59
6.3 Faktor Lembaga Terkait
Lembaga terkait adalah lembaga yang bereperan pada relasi gender dalam pengolahan hasil perikanan tangkap. Sesuai dengan pernyataan Kementerian
Kelautan dan Perikanan yang terus berupaya menyediakan tenaga penyuluh yang mandiri dan profesional dalam membangun potensi masyarakat di bidang
perikanan http:www.kkp.go.id
diakses pada tanggal 15 Mei 2011. Lembaga terkait yang diduga berpengaruh pada pengolahan perikanan tangkap di Blanakan
adalah keterlibatan penyuluh dan ketersediaan bahan baku yang disediakan oleh Koperasi Mina Fajar Sidik.
6.3.1 Penyuluh
Keterlibatan penyuluh baik dari pemerintahan ataupun dari koperasi Mina Fajar Sidik sebagai lembaga terkait tidak terlihat dalam pengolahan perikanan.
Seluruh responden 100 menjawab dalam kategori rendah untuk keterlibatan penyuluh Tabel 19. Tidak ada pelatihan khusus untuk mengembangkan
masyarakat Desa Blanakan dalam hal mengolah ikan. Keterlibatan penyuluh seharusnya menjadi aspek yang penting dalam mengembangkan pengolah di Desa
Blanakan, khususnya kepada pengolah perempuan yang dalam pengolahan perikanan tangkap memiliki keterlibatan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-
laki. Sesuai dengan pernyataan Mardikanto 1993, bahwa perumusan strategi penyuluhan pertanian harus diarahkan untuk meningkatkan keterlibatan kaum
perempuan dalam penyuluhan pertanian.
Tabel 19. Sebaran Responden Menurut Keterlibatan dalam Penyuluhan dan Jenis Kelamin di Desa Blanakan, 2010
Penyuluh Laki-laki
Perempuan Total
Jumlah jiwa
Persentase Jumlah
jiwa Persentase
Jumlah jiwa
Persentase
Rendah 16
100 43
100 59
100 Sedang
100 Tinggi 0
100 Total 16
100 43
100 59
100 Keterangan: skor 5-10: rendah, skor 6-15: sedang, skor 16-20: tinggi
60 Keterlibatan penyuluhan dari Koperasi Mina Fajar Sidik hanya untuk
mereka yang berprofesi nelayan. Nelayan yang dapat mengikuti pengolahan juga hanya nelayan yang menjadi anggota Koperasi Mina Fajar Sidik. Berdasarkan
pengakuan para responden yang memiliki suami nelayan anggota koperasi, kegiatan penyuluhan jarang sekali dilakukan oleh Koperasi Mina Fajar Sidik.
Kegiatan yang banyak dilakukan di dalam koperasi terbatas pada bantuan modal nelayan.
Hal yang dapat dilihat dari kurang terlibatnya penyuluh dalam pengolahan hasil perikanan tangkap adalah minimnya KIE Komunikasi Informasi Edukasi di
kalangan pengolah. Minimnya KIE dapat dilihat dari pengolah-pengolah perempuan yang seringkali terlihat membawa anak mereka atau terkadang
mengasuh dan menyusui di dalam lingkungan kerja, yang jika dilihat sangat tidak sesuai dengan standar kesehatan. Terlihat beberapa anak-anak yang ikut mengolah
pada beberapa usaha pengolahan perikanan tangkap. Hal-hal seperti ini, tanpa bimbingan dan pengawasan dari penyuluh, akan berdampak pada sumber daya
manusia pesisir secara keseluruhan. Hal lain yang dapat dilihat dari kurangnya KIE adalah kurangnya
keterampilan pengolah. Keterampilan pengolah perempuan di Blanakan hanya terbatas pada pemotongan dan pemfilletan ikan. Seperti contohnya pada setor
perikanan tepung ikan, tidak ada satupun perempuan yang terlibat dalam pengolahan ini. Alasan pengolahan tepung ikan tidak melibatkan perempuan,
karena perempuan dianggap tidak sanggup menangani proses pengolahan tepung ikan tersebut.
6.3.2 Ketersediaan Bahan Baku Musim Panen