Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Data dan Sumber Data Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

52

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dengan menerapkan pembelajaran cooperative learning teknik numbered hedas together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran akuntansi dalam buku besar penutup, neraca saldo penutup dan jurnal pembalik dengan baik.

G. Data dan Sumber Data

Sumber data diperoleh dari : 1. Observasi langsung. Observasi ini berupa lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, aktivitas guru dan proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together. 2. Lembar wawancara. Wawancara yang dilakukan dengan guru untuk mengetahui tanggapan terhadap model pembelajaran yang diterapkan serta siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah. 3. Kuisioner. Diberikan pada siswa untuk mengetahui respon terhadap model pembelajaran yang digunakan 4. Tes hasil belajar pre-test dan pos-test belajar Akuntansi pada konsep buku besar, neraca saldo dan jurnal pembalik.

H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data Yang Digunakan

Instrumen pengumpulan data yang digunakan antara lain : 1. “Tes objektif yaitu tes tulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia, sehingga peserta didik dapat menampilkan keseragaman data baik yang menjawab benar maupun mereka yang menjawab salah ”. 8 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda multiple choice. “Soal pilihan ganda adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban atas pertanyaan atau 8 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan., Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, Cet. III, h. 55. 53 pernyataan yang tercantum dalam pokok soal atau stem yang disertai dengan sejumlah kemungkinan jawaban ”. 9 2. Lembar observasi dan catatan lapangan proses kegiatan belajar mengajar. Untuk mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas belajar siswa, aktivitas guru dan proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik numbered heads together. 3. Lembar wawancara untuk wawancara dengan guru untuk mengetahui tanggapan terhadap model pembelajaran yang diterapkan serta siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah. 4. Lembar Angket dengan siswa dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan dari siswa mengenai penggunaan model belajar yang diterapkan dalam mempelajari pelajaran. Skala pengukuran yang digunakan adalah “skala likert yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi ”. 10

I. Teknik Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

Persiapan yang dilakukan berupa penyesuaian waktu belajar di sekolah sesuai dengan satuan pelajaran dan alokasi waktu yang telah ditetapkan, juga berapa penyusunan materi yang akan diajarkan dengan menerapkan cooperative learning teknik numbered heads together. Setelah itu dilakukan pembuatan dan pengujian instrumen penelitian baik secara teoritik maupun empirik.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan awal penelitian dilakukan dengan pre-test pada subjek penelitian, kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan dengan tahapan-tahapan menggunakan cooperative learning teknik numbered 9 Sumarna Surapranata, Panduan Penulisan Tes Tertulis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. I, h. 132. 10 Iskandar, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: GP Press, 2009, Cet. II, h. 82. 54 heads together dengan menggunakan konsep, model, dan skenario cooperative learning teknik numbered heads together yang dibuat oleh peneliti dan mencatat seluruh gejala yang dialami baik oleh guru, siswa maupun model cooperative learning teknik numbered heads together dalam catatan lapangan dan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Setelah pokok bahasan selesai diajarkan dan model cooperative learning teknik numbered heads together selesai diterapkan, maka diadakan tes hasil belajar berupa post-test. Setelah itu menyebarkan angket dan melakukan wawancara dengan siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Data yang didapat kemungkinan dianalisis dan ditarik kesimpulan

3. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan adalah tahap akhir dari penelitian, pada tahap ini dikemukakan proses berlangsungya penelitian dan hasil penelitian.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Trustworthiness Studi

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, dalam hal ini di luar sampel yang sudah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan realibilitasnya atau tidak.

1. Uji Validitas

Suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi, atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. “Tes yang valid adalah tes yang hanya mengukur satu dimensi unidimensional ”. 11 Sehingga uji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi sebenarnya. Sedangkan 11 Sumarna Surapranata, Panduan Penulisan Tes Tertulis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. I, h. 25. 55 menurut Suhasimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan bahwa: Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah, dengan kata lain dapat dikemukakan di sini bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total, kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi. 12 Uji coba ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing- masing item dengan skor total. Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi Point Biserial. q p SD m m r t t p pbis   Keterangan: r pbis = Koefisien korelasi biserial M p = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt = Rerata skor total SDt = Standar Deviasi dari skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar banyaknya siswa yang menjawab benarjumlah seluruh siswa q = Proporsi siswa yang menjawab salah 1-p rr tabel maka butir soal tersebut valid rr tabel maka butir soal tersebut tidak valid 13

2. Uji Reliabilitas

“Kehandalan atau reliabilitas meliputi ketepatankecermatan precision hasil pengukuran, dan keajegankestabilan consistency dari hasil pengukuran ”. 14 Merupakan kesepakatan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama 12 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bina Aksara, 1986, Cet. II, h. 66. 13 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan..., h. 70. 14 Sumarna Surapranata, Panduan Penulisan Tes Tertulis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. I, h. 27. 56 dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap atau relatif sama. Sedangkan menurut Suhasimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan “Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap”. 15 Instrumen disebut reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau dikenal dengan K-R 20 yaitu :                 2 2 11 1 S pq S n n r Keterangan: r 11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Banyaknya item S = Standar deviasi dari tes standar deviasi adalah akar dari varians p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah Adapun kriteria pengujiannya adalah : r 11 = 0,00-0,20 = Reliabilitas kecil r 11 = 0,20-0,40 = Reliabilitas rendah r 11 = 0,40-0,70 = Reliabilitas sedang r 11 = 0,70-0,90 = Reliabilitas tinggi r 11 = 0,90-1,00 = Reliabilitas sangat tinggi rr tabel instrumen hasil belajar reliabel rr tabel instrumen hasil belajar tidak reliabel 16

3. Uji Tingkat Kesukaran

Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan mengungkapkan bahwa “Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit ”. 17 Bilangan menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut Indeks Kesukaran difficulty index. Untuk dapat mengukur kesukaran suatu soal digunakan rumus sebagai berikut: 15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan..., h. 75. 16 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan..., h. 90. 17 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, Cet. XI, h. 207 57 P = B JS Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes 0,0 1,0 Sukar Mudah Di dalam istilah evaluasi, “Indeks kesukaran ini diberi simbol Pyang merupakan singkatan dari kata “proporsi”. Dengan demikian maka soal dengan P=0,70 lebih mudah dibandingkan dengan P=0,20. Sebaliknya soal dengan P=0,30 lebih sukar daripada soal dengan P=0,80”. 18

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Pengujian teknik analisis deskriptif dari tiap siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih antara post-test dan pre-test pada setiap siklus. Penelitian ini dianggap berhasil jika setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan hasil belajar akuntansi pada konsep buku besar penutup dan neraca saldo penutup serta jurnal pembalik. Normal Gain Gain adalah selisih nilai post-test dengan nila pre-test, Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji normal gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus Meltzer. N-Gain : Skor post-test – skor pre-test Skor ideal – skor pre-test Dengan kategorisasi perolehan G - tinggi : nilai g 0,70 G – sedang : nilai 0,70 e”ge”0,30 G – rendah : nilai g 0,30 19 18 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi..., h.207-208 19 Awaludin, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pada Siswa dengan Kemampuan Matematis Rendah Melalui Pembelajaran Open-Ended dengan Pemberian Tugas Tambahan”, http:.tp.ac.iddokumenrumus+gain+ternormalisasi , Minggu, 17 Juli 2011 58

L. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Model Cooperative learning Teknik Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar

0 33 198

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Siswa Kelas I B SD Negeri 11 Metro Pusat

1 16 85

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)PADA PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 35

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 0 29

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 1 24

NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 0 9

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA SMP

0 0 13