pembelajaran itu lebih berperan penting daripada penyajian konsep itu sendiri, karena apalah artinya seorang guru bersusah payah menyajikan materi tapi tidak
dapat dimengerti oleh para siswanya. Menurut DePorter, apapun pelajaran, tingkat kelas, atau pendengar,
konsep TANDUR ini diyakini dapat membuat siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran. Kerangka ini juga memastikan bahwa mereka mengalami
pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri, dan mencapai sukses.
7
Selain itu menurut Fidoh zuhriah, model pembelajaran TANDUR dirasa tepat menjadi salah satu alternatif untuk menyelesaikan
permasalahan dalam pembelajaran fisika, karena di dalam model pembelajaran ini siswa tidak hanya dituntun untuk membangun pengetahuan sendiri, tetapi guru
juga diharapkan dapat memberikan suasana emosional yang positif kepada siswa selama pembelajaran berlangsung sehingga tujuan akhir pembelajaran dapat
tercapai yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa.
8
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian penerapan model pembelajaran TANDUR dalam pembelajaran fisika di sekolah.
Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TANDUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA”. B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis mengidentifikasikan masalah- masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Pembelajaran fisika yang disajikan oleh guru di kelas pada umunya dilakukan secara teacher centered.
2. Siswa cenderung hanya menghapal tanpa memahami benar isi pelajaran fisika. 3. Hasil belajar fisika siswa rendah.
C. Pembatasan Masalah
7
Bobbi DePorter, Quantum Teaching, Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2007, h.88
8
Fidoh Zuhriah, Penerapan Model Pembelajaran TANDUR Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Penelitian Terhadap Siswa SMP Miftahul Iman Kota Bandung Tahun Ajaran 20052006,
Skripsi, Perpustakaan UPI Bandung: tidak diterbitkan, 2006, h.3.
Agar masalah dalam penelitian ini lebih terarah maka ruang lingkup masalah hanya dibatasi pada pengaruh model pembelajaran TANDUR
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi dan Rayakan terhadap hasil belajar fisika siswa. Hasil belajar fisika yang diteliti yaitu hasil belajar fisika
siswa dinilai pada ranah kognitif, dengan tingkatan C
1
– C
4
pada konsep getaran dan gelombang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran TANDUR
terhadap hasil belajar fisika siswa?” Rumusan masalah di atas dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keterlaksanaan model pembelajaran TANDUR?
2. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa SMP sebelum menggunakan model pembelajaran TANDUR?
3. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa SMP setelah menggunakan model pembelajaran TANDUR?
4. Bagaimana peningkatan hasil belajar fisika siswa SMP setelah menggunakan model pembelajaran TANDUR?
5. Bagaimanakah perbedaan hasil belajar fisika siswa antara yang menggunakan model pembelajaran TANDUR dengan yang menggunakan metode ceramah?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran TANDUR terhadap hasil belajar fisika siswa. Manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
2. Bagi guru sebagai bahan masukan dalam merencanakan pembelajaran fisika. 3. Bagi peneliti sebagai sarana pembelajaran dalam melakukan penelitian.
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis 1. Teori Belajar dalam Konstruktivisme
Sejarah perkembangan pendidikan manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya paradigma pembelajaran telah mengalami banyak perubahan dan
perkembangan, terutama dalam kaitan dengan cara pandang anak didik sebagai komponen utama kegiatan pembelajaran. Selama ini anak didik ditempatkan
sebagai objek pembelajaran yang hanya menerima apa saja yang diajarkan kepadanya, ibarat kertas putih yang dapat ditulisi apa saja yang diinginkan
penulisnya. Atau tong kosong yang dapat diisi apapun yang diinginkan pengisinya. Salah satu pendekatan yang sejalan dengan prinsip siswa bertindak
secara aktif adalah konstruktivisme. Pembelajaran ini memandang siswa sebagai aktor yang aktif dan terlibat penuh dalam belajar. Dalam proses belajar siswa
tidak akan menerima begitu saja apa yang diajarkan tetapi akan memproses secara aktif informasi-informasi yang diterima untuk menghasilkan makna atau
pengertian tentang benda atau peristiwa yang dilihat atau dialaminya. Menurut konstruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar akan
tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, pengetahuan terbentuk oleh objek pengamatan dan kemampuan subjek
menginterpretasi objek. Pengetahuan itu bersifat dinamis, tergantung dari individu yang melihat dan mengontruksinya.
9
Model konstruktivisme merupakan pengembangan dari teori perkembangan kognitif Piaget.
10
Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak. Guru dapat memberikan
9
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Kencana, 2005, h. 118
10
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006, h. 237
kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi
sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.
11
Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Prosedur pembelajaran konstruktivitik dalam
kelas mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
12
a. Cari dan gunakan pertanyaan dan gagasan siswa untuk menuntun pelajaran b. Biarkan siswa mengemukakan gagasannya
c. Kembangkan kepemimpinan, kerjasama, pencarian informasi, dan aktivitas siswa sebagai hasil proses belajar
d. Gunakan pemikiran, pengalaman, dan minat siswa untuk mengarahkan proses
e. Kembangkan penggunaan alternatif sumber informasi buku paket atau bahan para pakar
f. Usahakan agar siswa mengemukakan sebab-sebab terjadinya peristiwa dan dorong untuk memprediksi akibatnya
g. Carilah gagasan siswa sebelum mempelajari buku teks atau sumber lain h. Buatlah siswa tertantang dengan konsep dan gagasan mereka sendiri
i. Sediakan waktu yang cukup untuk berefleksi, menganalisa dan menggunakan semua gagasannya
j. Doronglah siswa untuk melakukan analisis, mengumpulkan bukti nyata untuk mendukung gagasan dan pengetahuan baru yang dipelajarinya.
11
Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2007. h. 13
12
Setya Dewi. “Pemahaman Konsep Volume Bola dengan Model Pembelajaran Kontruktivisme dan Kontektual pada Siswa Kelas III SMP”, Jurnal Pendidikan Inovatif : Yayasan
Sekolah Nasional Kontraktor Production Sharing YSN-KPS Balikpapan. Vol. 1, No. 2, 1 Oct 2007.