43 setiap kilogram ikan yang diPK oleh pengolah perempuan diupah Rp 400,- sampai
Rp 500,-. Saat musim panen, pengolah-pengolah perempuan ini dapat melakukan PK hingga 1,5 kuintal ikan. Saat musim paceklik, ikan yang dapat mereka olah
paling banyak berkisar 60 kg atau bahkan lebih sedikit. Hal ini menyebabkan upah yang diterima oleh pengolah perempuan sangat dinamis, bergantung pada
ketersediaan bahan baku.
Tabel 6. Profil Aktifitas Kegiatan Pengolahan di Sektor Pengasinan Berdasarkan Jenis Kelamin
Aktifitas Laki- laki
Perempuan Bersama
Pra produksi
Pembelian ikan ke pelelangan -
- -
Pengangkutan ikan ke tempat olahan 9
Pengolahan Hasil Perikanan Tangkap
Pembersihan ikan 9
Pemotongan kepala ikan dan pembelahan 9
Penggaraman 9
Penjemuran 9
Pengangkatan setelah kering 9
Penanganan Hasil
Pembungkusan hasil olahan 9
Pengangkutan hasil ke tempat penjualan 9
Penangan limbah 9
5.1.2 Profil Gender dalam Kegiatan Pengolahan Fillet Ikan
Pengolahan fillet ikan meliputi tiga tahapan, yaitu: pra produksi, pengolahan hasil perikanan tangkap, dan penanganan hasil. Proses pra produksi dikuasai
semua oleh pengolah laki-laki, sama seperti pada pengasinan. Namun pada tahapan pengolahan hasil, dikuasai semua prosesnya oleh pengolah perempuan.
Hampir keseluruhan tahapannya sama seperti pengasinan, namun perbedaannya adalah tidak ada proses pengasinan dan penjemuran Tabel 7.
Pengolah perempuan pertama melakukan pembersihan dan pemilahan ikan. Ikan dipilah berdasarkan jenisnya. Ada beberapa ikan yang kemudian hanya
dipotong kepalanya gesek ikan atau PK dan sebagian lagi ikan yang difillet. Proses fillet sendiri adalah memisahkan daging ikan dari tulangnya, yang
kemudian akan dipasok kepada pabrik-pabrik olahan daging ikan.
44 Pembungkusan hasil olahan dan pengangkutan hasil ke tempat penjualan
dilakukan oleh pengolah laki-laki. Untuk penanganan limbah, sama seperti pengasinan ikan, dilakukan bersama antara laki-laki dan perempuan. Meskipun
untuk tahap akhir pembersihan limbah dilakukan oleh pengolah laki-laki. Para pengolah perempuan terlibat dalam sektor pengolahan fillet ikan dari
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB atau setara dengan tujuh jam kerja. Namun dalam proses kerjanya, para perempuan pengolah ini tidak
sepenuhnya bekerja. Terkadang mereka terlihat sambil mengasuh anak-anak mereka yang dibawa ke dalam tempat pengolahan atau tidak jarang juga mereka
pulang ke rumah masing-masing di waktu makan siang untuk mengurus anak atau suami mereka. Sementara itu para pengolah laki-laki terlibat di dalam sektor
pengolahan fillet dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB atau setara dengan 8 jam kerja.
Tabel 7. Profil Aktifitas Kegiatan Pengolahan di Sektor Fillet Ikan Berdasarkan Jenis Kelamin
Aktifitas Laki- laki
Perempuan Bersama
Pra produksi
Pembelian ikan ke pelelangan -
- -
Pengangkutan ikan ke tempat olahan 9
Pengolahan Hasil Perikanan Tangkap
Pembersihan dan pemilahan ikan 9
Pemotongan kepala ikan dan pembelahan 9
Pemfilletan ikan 9
Penanganan Hasil
Pembungkusan hasil olahan 9
Pengangkutan hasil ke tempat penjualan 9
Penangan limbah 9
Sama seperti pengasinan ikan, pada sektor pengolahan fillet juga terlihat perbedaan bentuk pengupahan antara laki-laki dan perempuan. Pengolah laki-laki
memiliki upah tetap Rp 50.000,- setiap harinya. Pengolah perempuan memiliki upah yang berbeda-beda tergantung jenis ikan. Untuk jenis ikan-ikan yang hanya
digesek PK, maka setiap kilogramnya diupah Rp 400,- sampai dengan Rp 500,-. Sementara itu untuk jenis ikan yang difillet, maka diberikan upah Rp 1000,- setiap
kilogramnya. Pembedaan upah antara gesek dan fillet menurut para pemilik,
45 dikarenakan tingkat kerumitan proses fillet lebih tinggi dibandingkan dengan
penggesekan ikan.
5.1.3 Profil Gender dalam Kegiatan Pengolahan Nugget Ikan