Teori Perkembangan Anak Kajian Pustaka .1 Teori-teori yang mendukung

7

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II membahas mengenai 1 kajian pustaka, 2 hasil penelitian yang relevan, 3 kerangka berpikir, dan 4 hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi teori yang relevanmendukung terhadap penelitian yang berkaitan dengan teori perkembangan anak, metode inkuiri, proses kognitif, dan hakikat IPA. Hasil penelitian yang relevan merupakan penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas penelitian tentang penerapan metode inkuiri dan kemampuan proses kognitif. Pada subbab terakhir akan dirumuskan tentang kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang mendukung Teori yang mendukung merupakan teori-teori yang melandasi penelitian ini. Teori-teori tersebut terdiri dari teori perkembangan anak, proses kognitif anak, metode inkuiri, metode inkuiri terbimbing, pembelajaran tematik, materi pembelajaran tematik kelas V yang difokuskan pada materi IPA yang akan diperjelas pada subbab selanjutnya.

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Jean Piaget 1896-1980 mengemukakan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, yaitu anak adalah pembelajar yang aktif, anak mengorganisasikan apa yang mereka pelajari dari pengalamannya, anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi, dan proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih kompleks Desmita, 2009: 98. Piaget meyakini bahwa anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar secara pasif. Sebaliknya, mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas dunia yang mereka hadapi itu. Dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak-anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 menggunakan apa yang disebut oleh piaget dengan “scheme” skema, yaitu konsep atau kerangka yang ada dalam pikiran anak digunakan untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Anak mengorganisasikan apa yang mereka pelajari dari pengalamannya. Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta- fakta yang terpisah menjadi suatu kesamaan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak. Anak memnyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dalam menggunakan dan mengadaptasi skema mereka, ada dua proses bertanggungjawab, yaitu assimilation dan accommodation. Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya Desmita, 2009: 99. Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk- bentuk pemikiran yang lebih komplek. Piaget 1896-1980 menyebutkan kedua proses penyesuaian-asimilasi dan akomodasi-sistem kognisi seseorang berkembang dari satu tahap selanjutnya, sehingga mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalaman di lingkungan. Namun demikian ada kondisi yang dapat menimbulkan konflik kognitif disequilibrium, yakni semacam ketidaknyamanan mental yang mendorong untuk mencoba membuat pemahaman tentang apa yang mendorong untuk mencoba membuat pemahaman tentang apa yang mereka saksikan. Dengan melakukan penggantian, mengorganisasi kembali atau mengintegrasikan secara baik skema-skema mereka melalui akomodasi, anak-anak akhirnya mampu memecahkan konflik, mampu memahami kejadian-kejadian yang sebelumnya membingungkan, serta kembali mendapatkan keseimbangan pemikiran. Pergerakan dari equilibrium ke disequilibrium dan kemudian kembali lagi menjadi equilibrium atau proses yang meningkatkan perkembangan pemikiran dan pengetahuan anak dari satu tahap ke tahap yang lebih kompleks inilah yang disebut Piaget dengan istilah equilibrium ekuilibrasi Desmita, 2009: 101. 9

2.1.1.2 Teori Perkembangan Kognitif

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 3 175

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 2 198

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

2 26 214

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta.

0 1 173

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 2 151

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

0 1 143

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 149

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 168