Pemeriksaan Keabsahan Data Pembahasan Hasil Temuan Penelitian

75 cooperative learning teknik numbered heads together sudah berjalan dengan baik karena semua siswa telah mendapat giliran baik dalam mengungkapkan jawaban dan kesulitan belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran model cooperative learning teknik numbered heads together. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar akuntansi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan dan penelitian dihentikan pada siklus II.

C. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar akuntansi siswa pada masing-masing siklus yaitu siklus I berjumlah 17 soal, yang berasal dari 30 soal dan siklus II berjumlah 16 soal yang berasal dari 30 soal, yang diujikan terlebih dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Proses pengambilan data hasil belajar akuntansi pada masing-masing instrumen melalui pre-test dan post-test yang diambil setelah tiga kali pertemuan dalam tiap siklus. Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian, yaitu dengan menggunakan rumus validitas “Point Biserial”. Pada siklus I didapatkan 17 soal yang valid yakni nomor 2, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 21, 24, 25, 26, 27, 28 dan 29. Sedangkan pada siklus II didapatkan 16 soal yang valid yakni nomor 1, 2, 3, 5, 11, 12, 13, 14, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, dan 28. Kedua instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan rumus Kuder-Richardson K-R 20. Reliabilitas soal pada siklus I adalah 0,82 kriteria tinggi, sedangkan soal pada siklus II reliabilitasnya adalah 0,75 kriteria tinggi. Reliabilitas pada sikus I dan siklus II menunjukkan pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang sudah dapat dipercaya akan 76 menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama.

D. Analisis Data 1. Hasil Belajar Siswa

Pembelajaran akuntansi dengan model cooperative learning teknik numbered heads together pada materi buku besar penutup dan neraca saldo penutup, dan jurnal pembalik bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. Data hasil belajar pre-test dan post-test pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.16 Hasil Belajar Siklus I No Nama Pre-test Pos-test N-Gain Kategori 1 A 55 60 0.11 Rendah 2 B 55 65 0.22 Rendah 3 C 60 70 0.25 Rendah 4 C 65 70 0.14 Rendah 5 D 50 90 0.80 Tinggi 6 E 60 95 0.88 Tinggi 7 F 55 85 0.67 Sedang 8 G 60 95 0.88 Tinggi 9 H 55 65 0.22 Rendah 10 I 60 75 0.38 Sedang 11 J 65 85 0.57 Sedang 12 K 65 70 0.14 Rendah 13 L 35 85 0.77 Tinggi 14 M 65 75 0.29 Rendah 15 N 50 95 0.90 Tinggi 16 O 55 65 0.22 Rendah 17 P 50 95 0.90 Tinggi 77 18 Q 40 80 0.67 Sedang 19 R 65 75 0.29 Rendah 20 S 60 95 0.88 Tinggi 21 T 55 95 0.89 Tinggi 22 U 55 80 0.56 Sedang 23 V 50 95 0.90 Tinggi 24 W 75 80 0.20 Rendah 25 X 55 70 0.33 Sedang 26 Y 50 75 0.50 Rendah 27 Z 75 80 0.20 Rendah 28 AA 50 80 0.60 Sedang 29 BB 35 75 0.62 Sedang Jumlah 1625 2320 14.95208 Rata-rata 56.03448 80 0.515589 Rendah 41,38 Sedang 27,59 Tinggi 31,03 Grafik 4.1 Hasil Belajar Siklus I 78 Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih banyak nilai siswa yang berada di bawah rata-rata. 12 siswa N-Gainnya tergolong rendah dengan presentasi 41,38, 8 siswa N-Gainnya tergolong sedang dengan presentasi 27,59 dan 9 orang N-Gainnya tergolong tinggi dengan presentasi 31,03. Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata-rata nilai pre-test yaitu 56, 03 dan rata-rata nilai post-test 80. Proses pembelajaran model cooperative learning teknik numbered heads together dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah. Tabel 4.17 Hasil Belajar Siklus II No Nama Pre-test Pos-test N-Gain Kategori 1 A 40 95 0.92 Tinggi 2 B 35 85 0.77 Tinggi 3 C 65 95 0.86 Tinggi 4 C 65 90 0.71 Tinggi 5 D 60 85 0.63 Sedang 6 E 45 95 0.91 Tinggi 7 F 70 90 0.67 Sedang 8 G 70 90 0.67 Sedang 9 H 70 90 0.67 Sedang 10 I 70 90 0.67 Sedang 11 J 70 85 0.50 Sedang 12 K 70 90 0.67 Sedang 13 L 35 90 0.85 Tinggi 14 M 45 85 0.73 Tinggi 15 N 75 80 0.20 Rendah 16 O 45 80 0.64 Sedang 17 P 45 95 0.91 Tinggi 79 18 Q 45 85 0.73 Tinggi 19 R 60 95 0.88 Tinggi 20 S 60 85 0.63 Sedang 21 T 60 95 0.88 Tinggi 22 U 70 90 0.67 Sedang 23 V 60 80 0.50 Sedang 24 W 70 95 0.83 Tinggi 25 X 65 90 0.71 Tinggi 26 Y 70 95 0.83 Tinggi 27 Z 45 95 0.91 Tinggi 28 AA 50 90 0.80 Tinggi 29 BB 70 95 0.83 Tinggi Jumlah 1700 2600 21.13595 Rata-rata 58.62069 89.65517 0.728826 Rendah 3,45 Sedang 37,91 Tinggi 58,62 Grafik 4.2 Hasil Belajar Siklus II 80 Hasil belajar akuntansi siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 3,45, 11 siswa N-Gainnya sedang dengan persentase 37, 91 dan 17 siswa N-Gainnya tinggi dengan persentase 58,62. Rata- rata nilai pre-test 58,62 dan nilai rata-rata post-test 89,65. Tabel 4.18 Rekapitulasi dan Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II No Nama SIKLUS I SIKLUS II Pre-test Pos-test N-Gain Kategori Pre-test Pos-test N-Gain Kategori 1 A 55 60 0.11 Rendah 40 95 0.92 Tinggi 2 B 55 65 0.22 Rendah 35 85 0.77 Tinggi 3 C 60 70 0.25 Rendah 65 95 0.86 Tinggi 4 C 65 70 0.14 Rendah 65 90 0.71 Tinggi 5 D 50 90 0.80 Tinggi 60 85 0.63 Sedang 6 E 60 95 0.88 Tinggi 45 95 0.91 Tinggi 7 F 55 85 0.67 Sedang 70 90 0.67 Sedang 8 G 60 95 0.88 Tinggi 70 90 0.67 Sedang 9 H 55 65 0.22 Rendah 70 90 0.67 Sedang 10 I 60 75 0.38 Sedang 70 90 0.67 Sedang 11 J 65 85 0.57 Sedang 70 85 0.50 Sedang 12 K 65 70 0.14 Rendah 70 90 0.67 Sedang 13 L 35 85 0.77 Tinggi 35 90 0.85 Tinggi 14 M 65 75 0.29 Rendah 45 85 0.73 Tinggi 15 N 50 95 0.90 Tinggi 75 80 0.20 Rendah 16 O 55 65 0.22 Rendah 45 80 0.64 Sedang 17 P 50 95 0.90 Tinggi 45 95 0.91 Tinggi 18 Q 40 80 0.67 Sedang 45 85 0.73 Tinggi 19 R 65 75 0.29 Rendah 60 95 0.88 Tinggi 20 S 60 95 0.88 Tinggi 60 85 0.63 Sedang 21 T 55 95 0.89 Tinggi 60 95 0.88 Tinggi 22 U 55 80 0.56 Sedang 70 90 0.67 Sedang 23 V 50 95 0.90 Tinggi 60 80 0.50 Sedang 24 W 75 80 0.20 Rendah 70 95 0.83 Tinggi 81 25 X 55 70 0.33 Sedang 65 90 0.71 Tinggi 26 Y 50 75 0.50 Rendah 70 95 0.83 Tinggi 27 Z 75 80 0.20 Rendah 45 95 0.91 Tinggi 28 AA 50 80 0.60 Sedang 50 90 0.80 Tinggi 29 BB 35 75 0.62 Sedang 70 95 0.83 Tinggi Jumlah 1625 2320 14.95208 1700 2600 21.13595 Rata-rata 56.03448 80 0.515589 58.62069 89.65517 0.728826 Rendah 41,38 3,45 Sedang 27,59 37,91 Tinggi 31,03 58,62 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perbandingan peningkatan yaitu berkurangnya siswa yang N- Gainnya rendah yaitu pada siklus I dari 12 siswa dengan persentase 41,38 sedangkan pada siklus II menjadi 1 siswa dengan presentase 3,45. Meningkatnya siswa yang N-Gainnya sedang yaitu pada siklus I dari 8 siswa dengan persentase 27,59 sedangkan pada siklus II menjadi menjadi 11 siswa dengan persentase 37,91. Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus I dari 9 siswa dengan persentase 31,03 sedangkan pada siklus II menjadi 17 siswa dengan persentase 58,62. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pre-test siklus I dan post- test siklus II yaitu rata-rata pre-test siklus I 56,03 sedangkan rata-rata pre- test siklus II 58, 62 dan rata-rata post-test siklus I 80,00 sedangkan rata- rata postessiklus II 89,65. Sedangkan peningkatan rata-rata N-Gain siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73.

2. Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Tindakan

Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 26 Mei 2011 tepatnya akhir penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan model cooperative learning teknik numbered heads together. Siswa terlebih dahulu dikelompokkan menjadi kriteria rendah, sedang dan tinggi berdasarkan tes hasil belajar di setiap akhir siklus. 82 Tabel 4.19 Wawancara Responden Siswa Siswa Dengan Hasil Belajar Tinggi Peneliti : Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang telah kalian ikuti? Siswa : “Mudah dimengerti, asyik, tidak jenuh, adil semuanya punya kesempatan untuk bicara karena biasanya hanya orang-orang tertentu mulu yang bicara” Peneliti : Apakah kalian senang belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together? Siswa : “Senang banget, karena biasanya anak-anak laki-laki pada tidur dengan model pembeljaran ini jadi pada semangat jawab soal karena kewajiban punya nomor berbicara” Peneliti : Apakah kalian merasa lebih aktif dan mudah untuk berpikir kreatif? Siswa : “Iyah bu, karena masing-masing anak punya nomor kewajiban yang apabila guru menyebutkan nomor itu anak langsung jawab dan diskusi sama kelompoknya” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together kalian dapat bekerjasama dengan sesama anggota kelompok dengan baik? Siswa : “Iyah bu, karena dalam model pembelajaran ini terdapat kewajiban menjawab pertanyaan dari guru yang harus didiskusikan dulu dengan kelompok jadi kerjasamanya lebih erat”. Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif kalian lebih aktif dan percaya diri dalam mengungkapkan jawaban? Siswa :”Pastinya bu, karena sebelum menjawab pertanyaan didiskusikan dulu dengan kelompok yang dalam kelompoknya juga ada yang pintar jadi saling memberitahu jadi mengungkapkan jawaban juga PD karena udah yakin benar” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif membuatmu lebih mudah dalam memahami materi akuntansi? Siswa : “Iyah bu jadi nyelotok dan lebih lancar”. Peneliti : Apakah hasil belajar akuntansi kalian meningkat setelah melaksanakan pembelaran kooperatif tenik numbered heads together? Siswa :”Meningkat dong bu, hal ini terbukti dengan lancarnya mengisi soal padahal sebelumnya sangat sulit dan membingungkan. 83 Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang Peneliti : Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang telah kalian ikuti? Siswa :”Cukup dimengerti dan lebih mudah dicerna diotak” Peneliti : Apakah kalian senang belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together? Siswa :”Senang bu” Peneliti : Apakah kalian merasa lebih aktif dan mudah untuk berpikir kreatif? Siswa :”Lumayan aktif bu karena ada nomor berstruktur” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together kalian dapat bekerja sama dengan sesama anggota kelompok dengan baik? Siswa :”Kerjasama memecahkan soal dalam kelompok jadi lebih erat” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif kalian lebih aktif san percaya diri dalam mengungkapkan jawaban? Siswa :”Iyah bu, lebih PD karena jawaban sudah pasti benar karena didiskusikan dahulu dalam kelompok” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif membuatmu lebih mudah dalam memahami materi akuntansi? Siswa :”Mudah dan paham bu” Peneliti : Apakah hasil belajar akuntansi kalian meningkat setelah melaksanakan pembelaran kooperatif tenik numbered heads together? Siswa :”Agak meningkat bu nilainya” Siswa Dengan Hasil Belajar Rendah Peneliti : Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang telah kalian ikuti ? Siswa :”Saya sangat senang bu karena menambah ilmu akuntansi saya” Peneliti : Apakah kalian senang belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together? Siswa :”Senang bu” Peneliti : Apakah kalian merasa lebih aktif dan mudah untuk berpikir kreatif? Siswa :”Iyah bu saya jadi berani bertanya kalau ada yang membingungkan saya” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together kalian dapat bekerjasama dengan sesama anggota 84 kelompok dengan baik? Siswa :”Iyah bu, karena kita berdiskusi dalam kelompok” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif kalian lebih aktif dan percaya diri dalam mengungkapkan jawaban? Siswa :”Iyah bu saya jadi tambah PD mengungkapkan jawaban dan bertanya apa yang gak ngerti” Peneliti : Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif membuatmu lebih mudah dalam memahami materi akuntansi ? Siswa :”lebih mudah dan paham serta lancar mengerjakan soal” Peneliti : Apakah hasil belajar akuntansi kalian meningkat setelah melaksanakan pembelaran kooperatif tenik numbered heads together ? Siswa : “Iyah bu karena saya lebih mudah dalam mengerjakan soal secara cepat” Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep- konsep dalam akuntansi dengan begitu siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung, bahkan siswa merasa senang selama proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif dan percaya diri dalam mengungkapkan jawaban-jawaaban yang telah didiskusikan dalam kelompoknya. Hasil belajar Akuntansi siswa pun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni PTK telah berhasil karena implikasinya positif terhadap proses pembelajaran akuntansi dan hasil belajar akuntansi serta sikap dan motivasi belajar akuntansi siswa. 85

3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa, Aktivitas Guru dan Proses Pembelajaran

a. SIKLUS I Tabel 4.20

Aktivitas Siswa Siklus I No Aspek yang diobservasi Ket Nilai Jml Ada Tdk SB B C K SK 1. Melaksanakan tes awal Pre-test √ √ 29 2. Mempelajari materi yang telah di ajarkan sebelumnya √ √ 30 3. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru √ √ 53 4. Melakukan diskusi kelompok √ √ 63 5. Mempersentasikan hasil jawaban √ √ 18 6. Aktif menggungkapkan jawaban √ √ 23 7. Aktif mengoreksi jawaban √ √ 11 8. Aktif bertanya √ √ 20 9. Memecahkan soal yang harus dipecahkan bersama √ √ 14 10. Melaksanaan tes akhir Post-test √ √ 29 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran akuntansi masih perlu ditingkatkan karena masih sebagian besar siswa yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi. Siswa masih asik dengan dunianya sendiri misalnya mengobrol, mendengarkan musik di headset bahkan ada yang tidur. 86 Tabel 4.21 Aktivitas Guru Siklus I No Aspek yang diobservasi Ket Nilai Ada Tdk SB B C K SK 1. Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran √ √ 2. Apersepsi √ √ 3. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa motivasi √ √ 4. Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai √ √ 5. Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar √ √ 6. Penjelasan model pembelajaran cooperative learning teknik numbered heads together √ √ 7. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran √ √ 8. Teknik menjelaskan materi √ √ 9. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning teknik numbered heads together √ √ 10. Bimbingan kepada kelompok √ √ 11. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir √ √ 12 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban √ √ 87 13. Antusias siswa terhadap jawaban yang diberikan √ √ 14. Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa √ √ 15. Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan √ √ 16. Keterampilan memberikan kegiatan tindak lanjut setelah penyampaiam materi √ √ 17. Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai √ √ Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran akuntansi pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang membangkitkan motivasi dan antusiasme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta media pembelajaran yang kurang efektif. Dalam hal ini guru masih melakukan adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada model cooperative learning teknik numbered heads together sehingga harus mampu beradaptasi dengan keadaan siswa dan suasana kelas, Guru kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, Guru kurang memusatkan perhatian belajar siswa, Guru kurang memberikan bimbingan pada kelompok, sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai materi yang dipelajarinya. 88 Tabel 4.22 Aktivitas Pembelajaran Siklus I No. Aspek yang diobservasi Ket Nilai Ada Tdk SB B C K SK 1 Guru menyampaikan materi yang akan disajikan √ √ 2 Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengan jumlah konsep yang akan dipelajari √ √ 3 Guru memberikan nomor pada setiap siswa dalam kelompok √ √ 4 Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa soal yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok √ √ 5 Memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban sehingga tiap-tiap anggota kelompok menyatukan kepalanya heads together memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru √ √ 6 Guru memanggil nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk memberikan jawaban atas soal yang telah diterimanya √ √ 7 Melaksanakan langkah nomor empat sampai semua anggota kelompok memberikan jawaban √ √ 8 Berdasarkan jawaban-jawaban siswa guru mengembangkan diskusi lebih dalam sehingga peserta didik menemukan jawaban yang utuh dari soal yang diajukan oleh guru. √ √ 9 Setelah semuanya mendapat giliran guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. √ √ 89 Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together masih memerlukan peningkatan karena belum sepenuhnya tergolong bagus karena masih banyak siswa yang belum mengerti penerapannya sehingga penerapannya belum optimal dan belum terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor tidak berurutan sehingga kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor secara acak.

b. SIKLUS II Tabel 4.23

Aktivitas Siswa Siklus II No Aspek yang diobservasi Ket Nilai Jml Ada Tdk SB B C K SK 1 Melaksanakan tes awal Pre-test √ √ 29 2 Mempelajari materi yang telah di ajarkan sebelumnya √ √ 55 3 Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru √ √ 54 4 Melakukan diskusi kelompok √ √ 54 5 Mempersentasikan hasil jawaban √ √ 11 6 Aktif menggungkapkan jawaban √ √ 27 7 Aktif mengoreksi jawaban √ √ 11 8 Aktif bertanya √ √ 20 9 Memecahkan soal yang harus dipecahkan bersama √ √ 8 10 Melaksanaan tes akhir Post-test √ √ 29 Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah 90 mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani dan percaaya diri dalam mengungkapkan jawaban. Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. Meningkatnya nilai N-Gain siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73. Hasil belajar Akuntansi siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 3,45, 11 siswa N-Gainnya sedang dengan persentase 37, 91 dan 17 siswa N-Gainnya tinggi dengan persentase 58,62. Rata-rata nilai pre-test 58,62 dan nilai rata-rata post-test 89,65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Tabel 4.24 Aktivitas Guru Siklus II No Aspek yang diobservasi Ket Nilai Ada Tdk SB B C K SK 1. Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran √ √ 2. Apersepsi √ √ 3. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa motivasi √ √ 4. Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai √ √ 5. Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar √ √ 6. Penjelasan model pembelajaran cooperative learning teknik numbered heads together √ √ 7. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran √ √ 91 8. Teknik menjelaskanmenyampaikan materi √ √ 9. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning teknik numbered heads together √ √ 10. Bimbingan kepada kelompok √ √ 11. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir √ √ 12 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban √ √ 13. Antusias siswa terhadap jawaban yang diberikan √ √ 14. Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa √ √ 15. Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan √ √ 16. Keterampilan memberikan kegiatan tindak lanjut setelah penyampaiam materi √ √ 17. Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai √ √ Hasil observasi aktivitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serti lebih meningkatkan susana pembelajaran yang hidup dan menggembirakan karena guru sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan serta keadaan kelas. 92 Tabel 4.25 Aktivitas Pembelajaran Siklus II No. Aspek yang diobservasi Ket Nilai Ada Tdk SB B C K SK 1 Guru menyampaikan materi yang akan disajikan √ √ 2 Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengan jumlah konsep yang akan dipelajari √ √ 3 Guru memberikan nomor pada setiap siswa dalam kelompok √ √ 4 Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa soal yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok √ √ 5 Memberikan kesempatan kepada tiap- tiap kelompok untuk menemukan jawaban sehingga tiap-tiap anggota kelompok menyatukan kepalanya heads together memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru √ √ 6 Guru memanggil nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk memberikan jawaban atas soal yang telah diterimanya √ √ 7 Melaksanakan langkah nomor empat sampai semua anggota kelompok memberikan jawaban √ √ 8 Berdasarkan jawaban-jawaban siswa guru mengembangkan diskusi lebih dalam sehingga peserta didik menemukan jawaban yang utuh dari soal yang diajukan oleh guru. √ √ 9 Setelah semuanya mendapat giliran guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. √ √ Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor 93 secara berurutan sehingga siswa tidak kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor teratur dan terstruktur. Selain itu setiap siswa telah mempersiapkan diri belajar di rumah karena pada saat di kelas dituntut dan diwajibkan untuk aktif baik dalam berbicara maupun menulis jawaban di papan tulis.

4. Hasil Angket Siswa

Angket disebar setelah proses pembelajaran selesai sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran dan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model coopeative learning teknik numbered heads together. a. Apakah kamu menyukai model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together? Tabel 4.26 Ketertarikan Siswa Pada Model No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 7 13 4 3 2 24,14 44,83 13,79 10,34 6,90 Jumlah 29 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 24,14 , setuju 44,83, ragu-ragu 13, 79, tidak setuju 10,34 dan sangat tisak setuju 6, 90. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyukai model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together. b. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together sesuai dengan materi tentang buku besar penutup, neraca saldo penutup dan jurnal pembalik? 94 Tabel 4.27 Kesesuaian Model No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 3 18 6 2 10,34 62,07 20,69 6,90 Jumlah 29 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together sesuai dengan materi tentang buku besar penutup, neraca saldo penutup dan jurnal pembalik, hal ini terbukti dengan jawaban siswa menjawab menjawab sangat setuju 10,34, setuju 62,07, ragu-ragu 20,69, tidak setuju 6,90 dan sangat tidak setuju 0. c. Apakah kamu merasa kesulitan belajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together? Tabel 4.28 Kondisi Kesulitan Siswa No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 7 3 9 10 24,14 10,34 31,03 34,48 Jumlah 29 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 24,14, setuju 10,34, ragu-ragu 31,03, tidak setuju 34,48 dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukkan siswa tidak merasa kesulitan belajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together. 95 d. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together membuat kamu semangat dan antuisias mempelajari IPS pada pelajaran Akuntansi konsep buku besar penutup, neraca saldo penutup? Tabel 4.29 Antusiasme Siswa No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 8 10 5 4 2 27,59 34,48 17,24 13,79 6,90 Jumlah 29 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together membuat siswa semangat dan antuisias mempelajari IPS pada pelajaran Akuntansi konsep buku besar penutup, neraca saldo penutup. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 27,59, setuju 34,48, ragu-ragu 17,24, tidak setuju 13,79 dan sangat tidak setuju 6,90. e. Apakah kamu aktif dalam mengikuti tahapan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together? Tabel 4.30 Keaktifan Siswa No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 8 9 7 3 2 27,59 31,03 24,14 10,34 6,90 Jumlah 29 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa aktif dalam mengikuti tahapan pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together, hal ini terbukti dengan jawaban siswa menjawab menjawab sangat setuju 27,59, setuju 31,03, ragu-ragu 24,14, tidak setuju 10,34 dan sangat tidak setuju 6,90. 96 f. Apakah kamu merasa jenuh dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together? Tabel 4.31 Kejenuhan Siswa No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 6 4 6 9 4 20,69 13,79 20,69 31,03 13,79 Jumlah 29 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa tidak merasa jenuh dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20,69, setuju 13,79, ragu-ragu 20.69, tidak setuju 31,03 dan sangat tidak setuju 13,79. g. Apakah kamu memahami materi yang belum dipahami setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together? Tabel 4.32 Keefektifan Model No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5 9 8 5 2 17,24 31,03 27,59 17,24 6,90 Jumlah 29 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 17,24, setuju 31,03, ragu-ragu 27,59, tidak setuju 17,24 dan sangat tidak setuju 6,90. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memahami materi yang belum dipahami setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together. 97 h. Apakah masih ada materi yang belum dipahami setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together? Tabel 4.33 Kefektifan Model No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5 6 7 9 2 17,24 20,69 24,14 31,03 6,90 Jumlah 29 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 17,24, setuju 20,69, ragu-ragu 24,14, tidak setuju 31,03 dan sangat tidak setuju 6,90. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memahami materi yang belum dipahami setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together. i. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dirasakan dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS pada pelajaran Akuntansi konsep buku besar penutup, neraca saldo penutup? Tabel 4.34 Kefektifan Model Terhadap Hasil Belajar No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 11 12 5 1 37,93 41,38 17,24 3,45 Jumlah 29 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 37,93, setuju 41,38, ragu-ragu 17,24, tidak setuju 3,45 dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dirasakan dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS pada pelajaran Akuntansi konsep buku besar penutup, neraca saldo penutup. 98 j. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. Tabel 4.35 Kefektifan Model Terhadap Minat dan Perhatian No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 8 11 9 1 27,59 37,93 31,03 3,45 Jumlah 29 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 27,59, setuju 37,93, ragu-ragu 31,03, tidak setuju 3,45 dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. k. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together adalah salah satu metode yang baik dalam proses pembelajaran IPS Akuntansi. Tabel 4.36 Keefektifan Model terhadap Mata Pelajaran No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 11 7 9 2 27,93 24,14 31,03 6,90 Jumlah 29 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together adalah salah satu metode yang baik dalam proses pembelajaran IPS Akuntansi. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 27,93, setuju 24,14, ragu-ragu 31,03, tidak setuju 6,90 dan sangat tidak setuju 0. 99 l. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat membuat siswa tertarik pada pelajaran IPS Akuntansi Tabel 4.37 Ketertarikan Siswa Terhadap Mata Pelajaran No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 6 12 8 1 2 20,69 41,38 27,59 3,45 6,90 Jumlah 29 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat membuat siswa tertarik pada pelajaran IPS Akuntansi. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20,69, setuju 41,38, ragu-ragu 27,59, tidak setuju 3,45 dan sangat tidak setuju 6,90. m. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat memberikan kesan yang menarik dalam proses pembelajaran. Tabel 4.38 Ketertarikan Siswa Terhadap Model No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 6 13 7 2 1 20,69 44,83 24,14 6,90 3,45 Jumlah 29 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat memberikan kesan yang menarik dalam proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20,69, setuju 44,83, ragu-ragu 24,14, tidak setuju 6,90 dan sangat tidak setuju 3,45. 100 n. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat mempermudah pemahaman siswa dalam belajar IPS Akuntansi Tabel 4.39 Kefektifan Model Terhadap Pemahaman Siswa No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 6 12 8 2 1 20,69 41,38 27,59 6,90 3,45 Jumlah 29 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 20,69, setuju 41,38, ragu-ragu 27,59, tidak setuju 6,90 dan sangat tidak setuju 3,45. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together dapat mempermudah pemahaman siswa dalam belajar IPS Akuntansi. o. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan semangat dan antusias. Tabel 4.40 Kefektifan Model Terhadap Semangat dan Antusiasme Siswa No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 9 7 8 3 2 31,03 24,14 27,59 10,34 6,90 Jumlah 29 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 31,03, setuju 24,14, ragu-ragu 27,59, tidak setuju 10,34 dan sangat tidak setuju 6,90. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan semangat dan antusias. 101 p. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together tidak diperlukan dalam proses pembelajaran. Tabel 4.41 Kefektifan Model dalam Proses Pembelajaran No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 6 6 3 10 4 20,69 20,69 10,34 34,48 13,79 Jumlah 29 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 20,69, setuju 20,69, ragu-ragu 10,34, tidak setuju 34,48 dan sangat tidak setuju 13,79. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together diperlukan dalam proses pembelajaran. q. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together tidak diperlukan dalam proses pembelajaran IPS Akuntansi Tabel 4.42 Kefektifan Model Terhadap Materi Pelajaran No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5 5 5 10 4 17,24 17,24 17,24 34,48 13,79 Jumlah 29 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 17,24, setuju 17,24, ragu-ragu 17,24, tidak setuju 34,48 dan sangat tidak setuju 13,79. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together diperlukan dalam proses pembelajaran IPS Akuntansi 102 r. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together hanya membuang-buang waktu. Tabel 4.43 Kefektifan Model Terhadap Waktu Pembelajaran No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 4 3 8 11 3 13,79 10,34 27,59 37,93 10,34 Jumlah 29 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together tidak membuang-buang waktu Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 13,79, setuju 10,34, ragu-ragu 27,59, tidak setuju 37,93 dan sangat tidak setuju 10,34. s. Model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together hanya akan mempertelat penyelesaian materi IPS Akuntansi Tabel 4.44 Kefektifan Model Terhadap Penyelesaian Materi No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5 5 7 9 3 17,24 17,24 24,14 31,03 10,34 Jumlah 29 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together hanya tidak mempertelat penyelesaian materi IPS Akuntansi malah mempercepat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep akuntansi. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 17,24, setuju 17,24, ragu-ragu 24,14, tidak setuju 31,03 dan sangat tidak setuju 10,34. 103 t. Pada pelajaran IPS Akuntansi banyak diperlukan model pembelajaran agar tidak monoton. Tabel 4.45 Harapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 15 8 5 1 51,72 27,59 17,24 3,45 Jumlah 29 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa pada pelajaran IPS Akuntansi banyak diperlukan model pembelajaran agar tidak monoton. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 51,72, setuju 27,59, ragu-ragu 17,24, tidak setuju 0 dan sangat tidak setuju 3,45. u. IPS Akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting di MAN 11 Jakarta? Tabel 4.46 Ketertarikan Siswa Terhadap Mata Pelajaran No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 18 8 2 1 62,07 27,59 6,90 3,45 Jumlah 29 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 62,07, setuju 27,59, ragu-ragu 6,90, tidak setuju 3,45 dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukkan bahwa IPS Akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting di MAN 11 Jakarta. 104 v. Dengan mempelajari IPS Akuntansi siswa akan memahami siklus akuntansi perusahaan jasa pada tahap pengikhtisaran akuntansi. Tabel 4.47 Kefektifan Mata Pelajaran No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 17 10 2 58,62 34,48 6,90 Jumlah 29 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 58,62, setuju 34,48, ragu-ragu 6,90, tidak setuju 0 dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mempelajari IPS Akuntansi siswa akan memahami siklus akuntansi perusahaan jasa pada tahap pengikhtisaran akuntansi. w. Guru IPS Akuntansi sebaiknya memberikan variasi model pembelajaran agar proses pembelajaran lebih menyenangkan. Tabel 4.48 Harapan Siswa Terhadap Guru Mata Pelajaran No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 17 7 4 1 58,62 24,14 13,79 3,45 Jumlah 29 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 58,62, setuju 24,14, ragu-ragu 13,79, tidak setuju 0 dan sangat tidak setuju 3,45. Hal ini menunjukkan bahwa guru IPS Akuntansi sebaiknya memberikan variasi model pembelajaran agar proses pembelajaran lebih menyenangkan. 105 x. Jika guru Akuntansi hanya menerangkan pelajaran dengan ceramah total maka siswa merasa bosan dan kurang memahaminya. Tabel 4.49 Respon Siswa Terhadap Model Konvensional No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 15 7 3 2 2 51,72 24,14 10,34 6,90 6,90 Jumlah 29 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 51,72, setuju 24,14, ragu-ragu 10,34, tidak setuju 6,90 dan sangat tidak setuju 6,90. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru Akuntansi hanya menerangkan pelajaran dengan ceramah total maka siswa merasa bosan dan kurang memahaminya. y. Hasil belajar siswa akan lebih baik bila guru menggunakan model pembelajaran bervariasi. Tabel 4.50 Harapan Siswa Terhadap Guru Mata Pelajaran No Pernyataan Jumlah Persentasi 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 17 8 3 1 58,62 27,59 10,34 3,45 Jumlah 29 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sangat setuju 58,62, setuju 27,59, ragu-ragu 10,34, tidak setuju 0 dan sangat tidak setuju 3,45. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa akan lebih baik bila guru menggunakan model pembelajaran bervariasi. 106

E. Interpretasi Hasil analisis

Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa siklus- siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus. Berikut ini akan dijelaskan secara terperinci.

1. Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi serta replanning perencanaan kembali. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan

1 Peneliti dan kolaborator guru mata pelajaran membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 2 Membuat handout mengenai buku besar penutup 3 Menyiapkan instrumen tes hasil belajar, lembar observasi aktivitas siswa, guru, dan pembelajaran, catatan lapangan, lembar wawancara dan angket 4 Melakukan uji coba instrumen

b. Pelaksanaan

Pada siklus pertama pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan namun belum sesuai dengan rencana, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor di bawah ini: 1 Siswa dan guru masih memerlukan adaptasi 2 Siswa belum begitu paham model cooperative learning teknik numbered heads together sehingga masih bingung dan belum begitu aktif 3 Beberapa siswa ribut dan ngobrol bahkan tidur 4 Keadaan kelas yang gaduh 5 Beberapa siswa kelihatan memperhatikan namun mereka asyik mendengarkan musik dengan memakai headset 107 Masalah tersebuut harus segera diatasi oleh peneliti yang bertindak sebagai guru, karena tujuan dari penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together adalah untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. Maka dari itu, peneliti melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah di atas yaitu dengan sebagai berikut: 1 Memberikan penjelasan kembali mengenai model cooperative learning teknik numbered heads together sampai siswa mengerti dan memahaminya 2 Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan model cooperative learning teknik numbered heads together Pada pertemuan kedua dan ketiga siswa terbiasa belajar dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together. Hal ini terlihat dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Ketika proses penyampaian materi berlangsung, siswa dengan mudah dapat memahami konsep-konsep dan langkah- langkah penyususnan buku besar penutup dan neraca saldo penutup.

c. Observasi Tabel 4.51

Aktivitas Siswa Siklus I No Aspek yang diobservasi Ket Nilai Jml Ada Tdk SB B C K SK 1. Melaksanakan tes awal Pre-test √ √ 29 2. Mempelajari materi yang telah di ajarkan sebelumnya √ √ 30 3. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru √ √ 53 4. Melakukan diskusi kelompok √ √ 63 5. Mempersentasikan hasil jawaban √ √ 18 108 6. Aktif menggungkapkan jawaban √ √ 23 7. Aktif mengoreksi jawaban √ √ 11 8. Aktif bertanya √ √ 20 9. Memecahkan soal yang harus dipecahkan bersama √ √ 14 10. Melaksanaan tes akhir Post-test √ √ 29 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran akuntansi masih perlu ditingkatkan karena masih sebagian besar siswa yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi. Siswa masih asik dengan dunianya sendiri misalnya mengobrol, mendengarkan musik di headset bahkan ada yang tidur. Tabel 4.52 Aktivitas Guru Siklus I No Aspek yang diobservasi Ket Nilai Ada Tdk SB B C K SK 1. Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran √ √ 2. Apersepsi √ √ 3. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa motivasi √ √ 4. Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai √ √ 5. Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar √ √ 6. Penjelasan model pembelajaran cooperative √ √ 109 learning teknik numbered heads together 7. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran √ √ 8. Teknik menjelaskanmenyampaikan materi √ √ 9. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning teknik numbered heads together √ √ 10. Bimbingan kepada kelompok √ √ 11. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir √ √ 12 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban √ √ 13. Antusias siswa terhadap jawaban yang diberikan √ √ 14. Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa √ √ 15. Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan √ √ 16. Keterampilan memberikan kegiatan tindak lanjut setelah penyampaiam materi √ √ 17. Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai √ √ Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran Akuntansi pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang membangkitkan motivasi dan antusiasme dalam belajar, kurang memperhatikan kesulitan belajar siswa, serta media pembelajaran yang kurang efektif. Dalam hal ini guru, masih melakukan adaptasi dengan siswa dan keadaan kelas. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada model cooperative learning teknik numbered heads together sehingga harus mampu beradaptasi dengan 110 keadaan siswa dan suasana kelas, guru kurang membangkitkan motivasi belajar siswa, guru kurang memusatkan perhatian belajar siswa, guru kurang memberikan bimbingan pada kelompok, sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai materi yang dipelajarinya. Tabel 4.53 Aktivitas Pembelajaran Siklus I No. Aspek yang diobservasi Ket Nilai Ada Tdk SB B C K SK 1 Guru menyampaikan materi yang akan disajikan √ √ 2 Guru membagi kelas menjadi kelompok- kelompok kecil yang disesuaikan dengan jumlah konsep yang akan dipelajari √ √ 3 Guru memberikan nomor pada setiap siswa dalam kelompok √ √ 4 Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa soal yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok √ √ 5 Memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban sehingga tiap-tiap anggota kelompok menyatukan kepalanya heads together memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru √ √ 6 Guru memanggil nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk memberikan jawaban atas soal yang telah diterimanya √ √ 7 Melaksanakan langkah nomor empat sampai √ √ 111 semua anggota kelompok memberikan jawaban 8 Berdasarkan jawaban- jawaban siswa guru mengembangkan diskusi lebih dalam sehingga peserta didik menemukan jawaban yang utuh dari soal yang diajukan oleh guru. √ √ 9 Setelah semuanya mendapat giliran guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. √ √ Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together masih memerlukan peningkatan karena belum sepenuhnya tergolong bagus karena masih banyak siswa yang belum mengerti penerapannya sehingga penerapannya belum optimal dan belum terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor tidak berurutan sehingga kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor secara acak.

d. Refleksi

Pada siklus I ini, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki ketika memberi tindakan pada siklus II. Adapaun kegagalan pada siklus I berdasarkan lembar observasi adalah sebagai berikut: 1 Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada model cooperative learning teknik numbered heads together sehingga harus mampu beradaptasi dengan keadaan siswa dan suasana kelas 2 Guru kurang membangkitkan motivasi belajar siswa 3 Guru kurang memusatkan perhatian belajar siswa 112 4 Guru kurang memberikan bimbingan pada kelompok, sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai materi yang dipelajarinya 5 Guru kurang mengamati kesulitan belajar siswa 6 Penguasaan konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih rendah 7 Pemanggilan nomor tidak berurutan sehingga kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor secara acak. 8 Siswa masih asyik dengan dunianya sendiri misalnya mengobrol, mendengarkan musik di headset bahkan ada yang tidur. Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus diperbaiki dalam pemberian tindakan. Sehingga untuk memperbaiki siklus I dengan berbagai kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai maka pada siklus II perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.

2. Siklus II

Seperti pada siklus I, siklus II ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan pada siklus II ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya tercapai. Dengan demikian perencanaannya adalah sebagai berikut: 1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 2 Meningkatkan aktivitas pembelajaran model cooperrative learning teknik numbered heads together sampai seluruh siswa terpanggil nomor bagiannya. 3 Memberikan motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok agar lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran 113 4 Untuk meningkatkan pemusatan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran pada siklus II, setelah melakukan pre-test tidak langsung menjelaskam materi namun dilakukan brainstorming. 5 Memberikan bimbingan lebih intensif pada setiap kelompok dengan tujuan agar seluruh siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran 6 Membuat media pembelajaran lebih menarik seperti kartu nomor berwarna-warni dengan nama masing-masing siswa 7 Mengamati kesulitan belajar siswa agar lebih memahami materi pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswa pun akan meningkat dan hasil belajar pun akan meningkat.

b. Pelaksanaan

1 Suasana pembelajaran sudah efektif, hal ini terbukti dengan antusiasme siswa yang aktif, berani bertanya dan mengungkapkan kesulitan belajar dan lebih mudah memahami materi pembelajaran. 2 Setiap siswa yang dipanggil lebih percaya diri dalam mengungkapkan jawaban yang telah didiskusikan dalam kelompokya 3 Suasana pembelajaran sudah efektif dan menyenangkan 4 Siswa merasa termotivasi belajar dengan model cooperative learning teknik numbered heads together dan saling mengajari materi yang belum dipahami 5 Siswa yang berprestasi rendah merasa terbantu oleh teman dalam kelompoknya karena saling memberikan pemahaman agar semua anggota kelompok dapat menjawab ketika dipanggil nomornya 114

c. Observasi Tabel 4.54

Aktivitas Siswa Siklus II No Aspek yang diobservasi Ket Nilai Jml Ada Tdk SB B C K SK 1 Melaksanakan tes awal Pre-test √ √ 29 2 Mempelajari materi yang telah di ajarkan sebelumnya √ √ 55 3 Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru √ √ 54 4 Melakukan diskusi kelompok √ √ 54 5 Mempersentasikan hasil jawaban √ √ 11 6 Aktif menggungkapkan jawaban √ √ 27 7 Aktif mengoreksi jawaban √ √ 11 8 Aktif bertanya √ √ 20 9 Memecahkan soal yang harus dipecahkan bersama √ √ 8 10 Melaksanaan tes akhir Post-test √ √ 29 Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani dan percaya diri dalam mengungkapkan jawaban. Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. Meningkatnya nilai N-Gain siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73. Hasil belajar Akuntansi siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan 115 dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 3,45, 11 siswa N-Gainnya sedang dengan persentase 37, 91 dan 17 siswa N- Gainnya tinggi dengan persentase 58,62. Rata-rata nilai pre-test 58,62 dan nilai rata-rata post-test 89,65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Tabel 4.55 Aktivitas Guru Siklus II No Aspek yang diobservasi Ket Nilai Ada Tidak SB B C K SK 1. Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran √ √ 2. Apersepsi √ √ 3. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa motivasi √ √ 4. Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai √ √ 5. Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar √ √ 6. Penjelasan model pembelajaran cooperative learning teknik numbered heads together √ √ 7. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran √ √ 8. Teknik menjelaskanmenyampaikan materi √ √ 9. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning teknik numbered heads together √ √ 116 10. Bimbingan kepada kelompok √ √ 11. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir √ √ 12 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban √ √ 13. Antusias siswa terhadap jawaban yang diberikan √ √ 14. Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa √ √ 15. Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan √ √ 16. Keterampilan memberikan kegiatan tindak lanjut setelah penyampaiam materi √ √ 17. Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai √ √ Hasil observasi aktivitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serti lebih meningkatkan susana pembelajaran yang hidup dan menggembirakan karena guru sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan serta keadaan kelas. Tabel 4.56 Aktivitas Pembelajaran Siklus II No. Aspek yang diobservasi Ket Nilai Ada Tidak SB B C K SK 1 Guru menyampaikan materi yang akan disajikan √ √ 2 Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengan jumlah konsep yang akan dipelajari √ √ 3 Guru memberikan nomor pada setiap siswa dalam kelompok √ √ 4 Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa √ √ 117 soal yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok 5 Memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban sehingga tiap-tiap anggota kelompok menyatukan kepalanya heads together memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru √ √ 6 Guru memanggil nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk memberikan jawaban atas soal yang telah diterimanya √ √ 7 Melaksanakan langkah nomor empat sampai semua anggota kelompok memberikan jawaban √ √ 8 Berdasarkan jawaban-jawaban siswa guru mengembangkan diskusi lebih dalam sehingga peserta didik menemukan jawaban yang utuh dari soal yang diajukan oleh guru. √ √ 9 Setelah semuanya mendapat giliran guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. √ √ Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor secara berurutan sehingga siswa tidak kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor teratur dan terstruktur. 118

d. Refleksi

Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajaran maka dapat disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut: 1 Aktivitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serta lebih meningkatkan suasana pembelajaran yang hidup dan menggembirakan 2 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. 3 Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani dan percaya diri dalam mengungkapkan jawaban 4 Meningkatnya nilai N-Gain siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73. 5 Hasil belajar akuntansi siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 3,45, 11 siswa N-Gainnya sedang dengan persentase 37, 91 dan 17 siswa N-Gainnya tinggi dengan persentase 58,62. Rata-rata nilai pre-test 58,62 dan nilai rata-rata post-test 89,65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. 6 Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor secara berurutan sehingga siswa tidak kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor teratur dan terstruktur. 119

F. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti serta angket dan tes hasil belajar, maka ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran akuntansi siswa diantaranya adalah suasana kelas yang gaduh sehingga mengurangi daya konsentrasi siswa, model pembelajaran yang digunakan membosankan sehingga siswa merasa jenuh dan mengalihkan perhatiannya seperti mengobrol, main handphone, mendengarkan musik dengan menggunakan headset, bahkan sampai ada yang tertidur lelap, siswa masih merasa kesulitan dan kebingungan dalam memahami akuntansi, guru kurang memotivasi dan memusatkan perhatian dan dampaknya adalah hasil belajar akuntansi siswa rendah. Masalah-masalah tersebut di atas akan menghambat siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri masing-masing siswa. Pada akhirnya hasil belajar akuntansi yang diperoleh pun tidak sesuai dengan keinginan dalam arti tidak memuaskan. Pada siklus I, mayoritas siswa belum mengetahui dan memahami dalam langkah-langkah pembelajaran model cooperative learning teknik numbered heads together, sehingga siswa kurang percaya diri dan kurang berani dalam mengungkapkan jawaban karena diskusi dalam kelompok kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari anggota kelompok yang memiliki kemampuan lebih asyik sendiri dalam mengerjakan soal dan tidak menjelaskan pada anggota lain yang kurang mampu. Sehingga anggota kelompok lainnya hanya menyalin pekerjaan yang telah dikerjakan oleh anggota kelompok. Hal ini mungkin siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain adanya perbandingan peningkatan yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah yaitu pada siklus I dari 12 siswa dengan persentase 41,38 sedangkan pada siklus II menjadi 1 siswa dengan presentase 3,45. Meningkatnya siswa yang N- Gainnya sedang yaitu pada siklus I dari 8 siswa dengan persentase 27,59 sedangkan pada siklus II menjadi menjadi 11 siswa dengan persentase 120 37,91. Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus I dari 9 siswa dengan persentase 31,03 sedangkan pada siklus II menjadi 17 siswa dengan persentase 58,62. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pre-test siklus I dan post-test siklus II yaitu rata-rata pretes siklus I 56,03 sedangkan rata-rata pre-test siklus II 58, 62 dan rata-rata post-test siklus I 80,00 sedangkan rata-rata post-test siklus II 89,65. Sedangkan peningkatan rata-rata N-Gain siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73. Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model cooperaive learning teknik numbered heads together lebih memudahkan pemahaman materi aknuntansi dan membangkitkan semangat belajar siswa karena setiap siswa memiliki kewajiban untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru baik diungkapkan ataupun ditulis di papan tulis dengan penuh rasa percaya diri dan keberanian tinggi karena jawaban yang diungkapkan ataupun ditulis di papan tulis merupakan hasil diskusi dalam kelompoknya. Sementara berdasarkan hasil analisis angket, respon siswa setelah belajar dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together adalah sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan dengan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar akuntansi siswa dan keaktifan siswa di kelas pada saat proses pembelajaran baik dalam hal menjawab pertanyaan, mengajukan mengajukan pertanyaan, pemecahan soal bersama, dan presentasi hasil diskusi kelompok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sejalan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki keterkaitan tentang model cooperative learning teknik numbered heads together serta menunjukkan bahwa penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together memiliki pengaruh dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu penerapan model cooperative learning teknik 121 numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS 2 MAN 11 Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata N-Gain siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73. Diantaranya yaitu, Ubaidilah, 2009 dalam skripsinya yang berjudul ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning dengan teknik Kepala Bernomor Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Siswa” dengan t hitung sebesar 4,33 dan t tabel 2,02 sehingga -2,024,332,02. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif Cooperative Learning dengan teknik Kepala Bernomor Numbered Heads Together memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. 3 Hasil penelitian juga diungkapkan oleh Ika Nurhikmawati dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Heads Together NHT Terhadap Penguasaan Konsep Energi dan Daya Listrik” berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MTs Nurul Hidayah Kronjo maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif metode Numbered Heads Together NHT terhadap penguasaan konsep energi dan daya listrik dengan t hit t tab yaitu 14,72,00. 4 Hasil penelitian lain juga diungkapkan oleh Heri Damhudi dalam skripsinya yang berujudul “Pengaruh Metode Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Ekosistem” hasil penelitian yang dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat menunjukkan bahwa, rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diberikan metode numbered head together sebesar 77,550 lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar Biologi yang tidak diberikan metode numbered head together sebesar 67,486 dan t hit t tab yaitu 3,2021,667. 5 3 Ubaidilah, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning dengan teknik Kepala Bernomor Number Heads Together terhadap Hasil Belajar Siswa”, Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. 4 Ika Nurhikmawati ““Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Heads Together NHT Terhadap Penguasaan Konsep Energi dan Daya Listrik”, Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. 5 Heri Damhudi berujudul “Pengaruh Metode Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Ekosistem”, Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. 122 Selain sejalan dengan hasil penelitian terdahulu penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satu ahli yang mengemukakan tujuan cooperative learning yaitu Stahl. Menurut Stahl dalam buku Cooperative Learning karangan Isjoni mengungkapkan tujuan cooperative learning yaitu sebagai berikut: Dengan melaksanakan model pembelajaran cooperative learning, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir thinking skill maupun keterampilan sosial social skill, seperti keterampilan mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas. 6 Sesuai dengan hasil penelitian bahwa siswa mengalami keberhasilan serta memiliki baik keterampilan berpikir thinking skill maupun keterampilan sosial social skill, seperti keterampilan mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan karena dalam peneltian dengan menerapkan model cooperative learning teknik numbered heads together sangat mengedepankan aktivitas siswa baik dalam hal mencari, mengolah dan melaporkan informasi berupa jawaban pribadi maupun kelompok. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Iqbal Ali mengenai “numbered head together adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas.” 7 Sesuai dengan hasil penelitian bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat dan lebih aktif serta antusias, karena semua siswa sudah mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban 6 Isjoni, Cooperative Learning..., h. 23. 7 Iqbal Ali, “Number Head Together”, dari www.NumberHeadsTogether.com, 06 Maret 2009. 123 maupun kesulitan belajar, serta semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor secara berurutan sehingga siswa tidak kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor teratur dan terstruktur. Sehingga dalam hal ini dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori, kerangka berpikir dan hasil penelitian yang relevan bahwa bahwa penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi. 124

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 2 MAN 11 Jakarta maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 MAN 11 Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata N-Gain hasil belajar Akuntansi siswa, siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73.

B. Saran

Dengan terbuktinya proses pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning teknik numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 MAN 11 Jakarta, maka penulis menyarankan hal-hal berikut: 1. Model cooperative learning teknik numbered heads together sangat efektif diterapkan pada mata pelajaran akuntansi karena dapat membuat siswa percaya diri dalam mengungkapkan jawaban yang telah didiskusikan dalam kelompoknya. Oleh karena itu, disarankan kepada guru akuntansi dapat menerapkan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk menerapkan hasil belajar siswa. 2. Guru diharapkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan pendidikan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Model Cooperative learning Teknik Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar

0 33 198

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Siswa Kelas I B SD Negeri 11 Metro Pusat

1 16 85

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)PADA PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 35

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 0 29

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 1 24

NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 0 9

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA SMP

0 0 13