Perencanaan Pelaksanaan Observasi Tabel 4.54

112 4 Guru kurang memberikan bimbingan pada kelompok, sehingga siswa masih kebingungan dalam memecahkan soal dan diskusi mengenai materi yang dipelajarinya 5 Guru kurang mengamati kesulitan belajar siswa 6 Penguasaan konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih rendah 7 Pemanggilan nomor tidak berurutan sehingga kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor secara acak. 8 Siswa masih asyik dengan dunianya sendiri misalnya mengobrol, mendengarkan musik di headset bahkan ada yang tidur. Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus diperbaiki dalam pemberian tindakan. Sehingga untuk memperbaiki siklus I dengan berbagai kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai maka pada siklus II perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.

2. Siklus II

Seperti pada siklus I, siklus II ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan pada siklus II ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya tercapai. Dengan demikian perencanaannya adalah sebagai berikut: 1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 2 Meningkatkan aktivitas pembelajaran model cooperrative learning teknik numbered heads together sampai seluruh siswa terpanggil nomor bagiannya. 3 Memberikan motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok agar lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran 113 4 Untuk meningkatkan pemusatan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran pada siklus II, setelah melakukan pre-test tidak langsung menjelaskam materi namun dilakukan brainstorming. 5 Memberikan bimbingan lebih intensif pada setiap kelompok dengan tujuan agar seluruh siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran 6 Membuat media pembelajaran lebih menarik seperti kartu nomor berwarna-warni dengan nama masing-masing siswa 7 Mengamati kesulitan belajar siswa agar lebih memahami materi pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswa pun akan meningkat dan hasil belajar pun akan meningkat.

b. Pelaksanaan

1 Suasana pembelajaran sudah efektif, hal ini terbukti dengan antusiasme siswa yang aktif, berani bertanya dan mengungkapkan kesulitan belajar dan lebih mudah memahami materi pembelajaran. 2 Setiap siswa yang dipanggil lebih percaya diri dalam mengungkapkan jawaban yang telah didiskusikan dalam kelompokya 3 Suasana pembelajaran sudah efektif dan menyenangkan 4 Siswa merasa termotivasi belajar dengan model cooperative learning teknik numbered heads together dan saling mengajari materi yang belum dipahami 5 Siswa yang berprestasi rendah merasa terbantu oleh teman dalam kelompoknya karena saling memberikan pemahaman agar semua anggota kelompok dapat menjawab ketika dipanggil nomornya 114

c. Observasi Tabel 4.54

Aktivitas Siswa Siklus II No Aspek yang diobservasi Ket Nilai Jml Ada Tdk SB B C K SK 1 Melaksanakan tes awal Pre-test √ √ 29 2 Mempelajari materi yang telah di ajarkan sebelumnya √ √ 55 3 Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru √ √ 54 4 Melakukan diskusi kelompok √ √ 54 5 Mempersentasikan hasil jawaban √ √ 11 6 Aktif menggungkapkan jawaban √ √ 27 7 Aktif mengoreksi jawaban √ √ 11 8 Aktif bertanya √ √ 20 9 Memecahkan soal yang harus dipecahkan bersama √ √ 8 10 Melaksanaan tes akhir Post-test √ √ 29 Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani dan percaya diri dalam mengungkapkan jawaban. Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat karena semua siswa sudah mendapatkan giliran baik untuk mengungkapkan jawaban maupun kesulitan belajar. Meningkatnya nilai N-Gain siklus I yaitu 0,52 meningkat pada siklus II menjadi 0,73. Hasil belajar Akuntansi siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan 115 dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 3,45, 11 siswa N-Gainnya sedang dengan persentase 37, 91 dan 17 siswa N- Gainnya tinggi dengan persentase 58,62. Rata-rata nilai pre-test 58,62 dan nilai rata-rata post-test 89,65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Tabel 4.55 Aktivitas Guru Siklus II No Aspek yang diobservasi Ket Nilai Ada Tidak SB B C K SK 1. Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran √ √ 2. Apersepsi √ √ 3. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa motivasi √ √ 4. Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai √ √ 5. Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar √ √ 6. Penjelasan model pembelajaran cooperative learning teknik numbered heads together √ √ 7. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran √ √ 8. Teknik menjelaskanmenyampaikan materi √ √ 9. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning teknik numbered heads together √ √ 116 10. Bimbingan kepada kelompok √ √ 11. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir √ √ 12 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban √ √ 13. Antusias siswa terhadap jawaban yang diberikan √ √ 14. Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa √ √ 15. Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan √ √ 16. Keterampilan memberikan kegiatan tindak lanjut setelah penyampaiam materi √ √ 17. Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai √ √ Hasil observasi aktivitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serti lebih meningkatkan susana pembelajaran yang hidup dan menggembirakan karena guru sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan serta keadaan kelas. Tabel 4.56 Aktivitas Pembelajaran Siklus II No. Aspek yang diobservasi Ket Nilai Ada Tidak SB B C K SK 1 Guru menyampaikan materi yang akan disajikan √ √ 2 Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengan jumlah konsep yang akan dipelajari √ √ 3 Guru memberikan nomor pada setiap siswa dalam kelompok √ √ 4 Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa √ √ 117 soal yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok 5 Memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban sehingga tiap-tiap anggota kelompok menyatukan kepalanya heads together memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru √ √ 6 Guru memanggil nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk memberikan jawaban atas soal yang telah diterimanya √ √ 7 Melaksanakan langkah nomor empat sampai semua anggota kelompok memberikan jawaban √ √ 8 Berdasarkan jawaban-jawaban siswa guru mengembangkan diskusi lebih dalam sehingga peserta didik menemukan jawaban yang utuh dari soal yang diajukan oleh guru. √ √ 9 Setelah semuanya mendapat giliran guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. √ √ Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya sehingga dianggap sudah optimal dan terarah serta terstruktur. Pemanggilan nomor secara berurutan sehingga siswa tidak kebingungan mengenai nomor berapa yang belum dipanggil sehingga pemanggilan nomor teratur dan terstruktur. 118

d. Refleksi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Model Cooperative learning Teknik Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar

0 33 198

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Siswa Kelas I B SD Negeri 11 Metro Pusat

1 16 85

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)PADA PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 35

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 0 29

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 1 24

NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 0 9

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA SMP

0 0 13