapat memilah integritas menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau lebih terurai dan memahami hubungan bagian-bagian tersebut
satu sama lain. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menganalisa, membandingkan, mengklasifikasi.
5 Synthesis SintesisC
5
Merupakan keammpuan untuk menyatukan bagian-bagian materi menjadi satu gabungan yang berpola dan berkaitan satu sama lain. Contoh kemampuan
sintesis adalah kemampuan merencanakan eksperimen. Kata kerja yang digunakan misalnya: mensintesis, menghubungkan, dan menyimpulkan.
44
6 Evaluation EvaluasiC
6
42
Syambasri Munaf, Evaluasi Pendidikan Fisika, Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UPI. 2001, h.69
43
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, h.119
44
Ramdafitri Zulvia. Op.cit., h. 24.
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, materi dan kriteria tertentu. Untuk
dapat membuat suatu penilaian, seseorang harus memahami, dapat menerapkan, menganalisis dan mensintesis terlebih dahulu. Contoh kata kerja yang
digunakan yaitu menilai, menafsirkan, memutuskan.