75
cooperative learning teknik numbered heads together sudah berjalan dengan baik karena semua siswa telah mendapat giliran baik dalam mengungkapkan
jawaban dan kesulitan belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah
berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran model cooperative learning teknik numbered heads together. Hal tersebut dibuktikan dengan
meningkatnya hasil belajar akuntansi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan dan penelitian
dihentikan pada siklus II.
C. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar akuntansi siswa pada masing-masing siklus yaitu siklus I berjumlah 17 soal, yang berasal dari
30 soal dan siklus II berjumlah 16 soal yang berasal dari 30 soal, yang diujikan terlebih dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran.
Proses pengambilan data hasil belajar akuntansi pada masing-masing instrumen melalui pre-test dan post-test yang diambil setelah tiga kali
pertemuan dalam tiap siklus. Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah
mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian, yaitu dengan menggunakan rumus validitas
“Point Biserial”. Pada siklus I didapatkan 17 soal yang valid yakni nomor 2, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19,
21, 24, 25, 26, 27, 28 dan 29. Sedangkan pada siklus II didapatkan 16 soal yang valid yakni nomor 1, 2, 3, 5, 11, 12, 13, 14, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27,
dan 28. Kedua instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan
rumus Kuder-Richardson K-R 20. Reliabilitas soal pada siklus I adalah 0,82 kriteria tinggi, sedangkan soal pada siklus II reliabilitasnya adalah 0,75
kriteria tinggi. Reliabilitas pada sikus I dan siklus II menunjukkan pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen yang sudah dapat dipercaya akan
76
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama.
D. Analisis Data 1. Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran akuntansi dengan model cooperative learning teknik numbered heads together pada materi buku besar penutup dan neraca
saldo penutup, dan jurnal pembalik bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. Data hasil belajar pre-test dan post-test pada
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.16 Hasil Belajar Siklus I
No Nama
Pre-test Pos-test
N-Gain Kategori
1
A
55 60
0.11 Rendah
2
B
55 65
0.22 Rendah
3
C
60 70
0.25 Rendah
4
C
65 70
0.14 Rendah
5
D
50 90
0.80 Tinggi
6
E
60 95
0.88 Tinggi
7
F
55 85
0.67 Sedang
8
G
60 95
0.88 Tinggi
9
H
55 65
0.22 Rendah
10
I
60 75
0.38 Sedang
11
J
65 85
0.57 Sedang
12
K
65 70
0.14 Rendah
13
L
35 85
0.77 Tinggi
14
M
65 75
0.29 Rendah
15
N
50 95
0.90 Tinggi
16
O
55 65
0.22 Rendah
17
P
50 95
0.90 Tinggi
77
18
Q
40 80
0.67 Sedang
19
R
65 75
0.29 Rendah
20
S
60 95
0.88 Tinggi
21
T
55 95
0.89 Tinggi
22
U
55 80
0.56 Sedang
23
V
50 95
0.90 Tinggi
24
W
75 80
0.20 Rendah
25
X
55 70
0.33 Sedang
26
Y
50 75
0.50 Rendah
27
Z
75 80
0.20 Rendah
28
AA
50 80
0.60 Sedang
29
BB
35 75
0.62 Sedang
Jumlah 1625
2320 14.95208
Rata-rata 56.03448
80 0.515589
Rendah 41,38
Sedang 27,59
Tinggi 31,03
Grafik 4.1 Hasil Belajar Siklus I
78
Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih banyak nilai siswa yang berada di bawah rata-rata. 12 siswa N-Gainnya
tergolong rendah dengan presentasi 41,38, 8 siswa N-Gainnya tergolong sedang dengan presentasi 27,59 dan 9 orang N-Gainnya tergolong tinggi
dengan presentasi 31,03. Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata-rata nilai pre-test yaitu 56, 03 dan rata-rata nilai post-test 80. Proses
pembelajaran model cooperative learning teknik numbered heads together dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar
akuntansi siswa karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah.
Tabel 4.17 Hasil Belajar Siklus II
No Nama
Pre-test Pos-test
N-Gain Kategori
1
A
40 95
0.92 Tinggi
2
B
35 85
0.77 Tinggi
3
C
65 95
0.86 Tinggi
4
C
65 90
0.71 Tinggi
5
D
60 85
0.63 Sedang
6
E
45 95
0.91 Tinggi
7
F
70 90
0.67 Sedang
8
G
70 90
0.67 Sedang
9
H
70 90
0.67 Sedang
10
I
70 90
0.67 Sedang
11
J
70 85
0.50 Sedang
12
K
70 90
0.67 Sedang
13
L
35 90
0.85 Tinggi
14
M
45 85
0.73 Tinggi
15
N
75 80
0.20 Rendah
16
O
45 80
0.64 Sedang
17
P
45 95
0.91 Tinggi
79
18
Q
45 85
0.73 Tinggi
19
R
60 95
0.88 Tinggi
20
S
60 85
0.63 Sedang
21
T
60 95
0.88 Tinggi
22
U
70 90
0.67 Sedang
23
V
60 80
0.50 Sedang
24
W
70 95
0.83 Tinggi
25
X
65 90
0.71 Tinggi
26
Y
70 95
0.83 Tinggi
27
Z
45 95
0.91 Tinggi
28
AA
50 90
0.80 Tinggi
29
BB
70 95
0.83 Tinggi
Jumlah 1700
2600 21.13595
Rata-rata 58.62069
89.65517 0.728826
Rendah 3,45
Sedang 37,91
Tinggi 58,62
Grafik 4.2 Hasil Belajar Siklus II
80
Hasil belajar akuntansi siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang
mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 3,45, 11 siswa N-Gainnya sedang dengan persentase
37, 91 dan 17 siswa N-Gainnya tinggi dengan persentase 58,62. Rata- rata nilai pre-test 58,62 dan nilai rata-rata post-test 89,65.
Tabel 4.18 Rekapitulasi dan Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No Nama
SIKLUS I SIKLUS II
Pre-test Pos-test
N-Gain Kategori
Pre-test Pos-test
N-Gain Kategori
1 A
55 60
0.11 Rendah
40 95
0.92 Tinggi
2 B
55 65
0.22 Rendah
35 85
0.77 Tinggi
3 C
60 70
0.25 Rendah
65 95
0.86 Tinggi
4 C
65 70
0.14 Rendah
65 90
0.71 Tinggi
5 D
50 90
0.80 Tinggi
60 85
0.63 Sedang
6 E
60 95
0.88 Tinggi
45 95
0.91 Tinggi
7 F
55 85
0.67 Sedang
70 90
0.67 Sedang
8 G
60 95
0.88 Tinggi
70 90
0.67 Sedang
9 H
55 65
0.22 Rendah
70 90
0.67 Sedang
10 I
60 75
0.38 Sedang
70 90
0.67 Sedang
11 J
65 85
0.57 Sedang
70 85
0.50 Sedang
12 K
65 70
0.14 Rendah
70 90
0.67 Sedang
13 L
35 85
0.77 Tinggi
35 90
0.85 Tinggi
14 M
65 75
0.29 Rendah
45 85
0.73 Tinggi
15 N
50 95
0.90 Tinggi
75 80
0.20 Rendah
16 O
55 65
0.22 Rendah
45 80
0.64 Sedang
17 P
50 95
0.90 Tinggi
45 95
0.91 Tinggi
18 Q
40 80
0.67 Sedang
45 85
0.73 Tinggi
19 R
65 75
0.29 Rendah
60 95
0.88 Tinggi
20 S
60 95
0.88 Tinggi
60 85
0.63 Sedang
21 T
55 95
0.89 Tinggi
60 95
0.88 Tinggi
22 U
55 80
0.56 Sedang
70 90
0.67 Sedang
23 V
50 95
0.90 Tinggi
60 80
0.50 Sedang
24 W
75 80
0.20 Rendah
70 95
0.83 Tinggi
81
25 X
55 70
0.33 Sedang
65 90
0.71 Tinggi
26 Y
50 75
0.50 Rendah
70 95
0.83 Tinggi
27 Z
75 80
0.20 Rendah
45 95
0.91 Tinggi
28 AA
50 80
0.60 Sedang
50 90
0.80 Tinggi
29 BB
35 75
0.62 Sedang
70 95
0.83 Tinggi
Jumlah 1625
2320 14.95208
1700 2600
21.13595 Rata-rata
56.03448 80
0.515589 58.62069
89.65517 0.728826
Rendah 41,38
3,45 Sedang
27,59 37,91
Tinggi 31,03
58,62
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya perbandingan peningkatan yaitu berkurangnya siswa yang N- Gainnya rendah yaitu pada siklus I dari 12 siswa dengan persentase
41,38 sedangkan pada siklus II menjadi 1 siswa dengan presentase 3,45. Meningkatnya siswa yang N-Gainnya sedang yaitu pada siklus I
dari 8 siswa dengan persentase 27,59 sedangkan pada siklus II menjadi menjadi 11 siswa dengan persentase 37,91. Meningkatnya siswa yang
N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus I dari 9 siswa dengan persentase 31,03 sedangkan pada siklus II menjadi 17 siswa dengan persentase
58,62. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pre-test siklus I dan post- test siklus II yaitu rata-rata pre-test siklus I 56,03 sedangkan rata-rata pre-
test siklus II 58, 62 dan rata-rata post-test siklus I 80,00 sedangkan rata- rata postessiklus II 89,65. Sedangkan peningkatan rata-rata N-Gain siklus I
yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73.
2. Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Tindakan
Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 26 Mei 2011 tepatnya akhir penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan
pembelajaran dengan model cooperative learning teknik numbered heads together. Siswa terlebih dahulu dikelompokkan menjadi kriteria rendah,
sedang dan tinggi berdasarkan tes hasil belajar di setiap akhir siklus.
82
Tabel 4.19 Wawancara Responden Siswa
Siswa Dengan Hasil Belajar Tinggi
Peneliti : Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang telah kalian ikuti?
Siswa : “Mudah dimengerti, asyik, tidak jenuh, adil semuanya punya
kesempatan untuk bicara karena biasanya hanya orang-orang tertentu mulu yang bicara”
Peneliti : Apakah kalian senang belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together?
Siswa
: “Senang banget, karena biasanya anak-anak laki-laki pada tidur dengan model pembeljaran ini jadi pada semangat jawab soal karena
kewajiban punya nomor berbicara” Peneliti : Apakah kalian merasa lebih aktif dan mudah untuk berpikir
kreatif? Siswa
: “Iyah bu, karena masing-masing anak punya nomor kewajiban yang apabila guru menyebutkan nomor itu anak langsung jawab dan diskusi sama
kelompoknya” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik
numbered heads together kalian dapat bekerjasama dengan sesama anggota kelompok dengan baik?
Siswa
: “Iyah bu, karena dalam model pembelajaran ini terdapat kewajiban menjawab pertanyaan dari guru yang harus didiskusikan dulu dengan
kelompok jadi kerjasamanya lebih erat”. Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif kalian lebih
aktif dan percaya diri dalam mengungkapkan jawaban? Siswa
:”Pastinya bu, karena sebelum menjawab pertanyaan didiskusikan dulu dengan kelompok yang dalam kelompoknya juga ada yang pintar jadi
saling memberitahu jadi mengungkapkan jawaban juga PD karena udah yakin benar”
Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif membuatmu lebih mudah dalam memahami materi akuntansi?
Siswa
: “Iyah bu jadi nyelotok dan lebih lancar”. Peneliti : Apakah hasil belajar akuntansi kalian meningkat setelah
melaksanakan pembelaran kooperatif tenik numbered heads together? Siswa
:”Meningkat dong bu, hal ini terbukti dengan lancarnya mengisi soal padahal sebelumnya sangat sulit dan membingungkan.
83
Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang
Peneliti : Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang telah kalian ikuti?
Siswa :”Cukup dimengerti dan lebih mudah dicerna diotak”
Peneliti : Apakah kalian senang belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together?
Siswa :”Senang bu”
Peneliti : Apakah kalian merasa lebih aktif dan mudah untuk berpikir kreatif?
Siswa :”Lumayan aktif bu karena ada nomor berstruktur”
Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together kalian dapat bekerja sama dengan sesama anggota
kelompok dengan baik? Siswa
:”Kerjasama memecahkan soal dalam kelompok jadi lebih erat” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif kalian lebih
aktif san percaya diri dalam mengungkapkan jawaban? Siswa
:”Iyah bu, lebih PD karena jawaban sudah pasti benar karena didiskusikan dahulu dalam kelompok”
Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif membuatmu lebih mudah dalam memahami materi akuntansi?
Siswa
:”Mudah dan paham bu” Peneliti : Apakah hasil belajar akuntansi kalian meningkat setelah
melaksanakan pembelaran kooperatif tenik numbered heads together? Siswa
:”Agak meningkat bu nilainya” Siswa Dengan Hasil Belajar Rendah
Peneliti : Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang telah kalian ikuti ?
Siswa :”Saya sangat senang bu karena menambah ilmu akuntansi saya”
Peneliti : Apakah kalian senang belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together?
Siswa :”Senang bu”
Peneliti : Apakah kalian merasa lebih aktif dan mudah untuk berpikir kreatif?
Siswa :”Iyah bu saya jadi berani bertanya kalau ada yang membingungkan
saya” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik
numbered heads together kalian dapat bekerjasama dengan sesama anggota
84
kelompok dengan baik? Siswa
:”Iyah bu, karena kita berdiskusi dalam kelompok” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif kalian lebih
aktif dan percaya diri dalam mengungkapkan jawaban? Siswa
:”Iyah bu saya jadi tambah PD mengungkapkan jawaban dan bertanya apa yang gak ngerti”
Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif membuatmu lebih mudah dalam memahami materi akuntansi ?
Siswa
:”lebih mudah dan paham serta lancar mengerjakan soal” Peneliti : Apakah hasil belajar akuntansi kalian meningkat setelah
melaksanakan pembelaran kooperatif tenik numbered heads together ? Siswa
: “Iyah bu karena saya lebih mudah dalam mengerjakan soal secara
cepat”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik
numbered heads together lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep- konsep dalam akuntansi dengan begitu siswa tidak merasa bosan selama
proses pembelajaran berlangsung, bahkan siswa merasa senang selama proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif dan percaya diri dalam
mengungkapkan jawaban-jawaaban
yang telah
didiskusikan dalam
kelompoknya. Hasil belajar Akuntansi siswa pun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan
oleh peneliti yakni PTK telah berhasil karena implikasinya positif terhadap proses pembelajaran akuntansi dan hasil belajar akuntansi serta sikap dan
motivasi belajar akuntansi siswa.
85
3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa, Aktivitas Guru dan Proses Pembelajaran
a. SIKLUS I Tabel 4.20
Aktivitas Siswa Siklus I
No Aspek yang
diobservasi Ket
Nilai Jml
Ada Tdk
SB B
C K
SK
1. Melaksanakan
tes awal Pre-test
√ √
29 2.
Mempelajari materi yang telah di ajarkan
sebelumnya √
√ 30
3. Mendengarkan
penjelasan materi
yang disampaikan
oleh guru √
√ 53
4. Melakukan diskusi
kelompok √
√ 63
5. Mempersentasikan
hasil jawaban √
√ 18
6. Aktif
menggungkapkan jawaban
√ √
23 7.
Aktif mengoreksi
jawaban √
√ 11
8. Aktif bertanya
√ √
20 9.
Memecahkan soal
yang harus
dipecahkan bersama √
√ 14
10. Melaksanaan tes
akhir Post-test √
√ 29
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran akuntansi masih perlu ditingkatkan karena
masih sebagian besar siswa yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi. Siswa masih asik dengan dunianya sendiri
misalnya mengobrol, mendengarkan musik di headset bahkan ada yang tidur.
86
Tabel 4.21 Aktivitas Guru Siklus I
No Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tdk
SB B
C K
SK
1. Mengkondisikan
situasi pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran
√ √
2. Apersepsi
√ √
3. Membangkitkan minat atau
rasa ingin
tahu siswa
motivasi √
√
4. Menyampaikan tujuan dan
indikator yang
ingin dicapai
√ √
5. Penggunaan media atau
alat pembelajaran
yang sesuai dengan indikator
bahan ajar √
√
6. Penjelasan
model pembelajaran cooperative
learning teknik numbered heads together
√ √
7. Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses
pembelajaran √
√
8. Teknik
menjelaskan materi
√ √
9. Pengelolaan
kegiatan pembelajaran
dengan model
pembelajaran cooperative learning teknik
numbered heads together √
√
10. Bimbingan kepada
kelompok √
√ 11. Pemberian
kesempatan kepada
siswa untuk
berpikir √
√
12 Pemberian kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
dan mengungkapkan jawaban
√ √
87
13. Antusias siswa terhadap jawaban yang diberikan
√ √
14. Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa
√ √
15. Keterampilan menerangkan kembali
atau menyimpulkan materi yang
disampaikan √
√
16. Keterampilan memberikan kegiatan
tindak lanjut
setelah penyampaiam
materi √
√
17. Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran yang
sesuai dengan indikator yang ingin dicapai
√ √
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran akuntansi pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang
membangkitkan motivasi dan antusiasme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta media pembelajaran yang
kurang efektif. Dalam hal ini guru masih melakukan adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru belum terbiasa menciptakan suasana
pembelajaran yang mengarah pada model cooperative learning teknik numbered heads together sehingga harus mampu beradaptasi dengan
keadaan siswa dan suasana kelas, Guru kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, Guru kurang memusatkan perhatian belajar siswa, Guru
kurang memberikan bimbingan pada kelompok, sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai materi yang
dipelajarinya.
88
Tabel 4.22 Aktivitas Pembelajaran Siklus I
No. Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tdk
SB B C K SK
1 Guru menyampaikan materi
yang akan disajikan √
√ 2
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok
kecil yang
disesuaikan dengan
jumlah konsep yang akan dipelajari
√ √
3 Guru memberikan nomor pada
setiap siswa dalam kelompok √
√ 4
Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa
soal yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok
√ √
5 Memberikan
kesempatan kepada
tiap-tiap kelompok
untuk menemukan jawaban sehingga
tiap-tiap anggota
kelompok menyatukan
kepalanya heads together memikirkan
jawaban atas
pertanyaan yang diberikan oleh guru
√ √
6 Guru memanggil nomor yang
sama dari tiap-tiap kelompok untuk memberikan jawaban
atas
soal yang
telah diterimanya
√ √
7 Melaksanakan langkah nomor
empat sampai semua anggota kelompok
memberikan jawaban
√ √
8 Berdasarkan jawaban-jawaban
siswa guru mengembangkan diskusi lebih dalam sehingga
peserta
didik menemukan
jawaban yang utuh dari soal yang diajukan oleh guru.
√ √
9 Setelah semuanya mendapat
giliran guru bersama siswa menyimpulkan
hasil pembelajaran.
√ √
89
Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together masih memerlukan peningkatan
karena belum sepenuhnya tergolong bagus karena masih banyak siswa yang belum mengerti penerapannya sehingga penerapannya belum optimal
dan belum terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor tidak berurutan sehingga kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil
sehingga pemanggilan nomor secara acak.
b. SIKLUS II Tabel 4.23
Aktivitas Siswa Siklus II No
Aspek yang diobservasi Ket
Nilai Jml
Ada Tdk
SB B C K SK
1 Melaksanakan tes awal
Pre-test √
√ 29
2 Mempelajari materi yang
telah di
ajarkan sebelumnya
√ √
55
3 Mendengarkan
penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
√ √
54
4 Melakukan
diskusi kelompok
√ √
54 5
Mempersentasikan hasil jawaban
√ √
11 6
Aktif menggungkapkan jawaban
√ √
27 7
Aktif mengoreksi
jawaban √
√ 11
8 Aktif bertanya
√ √
20 9
Memecahkan soal yang harus
dipecahkan bersama
√ √
8
10 Melaksanaan tes akhir
Post-test √
√ 29
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah
90
mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani dan percaaya
diri dalam mengungkapkan jawaban. Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapatkan giliran baik
untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. Meningkatnya nilai N-Gain siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73.
Hasil belajar Akuntansi siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan
nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 3,45, 11 siswa N-Gainnya sedang dengan persentase 37, 91
dan 17 siswa N-Gainnya tinggi dengan persentase 58,62. Rata-rata nilai pre-test 58,62 dan nilai rata-rata post-test 89,65. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan.
Tabel 4.24 Aktivitas Guru Siklus II
No Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tdk
SB B
C K
SK
1. Mengkondisikan
situasi pembelajaran
dan kesiapan
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
√ √
2. Apersepsi
√ √
3. Membangkitkan minat atau rasa
ingin tahu siswa motivasi √
√ 4.
Menyampaikan tujuan
dan indikator yang ingin dicapai
√ √
5. Penggunaan media atau alat
pembelajaran yang
sesuai dengan indikator bahan ajar
√ √
6. Penjelasan model pembelajaran
cooperative learning
teknik numbered heads together
√ √
7. Pemusatan
perhatian siswa
terhadap proses pembelajaran √
√
91
8. Teknik
menjelaskanmenyampaikan materi
√ √
9. Pengelolaan
kegiatan pembelajaran
dengan model
pembelajaran cooperative
learning teknik numbered heads together
√ √
10. Bimbingan kepada kelompok √
√ 11. Pemberian kesempatan kepada
siswa untuk berpikir √
√ 12 Pemberian kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya dan
mengungkapkan jawaban √
√
13. Antusias siswa terhadap jawaban yang diberikan
√ √
14. Mengamati kesulitan
dan kemajuan belajar siswa
√ √
15. Keterampilan menerangkan
kembali atau
menyimpulkan materi yang disampaikan
√ √
16. Keterampilan memberikan
kegiatan tindak lanjut setelah penyampaiam materi
√ √
17. Kemampuan memberikan
evaluasi pembelajaran
yang sesuai dengan indikator yang
ingin dicapai √
√
Hasil observasi aktivitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serti lebih meningkatkan susana pembelajaran yang
hidup dan menggembirakan karena guru sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan serta keadaan kelas.
92
Tabel 4.25 Aktivitas Pembelajaran Siklus II
No. Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tdk SB B C K SK
1 Guru menyampaikan materi yang
akan disajikan √
√ 2
Guru membagi
kelas menjadi
kelompok-kelompok kecil
yang disesuaikan dengan jumlah konsep
yang akan dipelajari √
√
3 Guru memberikan nomor pada setiap
siswa dalam kelompok √
√ 4
Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa soal yang harus
dijawab oleh tiap-tiap kelompok √
√
5 Memberikan kesempatan kepada tiap-
tiap kelompok untuk menemukan jawaban sehingga tiap-tiap anggota
kelompok
menyatukan kepalanya
heads together memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh
guru √
√
6 Guru memanggil nomor yang sama
dari tiap-tiap kelompok untuk memberikan jawaban atas soal yang
telah diterimanya √
√
7 Melaksanakan langkah nomor empat
sampai semua anggota kelompok memberikan jawaban
√ √
8 Berdasarkan jawaban-jawaban siswa
guru mengembangkan diskusi lebih dalam
sehingga peserta
didik menemukan jawaban yang utuh dari
soal yang diajukan oleh guru. √
√
9 Setelah semuanya mendapat giliran
guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
√ √
Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together sudah mengalami peningkatan
karena semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor
93
secara berurutan sehingga siswa tidak kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor teratur dan
terstruktur. Selain itu setiap siswa telah mempersiapkan diri belajar di rumah karena pada saat di kelas dituntut dan diwajibkan untuk aktif baik
dalam berbicara maupun menulis jawaban di papan tulis.
4. Hasil Angket Siswa
Angket disebar setelah proses pembelajaran selesai sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran dan untuk mengetahui respon siswa
terhadap penerapan model coopeative learning teknik numbered heads together.
a. Apakah kamu menyukai model pembelajaran kooperatif teknik numbered
heads together? Tabel 4.26
Ketertarikan Siswa Pada Model
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
7 13
4 3
2 24,14
44,83 13,79
10,34 6,90
Jumlah 29
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 24,14 , setuju 44,83, ragu-ragu 13, 79, tidak
setuju 10,34 dan sangat tisak setuju 6, 90. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyukai model pembelajaran kooperatif teknik
numbered heads together.
b. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together sesuai dengan materi tentang buku besar penutup, neraca saldo penutup
dan jurnal pembalik?
94
Tabel 4.27 Kesesuaian Model
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
3 18
6 2
10,34 62,07
20,69 6,90
Jumlah 29
100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together sesuai dengan
materi tentang buku besar penutup, neraca saldo penutup dan jurnal pembalik, hal ini terbukti dengan jawaban siswa menjawab menjawab
sangat setuju 10,34, setuju 62,07, ragu-ragu 20,69, tidak setuju 6,90 dan sangat tidak setuju 0.
c. Apakah kamu merasa kesulitan belajar dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together? Tabel 4.28
Kondisi Kesulitan Siswa
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
7 3
9 10
24,14 10,34
31,03 34,48
Jumlah 29
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 24,14, setuju 10,34, ragu-ragu 31,03, tidak setuju 34,48 dan sangat tidak
setuju 0. Hal ini menunjukkan siswa tidak merasa kesulitan belajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads
together.
95
d. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together membuat kamu semangat dan antuisias mempelajari IPS pada pelajaran
Akuntansi konsep buku besar penutup, neraca saldo penutup? Tabel 4.29
Antusiasme Siswa
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
8 10
5 4
2 27,59
34,48 17,24
13,79 6,90
Jumlah 29
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together membuat siswa semangat dan antuisias
mempelajari IPS pada pelajaran Akuntansi konsep buku besar penutup, neraca saldo penutup. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 27,59, setuju 34,48, ragu-ragu 17,24, tidak setuju 13,79 dan sangat tidak setuju 6,90.
e. Apakah kamu aktif dalam mengikuti tahapan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together?
Tabel 4.30 Keaktifan Siswa
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
8 9
7 3
2 27,59
31,03 24,14
10,34 6,90
Jumlah 29
100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa aktif dalam mengikuti tahapan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads
together, hal ini terbukti dengan jawaban siswa menjawab menjawab sangat setuju 27,59, setuju 31,03, ragu-ragu 24,14, tidak setuju
10,34 dan sangat tidak setuju 6,90.
96
f. Apakah kamu merasa jenuh dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik numbered heads together? Tabel 4.31
Kejenuhan Siswa
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
6 4
6 9
4 20,69
13,79 20,69
31,03 13,79
Jumlah 29
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa tidak merasa jenuh dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads
together. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20,69, setuju 13,79, ragu-ragu 20.69, tidak setuju 31,03 dan sangat
tidak setuju 13,79.
g. Apakah kamu memahami materi yang belum dipahami setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads
together? Tabel 4.32
Keefektifan Model
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 9
8 5
2 17,24
31,03 27,59
17,24 6,90
Jumlah 29
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 17,24, setuju 31,03, ragu-ragu 27,59, tidak setuju 17,24 dan sangat tidak
setuju 6,90. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memahami materi yang belum dipahami setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif
teknik numbered heads together.
97
h. Apakah masih ada materi yang belum dipahami setelah menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together? Tabel 4.33
Kefektifan Model
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 6
7 9
2 17,24
20,69 24,14
31,03 6,90
Jumlah 29
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 17,24, setuju 20,69, ragu-ragu 24,14, tidak setuju 31,03 dan sangat
tidak setuju 6,90. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memahami materi yang belum dipahami setelah menggunakan model pembelajaran
kooperatif teknik numbered heads together. i. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together
dirasakan dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS pada
pelajaran Akuntansi konsep buku besar penutup, neraca saldo penutup? Tabel 4.34
Kefektifan Model Terhadap Hasil Belajar
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
11 12
5 1
37,93 41,38
17,24 3,45
Jumlah 29
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 37,93, setuju 41,38, ragu-ragu 17,24, tidak setuju 3,45 dan sangat
tidak setuju 0. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dirasakan dapat meningkatkan
hasil belajar pada pembelajaran IPS pada pelajaran Akuntansi konsep buku besar penutup, neraca saldo penutup.
98
j. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat
membangkitkan minat dan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. Tabel 4.35
Kefektifan Model Terhadap Minat dan Perhatian
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
8 11
9 1
27,59 37,93
31,03 3,45
Jumlah 29
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 27,59, setuju 37,93, ragu-ragu 31,03, tidak setuju 3,45 dan sangat
tidak setuju 0. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat membangkitkan minat
dan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran.
k. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together adalah salah satu metode yang baik dalam proses pembelajaran IPS
Akuntansi. Tabel 4.36
Keefektifan Model terhadap Mata Pelajaran
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
11 7
9 2
27,93 24,14
31,03 6,90
Jumlah 29
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together adalah salah satu metode yang
baik dalam proses pembelajaran IPS Akuntansi. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 27,93, setuju 24,14, ragu-ragu
31,03, tidak setuju 6,90 dan sangat tidak setuju 0.
99
l. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat
membuat siswa tertarik pada pelajaran IPS Akuntansi Tabel 4.37
Ketertarikan Siswa Terhadap Mata Pelajaran
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
6 12
8 1
2 20,69
41,38 27,59
3,45 6,90
Jumlah 29
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat membuat siswa tertarik pada
pelajaran IPS Akuntansi. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20,69, setuju 41,38, ragu-ragu 27,59, tidak setuju
3,45 dan sangat tidak setuju 6,90.
m. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat
memberikan kesan yang menarik dalam proses pembelajaran. Tabel 4.38
Ketertarikan Siswa Terhadap Model
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
6 13
7 2
1 20,69
44,83 24,14
6,90 3,45
Jumlah 29
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat memberikan kesan yang menarik
dalam proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20,69, setuju 44,83, ragu-ragu 24,14, tidak
setuju 6,90 dan sangat tidak setuju 3,45.
100
n. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat
mempermudah pemahaman siswa dalam belajar IPS Akuntansi Tabel 4.39
Kefektifan Model Terhadap Pemahaman Siswa
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
6 12
8 2
1 20,69
41,38 27,59
6,90 3,45
Jumlah 29
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 20,69, setuju 41,38, ragu-ragu 27,59, tidak setuju 6,90 dan sangat tidak
setuju 3,45. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat mempermudah pemahaman siswa
dalam belajar IPS Akuntansi.
o. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan semangat dan
antusias. Tabel 4.40
Kefektifan Model Terhadap Semangat dan Antusiasme Siswa
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
9 7
8 3
2 31,03
24,14 27,59
10,34 6,90
Jumlah 29
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 31,03, setuju 24,14, ragu-ragu 27,59, tidak setuju 10,34 dan sangat tidak
setuju 6,90. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan semangat dan antusias.
101
p. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together tidak diperlukan dalam proses pembelajaran.
Tabel 4.41 Kefektifan Model dalam Proses Pembelajaran
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
6 6
3 10
4 20,69
20,69 10,34
34,48 13,79
Jumlah 29
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 20,69, setuju 20,69, ragu-ragu 10,34, tidak setuju 34,48 dan sangat tidak
setuju 13,79. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together diperlukan dalam proses
pembelajaran.
q. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together tidak diperlukan dalam proses pembelajaran IPS Akuntansi
Tabel 4.42 Kefektifan Model Terhadap Materi Pelajaran
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 5
5 10
4 17,24
17,24 17,24
34,48 13,79
Jumlah 29
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 17,24, setuju 17,24, ragu-ragu 17,24, tidak setuju 34,48 dan sangat tidak
setuju 13,79. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together diperlukan
dalam proses pembelajaran IPS Akuntansi
102
r. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together hanya membuang-buang waktu.
Tabel 4.43 Kefektifan Model Terhadap Waktu Pembelajaran
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 3
8 11
3 13,79
10,34 27,59
37,93 10,34
Jumlah 29
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together tidak membuang-buang waktu
Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 13,79, setuju 10,34, ragu-ragu 27,59, tidak setuju 37,93 dan sangat tidak
setuju 10,34.
s. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together hanya akan mempertelat penyelesaian materi IPS Akuntansi
Tabel 4.44 Kefektifan Model Terhadap Penyelesaian Materi
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 5
7 9
3 17,24
17,24 24,14
31,03 10,34
Jumlah 29
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together hanya tidak mempertelat penyelesaian
materi IPS Akuntansi malah mempercepat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep akuntansi. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab
sangat setuju 17,24, setuju 17,24, ragu-ragu 24,14, tidak setuju 31,03 dan sangat tidak setuju 10,34.
103
t. Pada pelajaran IPS Akuntansi banyak diperlukan model pembelajaran agar tidak monoton.
Tabel 4.45 Harapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
15 8
5 1
51,72 27,59
17,24 3,45
Jumlah 29
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada pelajaran IPS Akuntansi banyak diperlukan model pembelajaran agar tidak monoton. Hal ini
dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 51,72, setuju 27,59, ragu-ragu 17,24, tidak setuju 0 dan sangat tidak setuju 3,45.
u. IPS Akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting di MAN 11 Jakarta?
Tabel 4.46 Ketertarikan Siswa Terhadap Mata Pelajaran
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
18 8
2 1
62,07 27,59
6,90 3,45
Jumlah 29
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 62,07, setuju 27,59, ragu-ragu 6,90, tidak setuju 3,45 dan sangat tidak
setuju 0. Hal ini menunjukkan bahwa IPS Akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting di MAN 11 Jakarta.
104
v. Dengan mempelajari IPS Akuntansi siswa akan memahami siklus akuntansi perusahaan jasa pada tahap pengikhtisaran akuntansi.
Tabel 4.47 Kefektifan Mata Pelajaran
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
17 10
2 58,62
34,48 6,90
Jumlah 29
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 58,62, setuju 34,48, ragu-ragu 6,90, tidak setuju 0 dan sangat tidak setuju
0. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mempelajari IPS Akuntansi siswa akan memahami siklus akuntansi perusahaan jasa pada tahap
pengikhtisaran akuntansi.
w. Guru IPS Akuntansi sebaiknya memberikan variasi model pembelajaran agar proses pembelajaran lebih menyenangkan.
Tabel 4.48 Harapan Siswa Terhadap Guru Mata Pelajaran
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
17 7
4 1
58,62 24,14
13,79 3,45
Jumlah 29
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 58,62, setuju 24,14, ragu-ragu 13,79, tidak setuju 0 dan sangat tidak setuju
3,45. Hal ini menunjukkan bahwa guru IPS Akuntansi sebaiknya memberikan variasi model pembelajaran agar proses pembelajaran lebih
menyenangkan.
105
x. Jika guru Akuntansi hanya menerangkan pelajaran dengan ceramah total maka siswa merasa bosan dan kurang memahaminya.
Tabel 4.49 Respon Siswa Terhadap Model Konvensional
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
15 7
3 2
2 51,72
24,14 10,34
6,90 6,90
Jumlah 29
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 51,72, setuju 24,14, ragu-ragu 10,34, tidak setuju 6,90 dan sangat tidak
setuju 6,90. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru Akuntansi hanya menerangkan pelajaran dengan ceramah total maka siswa merasa bosan
dan kurang memahaminya.
y. Hasil belajar siswa akan lebih baik bila guru menggunakan model pembelajaran bervariasi.
Tabel 4.50 Harapan Siswa Terhadap Guru Mata Pelajaran
No Pernyataan
Jumlah Persentasi
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
17 8
3 1
58,62 27,59
10,34 3,45
Jumlah 29
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 58,62, setuju 27,59, ragu-ragu 10,34, tidak setuju 0 dan sangat tidak setuju
3,45. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa akan lebih baik bila guru menggunakan model pembelajaran bervariasi.
106
E. Interpretasi Hasil analisis
Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa siklus- siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas.
Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus. Berikut ini akan dijelaskan secara terperinci.
1. Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi serta replanning perencanaan kembali.
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
1 Peneliti dan kolaborator guru mata pelajaran membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
2 Membuat handout mengenai buku besar penutup 3 Menyiapkan instrumen tes hasil belajar, lembar observasi aktivitas
siswa, guru, dan pembelajaran, catatan lapangan, lembar wawancara dan angket
4 Melakukan uji coba instrumen
b. Pelaksanaan
Pada siklus pertama pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan namun belum sesuai dengan rencana, hal
ini disebabkan oleh faktor-faktor di bawah ini: 1 Siswa dan guru masih memerlukan adaptasi
2 Siswa belum begitu paham model cooperative learning teknik numbered heads together sehingga masih bingung dan belum
begitu aktif 3 Beberapa siswa ribut dan ngobrol bahkan tidur
4 Keadaan kelas yang gaduh 5 Beberapa siswa kelihatan memperhatikan namun mereka asyik
mendengarkan musik dengan memakai headset
107
Masalah tersebuut harus segera diatasi oleh peneliti yang bertindak sebagai guru, karena tujuan dari penerapan model
cooperative learning teknik numbered heads together adalah untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. Maka dari itu, peneliti
melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah di atas yaitu dengan sebagai berikut:
1 Memberikan penjelasan kembali mengenai model cooperative learning teknik numbered heads together sampai siswa mengerti
dan memahaminya 2 Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan model
cooperative learning teknik numbered heads together Pada pertemuan kedua dan ketiga siswa terbiasa belajar dengan
menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together. Hal ini terlihat dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran. Ketika proses penyampaian materi berlangsung, siswa dengan mudah dapat memahami konsep-konsep dan langkah-
langkah penyususnan buku besar penutup dan neraca saldo penutup.
c. Observasi Tabel 4.51
Aktivitas Siswa Siklus I No
Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Jml Ada
Tdk SB
B C K SK
1. Melaksanakan
tes awal Pre-test
√ √
29 2.
Mempelajari materi yang telah di ajarkan
sebelumnya √
√ 30
3. Mendengarkan
penjelasan materi
yang disampaikan
oleh guru √
√ 53
4. Melakukan
diskusi kelompok
√ √
63 5.
Mempersentasikan hasil jawaban
√ √
18
108
6. Aktif
menggungkapkan jawaban
√ √
23
7. Aktif
mengoreksi jawaban
√ √
11 8.
Aktif bertanya √
√ 20
9. Memecahkan
soal yang
harus dipecahkan bersama
√ √
14
10. Melaksanaan tes
akhir Post-test √
√ 29
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran akuntansi masih perlu ditingkatkan karena
masih sebagian besar siswa yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi. Siswa masih asik dengan dunianya
sendiri misalnya mengobrol, mendengarkan musik di headset bahkan ada yang tidur.
Tabel 4.52 Aktivitas Guru Siklus I
No Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tdk
SB B
C K
SK
1. Mengkondisikan
situasi pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
√ √
2. Apersepsi
√ √
3. Membangkitkan minat atau
rasa ingin
tahu siswa
motivasi √
√
4. Menyampaikan tujuan dan
indikator yang ingin dicapai √
√ 5.
Penggunaan media atau alat pembelajaran
yang sesuai
dengan indikator bahan ajar √
√
6. Penjelasan
model pembelajaran
cooperative √
√
109
learning teknik
numbered heads together
7. Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses pembelajaran √
√ 8.
Teknik menjelaskanmenyampaikan
materi √
√
9. Pengelolaan
kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran cooperative
learning teknik
numbered heads together
√ √
10. Bimbingan kepada kelompok √
√ 11. Pemberian
kesempatan kepada siswa untuk berpikir
√ √
12 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban
√ √
13. Antusias siswa
terhadap jawaban yang diberikan
√ √
14. Mengamati kesulitan
dan kemajuan belajar siswa
√ √
15. Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan
√ √
16. Keterampilan memberikan
kegiatan tindak lanjut setelah penyampaiam materi
√ √
17. Kemampuan memberikan
evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang
ingin dicapai √
√
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran Akuntansi pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru
kurang membangkitkan motivasi dan antusiasme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta media pembelajaran yang
kurang efektif. Dalam hal ini guru, masih melakukan adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru belum terbiasa menciptakan suasana
pembelajaran yang mengarah pada model cooperative learning teknik numbered heads together sehingga harus mampu beradaptasi dengan
110
keadaan siswa dan suasana kelas, guru kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, guru kurang memusatkan perhatian belajar
siswa, guru kurang memberikan bimbingan pada kelompok, sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi
mengenai materi yang dipelajarinya.
Tabel 4.53 Aktivitas Pembelajaran Siklus I
No. Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tdk
SB B C K SK
1 Guru
menyampaikan materi yang akan disajikan
√ √
2 Guru
membagi kelas
menjadi kelompok-
kelompok kecil
yang disesuaikan dengan jumlah
konsep yang
akan dipelajari
√ √
3 Guru memberikan nomor
pada setiap siswa dalam kelompok
√ √
4 Setelah
kelompok terbentuk guru mengajukan
beberapa soal yang harus dijawab
oleh tiap-tiap
kelompok √
√
5 Memberikan
kesempatan kepada tiap-tiap kelompok
untuk menemukan jawaban sehingga tiap-tiap anggota
kelompok
menyatukan kepalanya heads together
memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan
oleh guru √
√
6 Guru memanggil nomor
yang sama dari tiap-tiap kelompok
untuk memberikan jawaban atas
soal yang telah diterimanya √
√
7 Melaksanakan
langkah nomor
empat sampai
√ √
111
semua anggota kelompok memberikan jawaban
8 Berdasarkan
jawaban- jawaban
siswa guru
mengembangkan diskusi
lebih dalam
sehingga peserta didik menemukan
jawaban yang utuh dari soal yang diajukan oleh
guru. √
√
9 Setelah
semuanya mendapat
giliran guru
bersama siswa
menyimpulkan hasil
pembelajaran. √
√
Aktivitas pembelajaran
dengan menggunakan
model cooperative learning teknik numbered heads together masih
memerlukan peningkatan karena belum sepenuhnya tergolong bagus karena masih banyak siswa yang belum mengerti penerapannya
sehingga penerapannya belum optimal dan belum terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor tidak berurutan sehingga kebingungan
mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor secara acak.
d. Refleksi
Pada siklus I ini, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki ketika memberi tindakan pada siklus II. Adapaun kegagalan
pada siklus I berdasarkan lembar observasi adalah sebagai berikut: 1 Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang
mengarah pada model cooperative learning teknik numbered heads together sehingga harus mampu beradaptasi dengan keadaan siswa
dan suasana kelas 2 Guru kurang membangkitkan motivasi belajar siswa
3 Guru kurang memusatkan perhatian belajar siswa
112
4 Guru kurang memberikan bimbingan pada kelompok, sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi
mengenai materi yang dipelajarinya 5 Guru kurang mengamati kesulitan belajar siswa
6 Penguasaan konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih rendah
7 Pemanggilan nomor tidak berurutan sehingga kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga
pemanggilan nomor secara acak. 8 Siswa masih asyik dengan dunianya sendiri misalnya mengobrol,
mendengarkan musik di headset bahkan ada yang tidur. Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus
diperbaiki dalam pemberian tindakan. Sehingga untuk memperbaiki siklus I dengan berbagai kelemahan dan mempertahankan keberhasilan
yang telah dicapai maka pada siklus II perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
2. Siklus II
Seperti pada siklus I, siklus II ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan pada siklus II ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya
tercapai. Dengan demikian perencanaannya adalah sebagai berikut: 1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
2 Meningkatkan aktivitas pembelajaran model cooperrative learning teknik numbered heads together sampai seluruh siswa terpanggil
nomor bagiannya. 3 Memberikan motivasi kepada siswa baik secara individu maupun
kelompok agar lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
113
4 Untuk meningkatkan pemusatan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran pada siklus II, setelah melakukan pre-test tidak
langsung menjelaskam materi namun dilakukan brainstorming. 5 Memberikan bimbingan lebih intensif pada setiap kelompok
dengan tujuan agar seluruh siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran
6 Membuat media pembelajaran lebih menarik seperti kartu nomor berwarna-warni dengan nama masing-masing siswa
7 Mengamati kesulitan belajar siswa agar lebih memahami materi pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswa pun akan
meningkat dan hasil belajar pun akan meningkat.
b. Pelaksanaan
1 Suasana pembelajaran sudah efektif, hal ini terbukti dengan antusiasme siswa yang aktif, berani bertanya dan mengungkapkan
kesulitan belajar dan lebih mudah memahami materi pembelajaran.
2 Setiap siswa yang dipanggil lebih percaya diri dalam mengungkapkan jawaban
yang telah didiskusikan dalam
kelompokya 3 Suasana pembelajaran sudah efektif dan menyenangkan
4 Siswa merasa termotivasi belajar dengan model cooperative learning teknik numbered heads together dan saling mengajari
materi yang belum dipahami
5 Siswa yang berprestasi rendah merasa terbantu oleh teman dalam kelompoknya karena saling memberikan pemahaman agar semua
anggota kelompok dapat menjawab ketika dipanggil nomornya
114
c. Observasi Tabel 4.54
Aktivitas Siswa Siklus II No
Aspek yang diobservasi Ket
Nilai Jml
Ada Tdk
SB B C K SK
1 Melaksanakan tes awal
Pre-test √
√ 29
2 Mempelajari materi yang
telah di
ajarkan sebelumnya
√ √
55
3 Mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan oleh guru
√ √
54
4 Melakukan
diskusi kelompok
√ √
54 5
Mempersentasikan hasil jawaban
√ √
11 6
Aktif menggungkapkan
jawaban √
√ 27
7 Aktif
mengoreksi jawaban
√ √
11 8
Aktif bertanya √
√ 20
9 Memecahkan soal yang
harus dipecahkan
bersama √
√ 8
10 Melaksanaan tes akhir
Post-test √
√ 29
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua
siswa sudah mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani
dan percaya diri dalam mengungkapkan jawaban. Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah
mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. Meningkatnya nilai N-Gain siklus I yaitu 0,52
meningkat pada siklus II menjadi 0,73. Hasil belajar Akuntansi siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan
115
dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 3,45, 11 siswa
N-Gainnya sedang dengan persentase 37, 91 dan 17 siswa N- Gainnya tinggi dengan persentase 58,62. Rata-rata nilai pre-test
58,62 dan nilai rata-rata post-test 89,65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami
peningkatan. Tabel 4.55
Aktivitas Guru Siklus II
No Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tidak
SB B
C K
SK
1. Mengkondisikan
situasi pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran
√ √
2. Apersepsi
√ √
3. Membangkitkan minat atau
rasa ingin
tahu siswa
motivasi √
√
4. Menyampaikan tujuan dan
indikator yang ingin dicapai √
√ 5.
Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai
dengan indikator bahan ajar √
√
6. Penjelasan
model pembelajaran
cooperative learning teknik numbered
heads together √
√
7. Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses
pembelajaran √
√
8. Teknik
menjelaskanmenyampaikan materi
√ √
9. Pengelolaan
kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran cooperative
learning teknik numbered heads together
√ √
116
10. Bimbingan kepada
kelompok √
√ 11. Pemberian
kesempatan kepada siswa untuk berpikir
√ √
12 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan
mengungkapkan jawaban
√ √
13. Antusias siswa
terhadap jawaban yang diberikan
√ √
14. Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa
√ √
15. Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan
materi yang disampaikan √
√
16. Keterampilan memberikan
kegiatan tindak
lanjut setelah penyampaiam materi
√ √
17. Kemampuan memberikan
evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang
ingin dicapai √
√
Hasil observasi aktivitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serti lebih meningkatkan susana pembelajaran yang
hidup dan menggembirakan karena guru sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan serta keadaan kelas.
Tabel 4.56 Aktivitas Pembelajaran Siklus II
No. Aspek yang diobservasi
Ket Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Guru menyampaikan materi
yang akan disajikan √
√ 2
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok
kecil yang
disesuaikan dengan
jumlah konsep yang akan dipelajari
√ √
3 Guru memberikan nomor pada
setiap siswa dalam kelompok √
√ 4
Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa
√ √
117
soal yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok
5 Memberikan
kesempatan kepada tiap-tiap kelompok
untuk menemukan jawaban sehingga
tiap-tiap anggota
kelompok menyatukan
kepalanya heads together memikirkan
jawaban atas
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
√ √
6 Guru memanggil nomor yang
sama dari tiap-tiap kelompok untuk memberikan jawaban
atas
soal yang
telah diterimanya
√ √
7 Melaksanakan langkah nomor
empat sampai semua anggota kelompok
memberikan jawaban
√ √
8 Berdasarkan jawaban-jawaban
siswa guru mengembangkan diskusi lebih dalam sehingga
peserta
didik menemukan
jawaban yang utuh dari soal yang diajukan oleh guru.
√ √
9 Setelah semuanya mendapat
giliran guru bersama siswa menyimpulkan
hasil pembelajaran.
√ √
Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together sudah mengalami peningkatan
karena semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor
secara berurutan sehingga siswa tidak kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor teratur dan
terstruktur.
118
d. Refleksi
Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajaran maka dapat disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah sebagai
berikut: 1 Aktivitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serta
lebih meningkatkan suasana pembelajaran yang hidup dan menggembirakan
2 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban
maupun kesulitan belajar. 3 Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani dan percaya diri dalam
mengungkapkan jawaban 4 Meningkatnya nilai N-Gain siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus
II menjadi 0,73. 5 Hasil belajar akuntansi siswa siklus II mengalami peningkatan dari
siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah
dengan persentase 3,45, 11 siswa N-Gainnya sedang dengan persentase 37, 91 dan 17 siswa N-Gainnya tinggi dengan persentase
58,62. Rata-rata nilai pre-test 58,62 dan nilai rata-rata post-test 89,65.
Dengan demikian
dapat disimpulkan
bahwa proses
pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. 6 Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model cooperative
learning teknik numbered heads together sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya sudah mengerti
penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor secara berurutan sehingga siswa tidak
kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor teratur dan terstruktur.
119
F. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti serta angket dan tes hasil belajar, maka ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran
akuntansi siswa diantaranya adalah suasana kelas yang gaduh sehingga mengurangi daya konsentrasi siswa, model pembelajaran yang digunakan
membosankan sehingga siswa merasa jenuh dan mengalihkan perhatiannya seperti mengobrol, main handphone, mendengarkan musik dengan
menggunakan headset, bahkan sampai ada yang tertidur lelap, siswa masih merasa kesulitan dan kebingungan dalam memahami akuntansi, guru kurang
memotivasi dan memusatkan perhatian dan dampaknya adalah hasil belajar akuntansi siswa rendah.
Masalah-masalah tersebut di atas akan menghambat siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri masing-masing siswa. Pada
akhirnya hasil belajar akuntansi yang diperoleh pun tidak sesuai dengan keinginan dalam arti tidak memuaskan.
Pada siklus I, mayoritas siswa belum mengetahui dan memahami dalam langkah-langkah pembelajaran model cooperative learning teknik
numbered heads together, sehingga siswa kurang percaya diri dan kurang berani dalam mengungkapkan jawaban karena diskusi dalam kelompok
kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari anggota kelompok yang memiliki kemampuan lebih asyik sendiri dalam mengerjakan soal dan tidak
menjelaskan pada anggota lain yang kurang mampu. Sehingga anggota kelompok lainnya hanya menyalin pekerjaan yang telah dikerjakan oleh
anggota kelompok. Hal ini mungkin siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain adanya perbandingan peningkatan yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah yaitu pada
siklus I dari 12 siswa dengan persentase 41,38 sedangkan pada siklus II menjadi 1 siswa dengan presentase 3,45. Meningkatnya siswa yang N-
Gainnya sedang yaitu pada siklus I dari 8 siswa dengan persentase 27,59 sedangkan pada siklus II menjadi menjadi 11 siswa dengan persentase
120
37,91. Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus I dari 9 siswa dengan persentase 31,03 sedangkan pada siklus II menjadi 17 siswa
dengan persentase 58,62. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pre-test siklus I dan post-test siklus II yaitu rata-rata pretes siklus I 56,03 sedangkan
rata-rata pre-test siklus II 58, 62 dan rata-rata post-test siklus I 80,00 sedangkan rata-rata post-test siklus II 89,65. Sedangkan peningkatan rata-rata
N-Gain siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73. Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan juga menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model cooperaive learning teknik numbered heads together lebih memudahkan pemahaman materi aknuntansi
dan membangkitkan semangat belajar siswa karena setiap siswa memiliki kewajiban untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru baik
diungkapkan ataupun ditulis di papan tulis dengan penuh rasa percaya diri dan keberanian tinggi karena jawaban yang diungkapkan ataupun ditulis di papan
tulis merupakan hasil diskusi dalam kelompoknya. Sementara berdasarkan hasil analisis angket, respon siswa setelah
belajar dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together adalah sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan dengan adanya
peningkatan penguasaan konsep siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar akuntansi siswa dan keaktifan siswa di kelas pada saat proses pembelajaran
baik dalam hal menjawab pertanyaan, mengajukan mengajukan pertanyaan, pemecahan soal bersama, dan presentasi hasil diskusi kelompok. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa
dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sejalan dengan hasil
penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki keterkaitan tentang model cooperative learning teknik numbered heads
together serta menunjukkan bahwa penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together memiliki pengaruh dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, yaitu penerapan model cooperative learning teknik
121
numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS 2 MAN 11 Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan rata-rata N-Gain siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73.
Diantaranya yaitu, Ubaidilah, 2009 dalam skripsinya yang berjudul ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning dengan teknik
Kepala Bernomor Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Siswa”
dengan t
hitung
sebesar 4,33 dan t
tabel
2,02 sehingga -2,024,332,02. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif Cooperative Learning dengan
teknik Kepala Bernomor Numbered Heads Together memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
3
Hasil penelitian juga diungkapkan oleh Ika Nurhikmawati dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode
Numbered Heads Together NHT Terhadap Penguasaan Konsep Energi dan Daya Listrik” berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MTs Nurul
Hidayah Kronjo maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif metode Numbered Heads Together NHT terhadap
penguasaan konsep energi dan daya listrik dengan t
hit
t
tab
yaitu 14,72,00.
4
Hasil penelitian lain juga diungkapkan oleh Heri Damhudi dalam skripsinya yang berujudul “Pengaruh Metode Numbered Head Together
Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Ekosistem” hasil penelitian yang
dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat menunjukkan bahwa, rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diberikan metode numbered head together sebesar
77,550 lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar Biologi yang tidak diberikan metode numbered head together sebesar 67,486 dan t
hit
t
tab
yaitu 3,2021,667.
5
3
Ubaidilah, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning dengan teknik Kepala Bernomor Number Heads Together
terhadap Hasil Belajar Siswa”, Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
4
Ika Nurhikmawati ““Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Heads Together NHT Terhadap Penguasaan Konsep Energi dan Daya Listrik”, Skripsi S1 Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
5
Heri Damhudi berujudul “Pengaruh Metode Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Ekosistem”, Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2007.
122
Selain sejalan dengan hasil penelitian terdahulu penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satu ahli yang
mengemukakan tujuan cooperative learning yaitu Stahl. Menurut Stahl dalam buku Cooperative Learning karangan Isjoni
mengungkapkan tujuan cooperative learning yaitu sebagai berikut: Dengan melaksanakan model pembelajaran cooperative learning,
siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan,
baik keterampilan berpikir thinking skill maupun keterampilan sosial social skill, seperti keterampilan mengemukakan pendapat, menerima
saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan
kelas.
6
Sesuai dengan hasil penelitian bahwa siswa mengalami keberhasilan serta memiliki baik keterampilan berpikir thinking skill maupun
keterampilan sosial social skill, seperti keterampilan mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa
setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan karena dalam peneltian dengan menerapkan model cooperative
learning teknik numbered heads together sangat mengedepankan aktivitas siswa baik dalam hal mencari, mengolah dan melaporkan informasi berupa
jawaban pribadi maupun kelompok. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Iqbal Ali mengenai
“numbered head together adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam
mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas.”
7
Sesuai dengan hasil penelitian bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat dan lebih aktif serta antusias, karena semua
siswa sudah mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban
6
Isjoni, Cooperative Learning..., h. 23.
7
Iqbal Ali, “Number Head Together”, dari www.NumberHeadsTogether.com, 06 Maret 2009.
123
maupun kesulitan belajar, serta semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur.
Pemanggilan nomor secara berurutan sehingga siswa tidak kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor
teratur dan terstruktur. Sehingga dalam hal ini dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori,
kerangka berpikir dan hasil penelitian yang relevan bahwa bahwa penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together dapat
meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa dan motivasi belajar siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran akuntansi.
124
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas
XI IPS 2 MAN 11 Jakarta maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together dapat meningkatkan
hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 MAN 11 Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata N-Gain hasil belajar
Akuntansi siswa, siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73.
B. Saran
Dengan terbuktinya proses pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning teknik numbered heads together dapat meningkatkan
hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 MAN 11 Jakarta, maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Model cooperative learning teknik numbered heads together sangat efektif diterapkan pada mata pelajaran akuntansi karena dapat membuat siswa
percaya diri dalam mengungkapkan jawaban yang telah didiskusikan dalam kelompoknya. Oleh karena itu, disarankan kepada guru akuntansi dapat
menerapkan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk menerapkan hasil belajar siswa.
2. Guru diharapkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan pendidikan