Pembagian Kerja PROFIL GENDER DALAM PENGOLAHAN DAN

47 yang lain, sebetulnya pengolahan tepung ikan bukan lahan pekerjaan yang menguntungkan bagi pengolah laki-laki.

7.2 Pembagian Kerja

Pembagian kerja pada rumahtangga pengolah di Desa Blanakan dapat dilihat persentase hasil kuisioner yang dijawab oleh para pengolah Tabel 10. Kuisioner profil pembagian kerja ini dijawab oleh 59 pasangan suami istri. Terlihat seluruh responden baik laki-laki maupun perempuan menjawab bahwa keseluruhan aktifitas reproduksi dilakukan oleh perempuan. Para responden menyatakan bahwa sudah menjadi kodrat perempuan untuk mengerjakan seluruh kegiatan rumahtangga. Hal ini juga dialami oleh perempuan nelayan yang berada di Tegal, mereka melakukan keseluruhan aktifitas domestik dalam keluarga Widya et al. 2008. Meskipun terkadang para suami tidak bekerja untuk melaut khusus nelayan, namun untuk segala aktifitas reproduksi dilakukan oleh para istri. Hal ini yang menyebabkan seringkali para pengolah perempuan membawa anak-anak mereka ke tempat bekerja. Terkadang para pengolah perempuan ini juga terlihat sesekali kembali ke rumah mereka untuk menyambi dengan pekerjaan rumah lainnya. Hal seperti ini sebenarnya menyebabkan beban kerja perempuan terlihat berlebih. Apalagi pada proses pengolahan perikanan, pengolah perempuan harus selalu tiba terlebih dahulu dibandingkan dengan pengolah laki- laki. Sehingga dari waktu untuk memulai aktifitas, para istri yang bekerja menjadi pengolah harus selalu memulai aktifitas jauh lebih pagi daripada suami-suami mereka. Aktifitas sosial diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat sekitar tempat tinggal anggota rumahtangga pengolah. Aktifitas sosial pada Desa Blanakan meliputi gotong royong , pengajian, arisan, dan rapat di desa. Pada aktifitas gotong royong, sebanyak 59 orang suami mengaku mengikuti segala gotong royong yang terdapat di desa dan hanya sebanyak 27 orang istri yang mengaku mengikuti kegiatan gotong royong di desa. Para istri yang tidak mengikuti kegiatan gotong royong di desa mengaku bahwa menurut mereka keterlibatan para suami saja sudah cukup mewakili partisipasi mereka di lingkungan desa. Pengajian juga dimiliki oleh Desa Blanakan, terdapat beberapa 48 pengajian untuk ibu-ibu dan bapak-bapak. Sebanyak 30 suami mengaku bahwa mereka aktif mengikuti kegiatan mengaji di Desa Blanakan dan sebanyak 35 istri mengaku mereka mengikuti pengajian ibu-ibu di sekitar RT. Baik suami maupun istri yang tidak mengikuti pengajian dikarenakan mereka kurang memiliki waktu untuk aktifitas-aktifitas tambahan. Sebanyak 20 istri mengikuti arisan yang diadakan di sekitar desa. Para istri yang tidak mengikuti arisan mengaku bahwa alokasi pengeluaran mereka tidak ada untuk kegiatan arisan karena masih terbatas. Terkadang di Desa Blanakan dilakukan aktifitas rapat desa, namun tidak semua masyarakat berpartisipasi dalam rapat di desa. Sebanyak 40 orang suami mengaku mengikuti segala jenis kegiatan rapat yang ada di Desa dan sebanyak 18 orang istri juga mengikuti kegiatan rapat. Suami yang tidak mengikuti kegiatan rapat dikarenakan sebagian mereka masih muda dan tidak menganggap begitu penting aktifitas rapat desa. Sementara itu para istri yang tidak mengikuti kegiatan rapat karena mereka menganggap aktifitas rapat lebih baik diikuti oleh para suami mereka. Terkadang ada sebagian suami yang tidak mengizinkan istri mereka mengikuti kegiatan rapat, karena menurut para suami tugas istri lebih kepada aktifitas di dalam rumah. Tabel 10. Pembagian Kerja pada 59 Rumahtangga Pengolah Perikanan Tangkap di Desa Blanakan, 2010 Aktifitas Laki-laki Perempuan jumlah persentase jumlah persentase Reproduktif Menyiapkan makanan 59 100 Mencuci pakaian atau piring 59 100 Menyetrika pakaian 59 100 Mengasuh anak 59 100 Membersihkan rumah 59 100 Belanja kebutuhan rumah tangga 59 100 Sosial Gotong royong di desa 59 100 27 45,76 Pengajian 30 50,85 35 59,32 Arisan 0 20 33,90 Rapat di desa 40 67,79 18 30,51 Ronda malam

7.3 Pola Pengambilan Keputusan