45 dikarenakan tingkat kerumitan proses fillet lebih tinggi dibandingkan dengan
penggesekan ikan.
5.1.3 Profil Gender dalam Kegiatan Pengolahan Nugget Ikan
Tabel 8 menjelaskan mengenai profil aktifitas yang berada pada pengolahan nugget ikan. Terlihat curahan pekerjaan lebih banyak terlihat pada pengolah laki-
laki. Pengolah laki-laki menguasai seluruh tahapan proses pengolahan hasil, sementara para pengolah perempuan hanya bekerja pada tahapan pembungkusan.
Proses penanganan limbah ditangani oleh pengolah laki-laki dan perempuan. Pengupahan antara pengolah laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda.
Pengolah laki-laki mendapatkan upah Rp500.000,- setiap bulannya, sementara pengolah perempuan Rp400.000,-. Pengolah laki-laki memiliki kelebihan fasilitas
untuk makan dan tempat tinggal yang ditanggung oleh pemilik. Alokasi jam kerja, baik pada pengolah laki-laki ataupun perempuan, adalah dari pukul 09.00
WIB sampai dengan 17.00 WIB.
Tabel 8. Profil Aktifitas Kegiatan Pengolahan di Sektor Nugget Ikan
Berdasarkan Jenis Kelamin Aktifitas Laki-
laki Perempuan Bersama
Pra produksi
Pembelian ikan ke tempat fillet ikan -
- -
Pengangkutan ikan ke tempat olahan 9
Pengolahan Hasil Perikanan Tangkap
Penggilingan ikan 9
Pencetakan 9
Perebusan 9
Penirisan 9
Pemberian tepung roti 9
Penanganan Hasil
Pembungkusan hasil olahan 9
Pengangkutan hasil ke tempat penjualan 9
Penangan limbah 9
Dilihat dari sistem pembagian kerja dan pengupahan yang diterima, pengolahan nugget ikan merupakan sektor yang cukup menguntungkan untuk
perempuan. Selain mendapatkan upah tetap, jenis pekerjaan yang dilakukan oleh
46 perempuan juga lebih ringan dan sederhana jika dibandingkan laki-laki. Namun
dalam sektor pengolahan nugget ikan ini, para perempuan dituntut untuk benar- benar mencurahkan waktu dalam pengolahan. Para perempuan tidak diijinkan
untuk membawa anak-anak mereka dalam lingkungan bekerja.
5.1.4 Profil Gender dalam Kegiatan Pengolahan Tepung Ikan
Seluruh aktifitas pada proses pengolahan tepung ikan dilakukan oleh pengolah laki-laki Tabel 9. Pemilik tidak memasukkan pengolah perempuan
karena menurut pemilik seluruh tahapan proses pengolahan tepung ikan termasuk dalam kategori pekerjaan berat. Selain termasuk kategori pekerjaan berat, kondisi
tempat mengolah tepung ikan juga sebetulnya tidak sesuai standar kesehatan. Terlihat dari karyawan yang tidak memakai masker atau sejenisnya, padahal
pengolahan tepung ikan mengeluarkan bau yang sangat menyengat karena berbahan baku dari limbah-limbah ikan.
Tabel 9. Profil Aktifitas Kegiatan Pengolahan di Sektor Tepung Ikan
Berdasarkan Jenis Kelamin Aktifitas Laki-
laki Perempuan Bersama
Pra produksi
Pengambilan sisa ikan 9
Pengolahan Hasil Perikanan Tangkap
Perebusan limbah ikan 9
Pengeringan 9
Penggilingan 9
Penanganan Hasil
Pembungkusan hasil olahan 9
Pengangkutan hasil ke tempat penjualan 9
Penanganan limbah 9
Pemilik merasa bahwa pengolahan tepung ikan bukan lapangan kerja yang kondusif untuk pengolah perempuan. Hal ini dikarenakan pengolah perempuan
terlihat masih sering membawa anak-anak mereka ke dalam lingkungan bekerja dan hal ini tidak mungkin mereka lakukan pada pengolahan tepung ikan. Para
pengolah tepung ikan mendapatkan upah Rp1.000.000,-bulan untuk karyawan biasa dan Rp2.000.000,- untuk mandor. Jika dibandingkan dengan pengolahan
47 yang lain, sebetulnya pengolahan tepung ikan bukan lahan pekerjaan yang
menguntungkan bagi pengolah laki-laki.
7.2 Pembagian Kerja