17
Gender dan marjinalisasi perempuan
Marjinalisasi perempuan adalah suatu proses pemiskinan atas satu jenis kelamin tertentu perempuan disebabkan oleh perbedaan gender.
Gender dan subordinasi perempuan
Adanya anggapan masyarakat bahwa perempuan itu emosional, irrasional, dalam berpikir, perempuan tidak bisa tampil sebagai pemimpin, akibatnya
menyebabkan perempuan ditempatkan pada posisi yang tidak penting dan tidak strategis second person.
Gender dan kekerasan
Disebut juga dengan gender-related violence, misalnya: perkosaan, penyiksaan organ kelamin, prostitusi, kekerasan dalam bentuk pornografi, dan
sebagainya.
Gender dan beban kerja
Anggapan bahwa kaum perempuan bersifat memelihara, rajin, dan tidak cocok menjadi kepala rumah tangga mengakibatkan semua pekerjaan domestic
menjadi tanggung jawab perempuan. Pada keluaga miskin beban kerja menjadi ganda karena harus ikut mencari nafkah. Akibatnya kerja perempuan menjadi
lebih banyak dengan alokasi waktu lebih lama. Moser 1999 beban bertambah menjadi triple role triple burden, meliputi peran reproduksi, peran produktif,
serta peran sosial.
2.5 Kelembagaan Perikanan Tangkap
Penyuluh
Penyuluh adalah orang yang memberikan dorongan kepada suatu kelompok masyarakat agar berkeinginan mengubah cara berpikir dan cara
hidupnya yang lama dengan cara yang baru melalui proses penyebaran informasi, seperti pelatihan, usaha peningkatan produktivitas, serta perbaikan kesejahteraan
kelompok masyarakat tersebut. Penyuluh memiliki beberapa peran, diantaranya: sebagai pembimbing, organisator, dinamisator, pelatih teknisi, dan jembatan
penghubung antara masyarakat dan pihak terkait. Penyuluh pertanian merupakan suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu petani dan
keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu untuk
18 memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri yang pada
akhirnya mampu menolong dirinya sendiri Soeharto, 2005. Penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat
pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non-formal di bidang pertanian, agar mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang ekonomi, sosial maupun
politik, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.
Koperasi Mina Fajar Sidik
Koperasi perikanan sebenarnya sudah sejak masa sebelum kemerdekaan berdiri di Indonesia. Perkumpulan nelayan yang bekerja dalam bentuk koperasi
diawali pada tahun 1912 di Tegal. Sekarang ini usaha budidaya ikan, penangkapan ikan di perairan umum, bersama usaha penangkapan ikan di laut dimasukkan ke
dalam KUD Mina. Hal ini terlihat dari fungsi KUD Mina yang meliputi: bimbingan dan penyuluhan, peningkatan jumlah anggota, serta pemupukan
swadaya anggota nelayan dan petani ikan. Koperasi yang terdapat di dalam Desa Blanakan adalah Koperasi Unit
Desa KUD Mina Fajar Sidik. Koperasi ini didirikan pada tahun 1958 dan mendapatkan predikat KUD Mandiri Inti berdasarkan Kakanwil Depkop dan PPK
Propinsi Jawa Barat pada tanggal 24 Desember 1994. Koperasi ini memiliki karyawan berjumlah 50 orang dengan keanggotaan penuh 535 orang, calon
anggota 155 orang, dan anggota yang dilayani 3.804 orang dengan uang yang beredar dari hasil transaksi lelang yang terjadi di TPI setiap harinya sebesar
seratus lima puluh juta rupiah. Tujuan KUD ini adalah mengelola sinergisitas anggotanya, yang terdiri
dari nelayan dan pembakul, dengan baik dalam sistem perekonomian berasakan kekeluargaan. Terdapat tujuh unit usaha dalam KUD Mina Fajar Sidik Muflikhati
dan Fatchiya, 2006, yaitu: • Unit usaha simpan pinjam
• Unit usaha SPDN Solar Packed Dealer Nelayan • Unit usaha pabrik es
• Unit usaha wartel
• Unit binaan KPR-Bukopin • Unit pertokoan dan pujasera
• Unit TPI
Unit TPI merupakan unit usaha utama yang menjadi ciri khas KUD Mina Fajar Sidik.
2.6 Kerangka Pemikiran