52 Umur dewasa dapat dikategorikan menjadi tiga jenis Havighurst dalam
Mugniesyah, 2006, yaitu dewasa awal 18-29 tahun, dewasa pertengahan 30-50 tahun, dan dewasa tua 50 tahun ke atas. Berdasarkan Tabel 7, maka sebaran
umur responden dominan berada pada kategori umur dewasa sedang 30-50 tahun. Hal ini disebabkan, pada golongan usia ini laki-laki dan perempuan telah
berkeluarga dan bertanggungjawab menafkahi keluarga. Berdasarkan persentase yang ada, responden perempuan 53,49 lebih besar daripada responden laki-
laki 43,75. Hal ini disebabkan karena partisipasi perempuan dalam usaha pengolahan hasil perikanan lebih diutamakan daripada laki-laki. Laki-laki lebih
dominan keaktifannya dalam hal melaut nelayan dan yang terlibat dalam kegiatan pengolahan adalah laki-laki yang bukan nelayan.
Persentase responden terbesar kedua adalah pada kategori umur dewasa tua 50 tahun, yaitu sebesar 43,75 untuk responden laki-laki dan 18,60
untuk responden perempuan. Terdapat responden perempuan yang berumur 70 tahun yang seharusnya menurut BPS tidak tergolong dalam usia produktif kerja.
Keterlibatan responden tersebut dikarenakan maih memiliki tanggungan dalam keluarga dan tidak memiliki keterampilan lain selain menyisik ikan. Sebaran umur
terendah berada pada kategori dewasa muda 18-29 tahun. Responden terlibat pengolahan pada kategori umur ini dikarenakan mereka putus sekolah, sehingga
akhirnya menikah dan bertanggungjawab untuk menafkahi keluarganya.
6.1.2 Jumlah Tanggungan
Keluarga
Tabel 13. Sebaran Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga dan Jenis Kelamin di Desa Blanakan, 2010
Jumlah Tanggungan
Laki-laki Perempuan Total
Jumlah jiwa
Persentase Jumlah
jiwa Persentase
Jumlah jiwa
Persentase
Rendah 8 50
28 65,12
36 61,02
Sedang 8 50
14 32,56
22 37,29
Tinggi 0 1
2,32 1
1,69 Total
16 100 43
100 59 100
Keterangan: jumlah tanggungan rendah: 2 orang, jumlah tanggungan sedang: 3-4 orang, jumlah tanggungan tinggi: 4orang
53 Jumlah tanggungan keluarga pada masyarakat Desa Blanakan tergolong
rendah Tabel 13. Sebanyak 36 dari total 59 responden 61,02 memiliki jumlah tanggungan keluarga yang rendah. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh
tingkat kesadaran masyarakat Desa Blanakan terhadap program Keluarga Berencana. Sejumlah 22 responden 37,29 memiliki jumlah tanggungan yang
sedang. Hal ini dikarenakan responden-responden tersebut sudah mengetahui akan adanya program Keluarga Berencana, namun masih memiliki keengganan untuk
mengikutinya. Hanya terdapat satu orang responden yang memiliki jumlah tanggungan tinggidari keseluruhan total responden. Hal ini serupa dengan yang
terjadi pada masyarakat nelayan di Kota Tangah dan Lamongan, persentase tertinggi berada pada jumlah tanggungan rendah 3 orang, yaitu 63 dan 60
Istianah et al. 2008. Program Keluarga Berencana termasuk salah satu program yang berhasil
di Desa Blanakan, tidak seperti yang terlihat di dalam keadaan masyarakat desa pada umumnya yang masih memiliki pemahaman “Banyak anak, banyak rejeki”.
Masyarakat Desa Blanakan sudah memiliki pemikiran terbuka, bahwa dengan memiliki jumlah tanggungan yang banyak berarti mereka harus menyediakan
pengeluaran yang lebih lagi.
6.1.3 Pendidikan
Pendidikan formal warga Desa Blanakan tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase warga yang buta aksara sebanyak 27,72.
Walaupun demikian, terdapat 0,69 penduduk yang berhasil melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Apabila diperhatikan dari tabel
sebaran penduduk menurut tingkat pendidikan, dapat dilihat banyak terdapat ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. Hampir sepertiga penduduk Desa
Blanakan tidak mengikuti pendidikan formal atau tidak sekolah. Penduduk laki- laki tidak ada sama sekali yang tidak melewati bangku pendidikan formal.
Apabila dilihat dari Tabel 14, berdasarkan jenis kelaminnya, tingkat pendidikan responden laki-laki lebih tinggi daripada tingkat responden
perempuan. Responden perempuan hanya berkisar pada tingkat pendidikan rendah dan sedang. Sebanyak 69,5 responden perempuan memiliki tingkat pendidikan
54 rendah dan tidak ada sama sekali responden perempuan yang memiliki tingkat
pendidikan tinggi. Lain halnya pada responden laki-laki, meskipun responden dengan tingkat pendidikan rendah masih mendominasi 56,25 tetapi masih ada
responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi 18,75. Perempuan di Desa Blanakan masih dianggap kurang penting memiliki
pendidikan tinggi. Selain karena keterbatasan biaya di lingkungan nelayan Blanakan, mereka berpikir bahwa pekerjaan perempuan nantinya hanya berkisar
di sekitar rumah, tidak berhubungan dengan pihak luar.
Tabel 14. Sebaran Responden Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin di Desa Blanakan, 2010
Waktu tempuh
pendidikan formal
Laki-laki Perempuan Total
Jumlah jiwa
Persentase Jumlah
jiwa Persentase
Jumlah jiwa
Persentase
Rendah 9 56,25
32 74,42
41 69,50 Sedang 4
25 11
25,58 15
25,42 Tinggi 3
18,75 3
5,08 Total
16 100 43
100 59 100
Keterangan: pendidikan rendah: 6tahun, pendidikan sedang 6-9 tahun, pendidikan tinggi 10-12 tahun
6.1.4 Pengalaman Menjadi