Laporan mendalam pada dasarnya memiliki struktur dan cara penulisan yang sama dengan berita kisah. Laporan mendalam
digunakan untuk menuliskan permasalahan secara lebih lengkap, mendalam, dan analitis.
4. Sruktur Berita
Secara sederhana struktur dapat kita artikan sebagai susunan, bagian, atau lapisan. Berita pun memiliki strukturnya tersendiri
berdasarkan ragamnya.
R. Masri Sareb Putra menyatakan struktur berita adalah tubuh berita secara keseluruhan yang dapat dilihat sebagai
lapisan-lapisan yang masing-masing mengandung pokok yang dapat dibedakan atas dasar rupa atau bentuk, namun tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
21
Adapun susunan atau struktur berita khususnya berita langsung straight news pada umumnya mengacu pada pyiramida terbalik
inverted pyiramid . Disebut „‟pyiramida terbalik‟‟ karena struktur
beritannya digambarkan memang berbentuk segitiga terbalik.
Model menulis yang mengikuti bentuk segitiga terbalik. Bagian atasnya lebar, bagian bawahnya menyempit.
sedangkan mengenai strukturnya isi berita ditekankan di bagian awal. Selanjutnya, semakin ke bawah, menuju bagian
akhir, semakin tidak penting, sisipan-sisipan keterangan.
22
Dj‟afar Assegaff menyatakan bahwa tujuan dari gaya penulisan pyiramida terbalik adalah untuk memudahkan khalayak
21
R. Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita DAN FEATURE, Jakarta: PT. INDEKS Kelompok GRAMEDIA, 2006, cet.
I,
h. 51.
22
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, cet.I, h. 22.
pembaca yang bergegas, untuk cepat mengetahui apa yang terjadi dan diberitakan.
23
Berikut ini bagan struktur pyiramida terbalik dalam penulisan berita langsung straight news.
JUDUL
LEAD A
B C
Judul berita: Apa+mengapa?, siapa +
mengapa? Dan seterusnya..
Berisi informasi penting. Sekaligus menjawab
pertanyaan 5W+1H who,what,why,when,where,
+how
Inti Berita Anak Berita
Ekor berita dapat dibuang, bila kehabisa ruang
ESSENTIAL SHOULD
COULD
Gambar 2.3 Struktur penulisan berita
o Lapisan A essential, atau bagian yang pembaca harus ketahui selama
ini kita kenal sebagai bagian dalam sebuah struktur berita piramida terbalik yang menunjukan bagian yang paling inti.
o Lapisan B should, atau bagian yang pembaca sebaiknya tahu adalah
bagian yang cukup penting, namun tidak sepenting lapisan A. o
Lapisan C could, atau pembaca boleh tahu ialah bagian yang boleh ditinggalkan pembaca, karena merupakan ekor berita, tidak penting,
dan boleh dipotong kalau tidak cukup tempat.
23
Assegaff. Op.Cit., h. 49.
5. Kriteria Sebuah Berita
Tidak semua peristiwa pantas untuk diberitakan. Peristiwa yang mengandung nilai informatif bagi pembaca saja yang pantas
untuk diberitakan. Sebuah berita harus memiliki kriteria yang baik untuk dijadikan sebagai acuan penilaian dalam menetapkan suatu yang
pantas ditulis sebagai berita. Secara umum, kejadian yang dianggap mempunyai nilai berita atau layak berita adalah yang mengandung
satu atau beberapa unsur berikut. 1. Significance penting, yaitu kejadian yang berkemungkinan
mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca.
2. Magnitude besar, yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang
berakibat yang bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik buat pembaca.
3. Timeliness waktu, yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi, atau baru dikemukakan.
4. Proximity kedekatan, yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca, kedekatan ini bisa bersifat geografis maupun emosional.
6. Bahasa Jurnalistik
Sebuah berita yang baik tidak hanya dinilai berdasarkan berdasarakan kriteria apakah berita tersebut penting atau menarik bagi
pembacanya. Sebuah berita yang baik harus juga memenuhi kriteria
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Bahasa yang digunakan manusia dibedakan atas dua jenis, yakni bahasa lisan dan bahasa tulisan. Kedua bahasa tersebut memiliki
syarat-syarat yang berbeda dalam penggunaanya. Bahasa jurnalistik
merupakan salah satu ragam bahasa tulis yang digunakan sebagai bahasa penyaji dalam menulis berita.
Rosihan Anwar menyatakan Bahasa jurnalistik memiliki sifat- sifat khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan
menarik.
24
Kekhasan bahasa jurnalistik ini juga didasarkan pada bahasa baku. Bahasa jurnalistik juga terikat oleh kaidah-kaidah tata
bahasa seperti memperhatikan ejaan yang benar dalam kosa kata, bahasa jurnalistik juga mengikuti perkembangan dalam masyarakat.
AS Haris Sumadiria mendefinisikan bahasa jurnalistik sebagai bahasa yang digunakan oleh wartawan, redaktur, atau
pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan
peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap
maknanya.
25
Berdasarkan pengertian tersebut dapat kita artikan bahasa jurnalistik merupakan bahasa penyaji berita. Pada dasarnya berita
merupakan suatu rekontruksi persistiwa yang disampaikan secara tertulis. Melalui bahasa yang cermat rekontruksi persistiwa tertulis
tersebut dapat mengantar pembaca untuk membayangkan apa yang sesungghunnya terjadi dan memudahkan pembaca menangkap makna
suatu berita.
7. Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik
Berita juga merupakan salah satu bentuk komunikasi satu arah dalam hal ini komunikasi antara penulis dan pembaca. Untuk
mempermudahkan komunikasi tersebut maka digunakanlah bahasa
24
Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, Jakarta:P.T Pradanya Paramita, 1979, cet.III, h.1
25
AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2006, cet.I, h. 7.