Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji Normalitas Distribusi data

73 sebesar 0,000 dan harga t = -10,44. Harga Sig. 2-tailed 0,05, maka H null ditolak dan H i diterima. Hali ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh dari uji pada data ini mengafirmasi hipotesis penelitian I. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada diagram di bawah ini lengkapnya lihat Lampiran 4.5. Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengaplikasi.

4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan effect size bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi. Untuk mengetahui besar effect size dilakukan dengan mencari koefisien korelasi pearson. Data yang diperoleh terdistribusi normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson Field, 2009: 57179. Penghitungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 dilakukan dengan mengambil t dari uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan Independent samples t-test. Hasil perhitungan effect size pada kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini lengkapnya lihat Lampiran 4.6. Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Eksperimen dan Kontrol Variabel t t 2 df r effect size R 2 Efek Mengaplikasi -10,44 108,97 70 0,78 0,608 60,8 besar Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan mengaplikasi pada kedua kelompok. Tabel perhitungan besarnya pengaruh di atas menunjukkan besarnya r = 0,78 atau setara 60,8 dengan kriteria koefisien korelasi yaitu efek besar Field, 2009: 57. Artinya, metode inkuiri memberikan pengaruh efek besar terhadap kemampuan mengaplikasi dengan harga r = 0,78 atau setara dengan 60,8.

4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh penerapan metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan mengaplikasi. Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dihitung menggunakan mean skor posttest I dan pretest yang dilihat pada tabel output normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov test. Penghitungan dilakukan secara bergantian antara kedua kelompok. Berikut merupakan tabel hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest-posttest I untuk variabel mengaplikasi pada kelompok kontrol dan eksperimen lengkapnya lihat Lampiran 4.7. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Postest I No Kelompok Rerata Persentase Peningkatan Pretest Posttest I 1 Kontrol 1,06 1,93 83 2 Eksperimen 1,06 3,98 276 75 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase peningkatan skor rerata pretest-posttest I kelompok eksperimen sebesar 276, sedangkan kelompok kontrol sebesar 83. Kesimpulan selanjutnya yang dapat ditarik adalah persentase peningkatan skor rerata pretest-posttest I untuk kemampuan mengaplikasi kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa ada perbedaan antara skor pretest- posttest I, baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih skor pretest-posttest I yang dominan dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada grafik di bawah ini lengkapnya lihat Lampiran 4.7. Gambar 4.2 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I Gain Score Kemampuan Mengaplikasi. Grafik di atas menunjukkan bahwa untuk frekuensi yang paling besar pada kelompok kontrol nilai gainnya lebih kecil dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Hal ini berarti selisih skor pretest-posttest I yang dominan pada kemampuan mengaplikasi kelompok eksperimen nilainya lebih besar dibandingkan selisih pretest-posttest I kelompok kontrol. Grafik di atas menunjukkan nilai gain tertinggi adalah 4, sedangkan nilai gain terendah adalah 0. Persentase kemunculan gain score diambil 50 dari nilai gain terendah ke gain tertinggi, maka gain score nya adalah 2. Persentase kemunculan gain score pada kelompok kontrol yaitu sebesar 16,67. Sedangkan pada kelompok eksperimen kemunculan gain score-nya sebesar 91,67. Selisih persentase kemunculan gain 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 Fr e ku e n si Gain Score Kontrol Eksperimen 76 score antara kelompok kontrol dan eksperimen adalah 75. Artinya, kelompok eksperimen diuntungkan 75 dari penerapan metode inkuiri. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah siswa yang nilainya meningkat dalam kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen setelah mendapatkan perlakuan menggunakan metode inkuiri lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode tradisionalceramah.

2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I

Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kemampuan mengaplikasi baik pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan statistik non-parametrik Wilcoxon test karena data pretest yang diuji terdistribusi tidak normal Field, 2009: 558. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null adalah Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 558. Artinya, jika harga Sig.2-tailed 0,05 maka H null ditolak, dan juga sebaliknya. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest-posttest I pada variabel mengaplikasi pada kelompok kontrol maupun eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini lengkapnya lihat Lampiran 4.8. Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengaplikasi. Kelompok Sig.2-tailed Keterangan Kontrol 0,000 Ada peningkatan skor yang signifikan Eksperimen 0,000 Ada peningkatan skor yang signifikan Pada kemampuan mengaplikasi, kelompok eksperimen memiliki signifikansi peningkatan lebih tinggi dengan Mdn = 1,00 pada pretest dan Mdn = 4,17 pada posttest I. Sedangkan kelompok kontrol memiliki signifikansi yang lebih rendah dengan Mdn = 1,00 pada pretest dan Mdn = 2,00 pada posttest I. Berdasarkan tabel di atas, hasil uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I untuk kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. 2-tailed yang sama sebesar 0,000 p 0,05, maka H null ditolak dan H i diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 antara skor pretest dan posttest I untuk kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa; 1 terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol, dan 2 terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen. Harga sig.2-tailed pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan mengaplikasi. Hasil persentase peningkatan kemampuan mengaplikasi pada masing-masing kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut lengkapnya lihat Lampiran 4.8 Tabel 4.8 Hasil Persentase Signifikansi Peningkatan Kemampuan Mengaplikasi Kelompok z N r effect size R 2 Efek Kontrol 4,552 72 8,485 0,54 0,28 28,78 Besar Eksperimen 5,243 72 8,485 0,62 0,38 38,18 Besar Data di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan mengaplikasi di kelompok kontrol maupun eksperimen. Peningkatan kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol sebesar 28,78 dari r = -0,54 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar, sedangkan peningkatan kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen sebesar 38,18 dari r = -0,62 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar.

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I bertujuan untuk mengetahui hubungankorelasi antara hasil rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasi. Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I menggunakan uji statistik Pearson Product-moment Corelation Coefficient dan Spearman correlation coefficient Field, 2009: 175. Data rerata skor pretest pada kelompok kontrol maupun eksperimen terdistribusi tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan statistik non-parametrik Spearman’s correlation coefficient Field, 2009: 179. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null dari hasil uji statistik Spearman’s correlation 78 coefficient jika harga Sig.2-tailed 0,05 Field, 2009: 181. Hal itu berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen untuk kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini lengkapnya lihat Lampiran 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengaplikasi No Kelompok Spearman Correlation Sig.2 tailed Keterangan 1 Kontrol 0,325 0,053 Tidak ada perbedaan 2 Eksperimen 0,188 0,273 Tidak ada perbedaan Tabel di atas menunjukkan hasil uji korelasi rerata pretest dan posttest I kemampuan mengaplikasi. Kelompok kontrol menunjukkan Spearman correlation sebesar 0,325 dan Sig.2-tailed sebesar 0,053 Hal tersebut menunjukkan bahwa harga Sig.2-tailed 0,05 yang berarti bahwa H i ditolak dan H null diterima. Artinya, tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata pretest dan posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol. Hasil Spearman correlation kelompok kontrol menunjukkan nilai yang positif. Nilai positif Spearman correlation menunjukkan bahwa apabila rerata skor siswa ketika pretest rendah maka rerata skor pada posttest I juga rendah. Begitu pula sebaliknya, apabila skor rerata siswa saat pretest tinggi, maka skor rerata posttest I-nyapun juga tinggi. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu; 1 tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I ,dan 2 terdapat korelasi atau hubungan yang positif antara rerata pretest dan posttest I kelompok kontrol pada kemampuan mengaplikasi. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I kemampuan mengaplikasi untuk kelompok eksperimen menunjukkan Spearman correlation sebesar 0,188 dan Sig.2-tailed sebesar 0,273. Data tersebut menunjukkan bahwa harga Sig.2-tailed 0,05 yang berarti bahwa H i ditolak dan H null diterima. Artinya, tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen. Hasil Spearman correlation kelompok eksperimen menunjukkan bahwa nilainya positif. Nilai positif Spearman correlation menunjukkan bahwa apabila rerata skor siswa ketika pretest rendah maka rerata skor pada posttest juga rendah. 79 Sebaliknya, apabila skor rerata siswa saat pretest tinggi, maka skor rerata posttest I-nyapun juga tinggi. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu; 1 tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I ,dan 2 terdapat korelasi atau hubungan yang positif antara rerata pretest dan posttest I kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji retensi pengaruh perlakuan ini dilakukan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama Field, 2009: 325. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null adalah Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel berikut lengkapnya lihat Lampiran 4.10. Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Rerata Peningkatan Sig. 2- tailed Keterangan Post I Post II Kontrol 1,93 2,03 0,05 0,549 Tidak ada perbedaan Eksperimen 3,98 3,76 -0,06 0,128 Tidak ada perbedaan Data menunjukkan bahwa nilai rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu M = -0,22; SD = 0,86 ; SE = 0,14; t = -1,56 ; n = 36; dan df = 35, sedangkan hasil skor pada kelompok kontrol yaitu M = 0,09 ; SD = 0,93 ; SE = 0,15; t = 0,61 ; n = 36; dan df = 35. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,549 p 0,05, maka H null diterima dan H i ditolak. Maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II untuk kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II kemampuan mengaplikasi kelompok kontrol. Data nilai rerata skor pada posttest I PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 dan posttest II kelompok kontrol menunjukkan bahwa posttest II kelompok kontrol lebih tinggi dari pada posttest I, namun peningkatannya tidak signifikan. Harga Sig. 2-tailed kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen adalah 0,128 p 0,05, maka H null diterima dan H i ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen. Kedua kelompok, baik kontrol maupun eksperimen tidak mengalami penurunan skor yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada persentase peningkatan kelompok eksperimen sebesar -0,06, sedangkan untuk kelompok kontrol mengalami persentase peningkatan skor sebesar 0,05. Perolehan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II untuk kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut lengkapnya lihat Lampiran 4.10. Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada pelajaran IPA materi listrik kelas V SD Negeri Cebongan Mlati Sleman Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 1.06 1.93 2.03 1.06 3.98 3.76 1 2 3 4 5 Pretest Postest 1 Postest 2 M e a n Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen 81 20152016. Variabel dependen pada hipotesis ini adalah kemampuan menganalisis, sedangkan variabel independennya adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen adalah item soal nomor 3b, 4a, dan 4b. Setiap item soal mengandung satu aspek secara berurutan yaitu membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut. 1 Uji Normalitas Data, untuk mengetahui jenis uji statistik yang akan digunakan parametrik atau non parametrik. 2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal, untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan, untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I dari kedua kelompok. 4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri, dan analisis lebih lanjut meliputi; 1 Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I, 2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I, untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan rerata skor pretest ke posttest I, 3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I untuk mengetahui hubungan hasil rerata skor pretest dan posttest I, 4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan, untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sama seperti posttest I.

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Normalitas data kemampuan menganalisis diuji dengan menganalisis skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data tersebut diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows.. Kesimpulan uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1 Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka data terdistribusi normal 82 dan uji statistik selanjutnya adalah menggunakan statistik parametrik. 2 Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah menggunakan uji statistik non-parametrik. Hasil uji normalitas kemampuan menganalisis baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini lengkapnya lihat Lampiran 4.3. Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis No Kelompok Aspek Sig. 2-tailed Keterangan 1 Kontrol Pretest 0.000 Tidak normal 2 Posttest I 0.681 Normal 3 Posttest II 0.859 Normal 4 Selisih skor pretest-posttest I 0.850 Normal 5 Eksperimen Pretest 0.000 Tidak normal 6 Posttest I 0.095 Normal 7 Posttest II 0.420 Normal 8 Selisih skor pretest-posttest I 0.167 Normal Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga Sig.2-tailed untuk kedua aspek pretest kelompok kontrol dan eksperimen bernilai 0,05, maka distribusi data tidak normal. Sedangkan harga Sig.2-tailed untuk keenam aspek lainnya bernilai 0,05 maka distribusi data normal. Keenam distribusi data normal yang dimaksud adalah posttest I , posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan eskperimen. Dengan demikian, analisis selanjutnya untuk data pretest adalah dengan menggunkan statistik non-parametrik. Sedangkan untuk posttest I , posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan menganalisis analisis selanjutnya adalah menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples t-test.

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 3 175

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 2 198

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

2 26 214

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta.

0 1 173

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 2 151

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

0 1 143

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 149

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 168