Hubungan Pendidikan dengan Kontrol dalam Pengolahan Perikanan Tangkap Hubungan Pengalaman

69 Tidak terlihat juga adanya pembedaan dalam mengakses sumber daya berdasarkan pendidikan pada responden perempuan. Persentase terbesar dimiliki oleh responden perempuan yang memiliki tingkat pendidikan rendah dengan akses yang sedang 39,53 kemudian persentase terbesar kedua dimiliki oleh responden perempuan yang memiliki tingkat pendidikan rendah dengan akses terhadap sumber daya yang rendah. Apabila dilihat dari penelitian lain yang diadakan di Muara Angke oleh Lumintang dan Nurmalia 2006, pendidikan menjadi hal yang penting dalam mengakses dan mengontrol sumber daya. Dlihat dari hasil penelitian, pendidikan para responden perempuan di Muara Angke berada pada kategori rendah. Pendidikan yang rendah adalah salah satu faktor yang menyebabkan tingginya keterlibatan perempuan sebagai pengolah perikanan tangkap.

7.1.6 Hubungan Pendidikan dengan Kontrol dalam Pengolahan Perikanan Tangkap

Tabel 27. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin terhadap Kontrol di Desa Blanakan, 2010 Kategori Perempuan Laki-laki Pendidikan – Kontrol Jumlah Jumlah Rendah – rendah 11 25,58 Sedang – rendah 2 4,65 Tinggi – rendah Rendah – sedang 22 51,16 9 56,25 Sedang – sedang 8 18,61 4 25 Tinggi – sedang 3 18,75 Rendah – tinggi Sedang – tinggi Tinggi – tinggi Jumlah 43 100 16 100 Keterangan: pendidikan rendah: 6tahun, pendidikan sedang 6-9 tahun, pendidikan tinggi 10-12 tahun 70 Berdasarkan Tabel 27, diketahui bahwa kontrol sumber daya dalam pengolahan pada responden laki-laki lebih tinggi daripada responden perempuan. Pada responden laki-laki, kontrol sumber daya rendah tidak terisi sama sekali, meskipun kategori kontrol sumber daya tinggi tidak terisi. Persentase paling tinggi adalah responden laki-laki yang memiliki tingkat pendidikan rendah dengan kontrol sedang 56,25, diikuti oleh tingkat pendidikan sedang dengan kontrol sedang juga 25, lalu tingkat pendidikan rendah dengan kontrol sedang 18,75. Hasil yang didapatkan lebih beragam jika dilihat pada responden perempuan, walaupun kontrol sumber daya dalam kategori tinggi tetap tidak terisi. Persentase paling besar berada pada responden dengan tingkat pendidikan rendah dengan kontrol sumber daya sedang 51,16 yang kemudian diikuti dengan tingkat pendidikan rendah dengan kontrol rendah 25,58. Tingkat pendidikan ternyata tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap kontrol sumber daya pada responden perempuan. Padahal menurut Nasution et al. 2008, pendidikan seharusnya mempengaruhi individu untuk mengakses dan mengontrol sumber daya lebih baik.

7.1.7 Hubungan Pengalaman

Menjadi Pengolah dengan Akses dalam Pengolahan Hasil Perikanan Tangkap Berdasarkan Tabel 28 dapat dilihat bahwa pengalaman menjadi pengolah tidak memiliki banyak pengaruh terhadap akses responden laki-laki pada sumber daya. Apabila diperhatikan, persentase pengolah yang berpengalaman rendah dengan pengolah yang berpengalaman tinggi memiliki persentase yang sama pada kategori akses sumber daya sedang, yaitu sebesar 37,5. Jumlah terkecil adalah pengolah yang memiliki pengalaman rendah dengan akses rendah 6,25. Dilihat dari hasil penelitian, pengalaman menjadi pengolah bukan tolak ukur tinggi atau rendahnya akses responden terhadap sumber daya. 71 Tabel 28. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pengalaman Menjadi Pengolah dan Jenis Kelamin terhadap Akses di Desa Blanakan, 2010 Kategori Perempuan Laki-laki Pengalaman – akses Jumlah Jumlah Rendah – rendah 10 23,26 1 6,25 Sedang – rendah 4 9,30 Tinggi – rendah 5 11,63 Rendah - sedang 13 30,23 6 37,5 Sedang - sedang 10 23,26 3 18,75 Tinggi - sedang 1 2,32 6 37,5 Rendah - tinggi Sedang - tinggi Tinggi - tinggi Jumlah 43 100 16 100 Keterangan: pengalaman rendah: 11tahun, pengalaman sedang 11-16 tahun, pengalaman tinggi 16 tahun Akses responden perempuan, terhadap sumber daya terlihat lebih beragam. Persentase tertinggi terlihat pada pengolah yang berpengalaman rendah dengan akses sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa pengalaman bukan termasuk hal yang mempengaruhi responden dalam mengakses sumber daya.

7.1.8 Hubungan Pengalaman Menjadi Pengolah dengan Kontrol dalam Pengolahan Hasil Perikanan Tangkap