70
16. Wc gurukaryawan 4 ruang
32 m² Baik
17. Wc siswa 10 ruang
70 m² Baik
18. Ruang miltimedia 1 ruang
56 m² Baik
19. Ruang koprasi 1 ruang
70 m² Cukup baik
20. Ruang osis 1 ruang
56 m² Baik
21. Pos security 1 unti
2 m² Baik
22. Gudang 2 ruang
15 m² Kurang baik
23. Leb. Komputer 1 ruang
56 m² Baik
24. Leb. Bahasa 1 ruang
56 m² Baik
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan EfekHasil Intervensi Tindakan
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa MAN 11 Jakarta kelas XI IPS 2 sebanyak 29 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui
pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas XI IPS 2, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi pada saat
proses pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS 2 diantaranya adalah kondisi kelas yang gaduh mengurangi daya konsentrasi siswa, metode pembelajaran
yang diggunakan membosankan sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran sehingga terdapat beberapa siswa yang tidur dan ngobrol, siswa
menganggap pelajaran akuntansi sangat sulit dan membingungkan sehingga hasil belajar siswa rendah. Selain itu guru kurang memotivasi siswa dan
memusatkan perhatian siswa, RPP yang monoton baik dari segi model pembelajaran, media pembelajaran ataupun kondisi kelas.
Berdasarkan kendala-kendala tersebut, maka peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru
mata pelajaran akuntansi, yakni model cooperative learning teknik numbered heads together
. “Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu
satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim”.
1
Sedangkan ”numbered heads together adalah suatu model pembelajaran yang lebih
mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di
1
Isjoni, Cooperative Learning Bandung: Alfabeta, 2010, Cet. IV, h. 15
71
depan kelas”.
2
Dengan pembelajaran seperti ini siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan serius tapi menggembirakan serta tidak ada siswa yang
jenuh dan tidur pada saat pembelajaran karena dalam pembelajaran ini seluruh siswa dituntut untuk mengungkapkan pendapat numbered heads dan
mengemukakan jawaban yang telah didiskusikan dalam kelompoknya heads together.
Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah model cooperative learning teknik numbered heads together, hasil belajar akuntansi, serta
aktivitas dan sikap siswa. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, masing- masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau
pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang
menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran akuntansi
dan meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran akuntansi membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, membuat handout terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa, menyiapkan
instrumen tes hasil belajar akuntansi, lembar observasi aktivitas siswa, aktivitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, lembar wawancara
dan lembar angket, dan melakukan uji instrumen. Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, maksudnya adalah
tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran akuntansi. Pada tahap pelaksanaan
tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.
Pada siklus I , proses pembelajaran diawali dengan melaksanakan pre-
test selama 40 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Guru
menyampaikan materi yang akan disajikan, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengan jumlah konsep yang akan
2
Iqbal Ali, “Number Head Together”, dari www.google.com, 06 Maret 2009.
72
dipelajari, guru memberikan nomor pada setiap siswa dalam kelompok, Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus
dijawab oleh tiap-tiap kelompok, memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban sehingga tiap-tiap kelompok
menyatukan kepalanya heads together memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru, guru memanggil nomor yang sama dari tiap-tiap
kelompok untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya, melakukan langkah sebelumnya sampai semua anggota
kelompok memberikan jawaban, berdasarkan jawaban-jawaban siswa, guru mengembangkan diskusi lebih dalam sehingga peserta didik menemukan
jawaban yang utuh dari pertanyaan yang diajukan oleh guru, setelah semuanya mendapat giliran guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, hal
seperti ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan hingga diakhiri dengan post-test tes akhir.
Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran model cooperative learning teknik numbered heads together
sekaligus mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi berupa poto-poto dan catatan lapangan serta menilai
hasil belajar siswa setelah dilakukan pre-test dan post-test. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan
terkait. Pada tahap analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru mata
pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan
yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah direncanakan di awal. Kemudian hasil penelitian siklus I dibandingan
dengan indikator keberhasilan. Tahap refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada
siklus berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat
memperbaiki mutu pembelajaran akuntansi. Kendala yang muncul pada saat
73
proses pembelajaran diantaranya bebrapa siswa tidak melakukan diskusi dengan sungguh-sunguh dan tidak memperhatikan penejelasan guru, ketika
disebutkan nomor yang telah dipegang masing-masing masih terlihat ragu dan kurang percaya diri dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru, siswa
yang pasif masih malu dalam mengungkapkan kesulitan belajarnya sehingga mengalami hambatan dalam memahami materi yang sedang dipelajarinya,
semua siswa belum mendapatkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I, peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa
belum berhasil menerapkan model cooperative learning teknik numbered heads together pada mata pelajaran akuntansi. Selain itu, hasil belajar siswa
pun masih perlu ditingkatkan. Walaupun demikian, sebagian besar siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar akuntansi dengan model
cooperative learning teknik numbered heads together.
Pada siklus II , peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan
perencanaan yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi pada siklus I.
Tahap awal adalah perencanaan, di mana peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana
tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran akuntansi membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, membuat handout terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agak sedikit berbeda dengan proses pembelajaran pada siklus I. Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari
guru mata pelajaran akuntansi, tujuannya adalah agar siswa tidak merasa bosan belajar akuntansi dan agar lebih semangat serta antusias dalam belajar.
Jadi, pada siklus II ini proses pembelajaran diawali dengan pre-test selama 40 menit. Kemudian sebelum siswa melakukan diskusi untuk menyatukan hasil
pemikiran yang akan dipresentasikan oleh satu orang maka guru dan siswa
74
melakukan brainstorming seperti menyanyikan lagu konsentrasi dengan menyebutkan nama teman yang ada di sebelahnya sampai semua nama
tersebutkan selain itu melakukan permainan yang dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa serta antusiasme siswa. Kemudian guru menjelaskan
materi yang akan diberikan terlebih dahulu, lalu memberikan nomor pada setiap siswa dalam kelompok, setelah kelompok terbentuk guru mengajukan
beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok, memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban sehingga
tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya heads together memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru, guru memanggil nomor
yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya, melakukan langkah sebelumnya sampai
semua anggota kelompok memberikan jawaban, berdasarkan jawaban- jawaban siswa guru mengembangkan diskusi lebih dalam sehingga peserta
didik menemukan jawaban yang utuh dari pertanyaan yang diajukan oleh guru, Setelah semuanya mendapat giliran guru bersama siswa menyimpulkan
hasil pembelajaran, hal seperti ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan hingga diakhiri dengan post-test tes akhir.
Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran model cooperative learning teknik numbered heads together
sekaligus mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi berupa poto-poto dan catatan lapangan serta menilai
hasil belajar siswa setelah dilakukan pre-test dan post-test. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan
terkait. Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti
bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I,
apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah direncanakan. Kemudian hasil penelitian siklus I
dibandingan dengan indikator keberhasilan. Proses pembelajaran model
75
cooperative learning teknik numbered heads together sudah berjalan dengan baik karena semua siswa telah mendapat giliran baik dalam mengungkapkan
jawaban dan kesulitan belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah
berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran model cooperative learning teknik numbered heads together. Hal tersebut dibuktikan dengan
meningkatnya hasil belajar akuntansi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan dan penelitian
dihentikan pada siklus II.
C. Pemeriksaan Keabsahan Data