Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN
Dimana:
pbi
= Koefisien korelasi biserial M
p
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
M
t
= rerata skor total S
t
= standar deviasi dari skor total p
= proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
q = 1- p Untuk menginterpretasikan nilai korelasi yang diperoleh adalah dengan
melihat tabel nilai r product moment. Jika harga r
hitung
r
tabel
maka butir soal tersebut dinyatakan valid.
Dengan kategori validitas sebagai berikut :
63
Tabel 3.4 Interpretasi Validitas
Koefisien korelasi Kriteria Validitas
0,80 r xy 1,00 Sangat tinggi
0,60 r xy 0,80 Tinggi
0,40 r xy 0,60 Cukup
0,20 r xy 0,40 Rendah
0,00 r xy 0,20 Sangat rendah
Berdasarkan hasil uji validitas, dari 36 soal yang diujicobakan terdapat 20 soal yang valid yakni nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 14, 16, 18, 19, 21, 22, 25,
26, 28, 30, 33, 34, 35. Dilihat dari intepretasi validitasnya, 16,67 soal termasuk kategori tinggi, 25 soal termasuk kategori cukup, 19,44 soal
termasuk kategori rendah, dan 38,89 soal termasuk kategori sangat rendah. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrumen tes hasil belajar
63
Ibid., h.75
dapat dilihat pada lampiran A.5 dan lampiran A.6, serta contoh perhitungannya dapat dilihat pada lampiran A.14.
64
2. Pengujian Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat
evaluasi atau tes disebut reliabel, jika tes tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R. 20 Kuder- Richardson 20 karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda.
Rumusnya sebagai berikut :
65
Keterangan : r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1 – p
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n
= banyaknya item S
= standar deviasi dari tes standar deviasi adalah akar varians Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh
digunakan tabel 3.4.
66
Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,91 - 1,00 Sangat Tinggi
0,71 - 0,90 Tinggi
0,41 - 0,70 Sedang
0,21 - 0,40 Rendah
0,00 - 0,20 Kecil
64
Lampiran hal 93, 94, dan 102.
65
Ibid, h.100.
66
Yanti Herlanti, Op.cit., h. 38
N B
P = Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen tes hasil belajar, didapat nilai
koefisien internal seluruh item sebesar 0,762. Jika dilihat pada Tabel 3.6, maka kriteria reliabilitasnya termasuk tinggi. Untuk lebih jelasnya, hasil uji reliabilitas
tes hasil belajar dapat dilihat pada lampiran A.5 dan lampiran A.14.
67
3. Pengujian Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang
menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus :
68
Keterangan: P
= proporsi indeks kesukaran B
= jumlah siswa yang menjawab benar N
= jumlah peserta tes Intepretasi mengenai indeks kesukaran yang diperoleh digunakan tabel
klasifikasi di bawah ini:
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Nilai P Kriteria
0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 36 soal tes hasil belajar yang diujikan, 22,22 soal termasuk dalam kriteria sukar, 72,22 soal
termasuk dalam kriteria sedang, dan 5,56 soal termasuk dalam kriteria mudah. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan pengujian tingkat kesukaran tes
hasil belajar dapat dilihat pada lampiran A.7 dan lampiran A.8, serta contoh perhitungannnya dapat dilihat pada lampiran A.14.
69
67
Lampiran hal 93 dan 102.
68
Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006, h. 103.
69
Lampiran hal 95, 96, dan 102
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membuktikan
antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Daya pembeda butir soal dihitung dengan
menggunakan perumusan:
70
B A
B B
A
P P
J B
J B
D −
= −
= Dimana:
J = jumlah peserta tes
J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok yang menjawab soal itu dengan benar P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut :
71
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00 – 0,20 Jelek poor
0,21 – 0,40 Cukup satisfactory
0,41 – 0,70 Baik good
0,71 – 1,00 Baik sekali excellent
Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 36 soal tes hasil belajar yang diujikan, 11,11 soal termasuk dalam kriteria sangat buruk harus dibuang,
38,89 soal termasuk dalam kriteria jelek, 22,22 soal termasuk dalam kriteria cukup, 19,44 soal termasuk dalam kriteria baik, dan 8,33 soal
termasuk dalam kriteria baik sekali. Untuk lebih jelasnya, hasil uji daya
70
Suharsimi Arikunto, op. cit., h.213.
71
Ibid., h.218
pembeda dapat dilihat pada lampiran A.10 dan contoh perhitungannya dapat dilihat pada lampiran A.14.
72
Hasil uji coba instrumen tes hasil belajar terdapat 20 soal yang sesuai kriteria dari 36 soal. Soal yang sesuai kriteria dapat dilihat pada lampiran
A.15.
73