Nilai Kerja Perempuan Nelayan

8 juragan merupakan nelayan pemilik perahu dan alat penangkap ikan yang mampu mengupah para nelayan pekerja sebagai pembantu dalam usahanya menangkap ikan di laut. Nelayan pekerja adalah nelayan yang tidak mempunyai alat produksi, tetapi hanya memiliki tenaga yang dijual kepada nelayan juragan untuk membantu menjalankan usaha penangkapan ikan di laut. Nelayan pemiliki adalah nelayan yang memiliki perahu kecil untuk dirinya sendiri dan alat penangkap ikan yang sederhana.

2.2.1 Nilai Kerja Perempuan Nelayan

Bukan hanya para laki-laki yang pergi menangkap ikan yang dapat dikategorikan nelayan, perempuan yang kebanyakan para istri dapat dikategorikan sebagai nelayan juga. Para perempuan-perempuan nelayan ini terlibat dalam sektor pasca panen dan bukan merupakan peran yang dapat diabaikan begitu saja, karena keterlibatan perempuan-perempuan ini sangat penting dalam sektor perikanan tangkap. Keterbatasan ekonomi adalah salah satu faktor yang sangat berperan dalam menuntut perempuan nelayan untuk bekerja di daerah pesisir Rahajoe et al. 1997. Nilai kerja yang dilakukan perempuan dan laki-laki tidak terlepas dari peran gender yang berlaku sesuai dengan tradisi dan kebudayaan di tempat mereka tinggal. Laki-laki dianggap layak sebagai kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab menafkahi keluarganya, sedangkan perempuan tidak perlu bekerja karena tempatnya di dalam rumah dan mengurus anak-anaknya. Dilihat dari situasi seperti ini, maka kerja perempuan seringkali dipahami sebagai sesuatu yang invisible. Aktifitas-aktifitas perempuan secara umum dapat dikategorikan sebagi aktifitas domestik Jume’edi 2005. Meskipun telah banyak terdapat perubahan pandangan mengenai pentingnya peran perempuan dalam pengolahan perikanan tangkap, namun masih banyak pendapat-pendapat yang meragukan kemampuan perempuan dan bahkan masih mempertanyakan segi manfaat pengeluaran dan sumber daya yang harus dialokasikan. Masyarakat internasional, bahkan komunitas lokal belum memahami posisi perempuan sebagai nelayan, karena secara eksistensi peran perempuan dalam pengelolaan perikanan belum diakui sehingga pekerjaan mereka 9 tidak dihargai SEAFISH, 2008. Ukuran termudah untuk menilai secara mendasar tingkat kekurangsejahteraan dari kelompok perempuan dan anak-anak yaitu dengan melihat besarnya tingkat kematian kelompok tersebut. Aktifitas domestik termasuk dalam peranan produktif meskipun tidak langsung menghasilkan pendapatan, karena memungkinkan anggota lain untuk mencari nafkah. Berdasarkan pemikiran Sajogyo et al. 1983, mengungkapkan pokok-pokok dari perumusan bekerja yang meliputi lima hal, yaitu para pelaku yang mempunyai peranan mengeluarkan energi, para pelaku memberikan sumbangan dalam produksi barang atau jasa, para pelaku menjalin suatu pola interaksi sosial dengan lingkungannya dan memperoleh status, para pelaku mendapatkan hasil berupa “cash” atau berbentuk “natura”, dan para pelaku mendapatkan hasil dan memiliki nilai waktu. Pada dasarnya, perempuan di pedesaan maupun perkotaan memiliki dua peranan, yaitu: pada posisi sebagai istri atau ibu dan pada posisi sebagai pencari nafkah tambahan atau pokok Kalyanamedia, 2005.

2.2.2 Pembagian Peran dalam Keluarga Nelayan