membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
6
Dalam definisi ini menulis juga dapat dinyatakan sebagai suatu proses aktivitas berpikir teratur. Proses aktivitas berpikir teratur di sini
artinya seorang penulis mampu mengkonsepkan suatu lambang grafik ke dalam suatu kata, dan menyusun kata-kata terebut secara sistematik
sehingga tidak menggangu lalu lintas berpikir seseorang. Akivitas ini menggunakan seluruh otak yakni belahan otak
kanan emosional dan belahan otak kiri logika. Proses berpikir teratur ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mudah kepada
pembaca. Memberikan pemahaman mudah kepada pembaca merupakan
salah satu dari tujuan mengapa seseorang menulis. Namun hal tersebut merupakan hal yang tidak mudah untuk dikuasai. Karena dalam
keterampilan menulis memerlukan keterampilan yang kompleks untuk mencapai tujuan tersebut. Sabarti Akhadiah dkk, menyatakan bahwa
tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah
pengetahuan dan keterampilan.
7
Karena pada keterampilan menulis sesorang harus menuangkan gagasan atau ide yang dimilikinya ke
dalam bentuk tulisan yang terikat oleh sistem bahasa, selain itu pada keterampilan menulis ini seseorang dituntut juga mampu menguasai
keterampilan berbahasa yang lain serta menguasai pengetahuan di luar kebahasaan itu sendiri.
Tetapi meskipun keterampilan menulis begitu kompleks, keterampilan ini bukanlah semata-mata milik golongan tertentu saja
6
H. G. Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008, Cet. II, h. 22.
7
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1988, cet. I, h. 2.
dalam hal ini orang yang mempunyai bakat menulis. Dengan belajar sungguh-sungguh dan latihan terus-menerus kemampuan ini juga dapat
dimiliki oleh siapa saja. Pendapat lain dikemukakan oleh Fachruddin, Menulis adalah
suatu alat yang sangat ampuh dalam belajar yang dengan sendirinya memainkan peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
8
Pendapat tersebut disandarkan pada ahli jiwa budaya yang menyatakan bahwa masyarkat yang buta huruf tertinggal jauh di belakang
dibandingkan dengan masyarakat yang melek huruf, terutama dalam hal kongnitif. Pada masyarakat melek huruf umumnya, seseorang
terdorong perkembangan intelektualnya secara sadar atau tidak. Secara lebih khusus lagi, seseorang mampu mengalihkan proses mental yang
berpikir praktis pada situasi dengan berpikir abstrak dan teoritis. Maka dapat diartikan bahwa menulis merupakan belajar berpikir dengan cara
tertentu.
2. Menulis sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
Menulis merupakan salah satu proses komunikasi secara tidak langsung. Proses komunikasi ini melibatkan antara penulis dan
pembaca. Lyons dalam Gillian Brown dan George Yule mengemukakan bahwa pengertian komunikasi dengan mudah dipakai
untuk perasaan, suasana hati, dan sikap, tetapi menunjukan bahwa ia terutama akan tertarik pada „penyampaian informasi faktual
profesi onal yang disengaja‟.
9
Pada pendapat tersebut memandang bahwa nilai pemakaian bahasa digunakan sebagai penyampain suatu
informasi. Informasi yang disampaikannya pun beragam jenisnnya.
8
Fachruddin Ambo Enre, Dasar-Dasar Keterampilan Menulis, Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, cet. I, h. 6.
9
Gillian Brown dan George Yule, Discourse Analysis, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1996, cet.I, h. 2.
Dalam komunikasi bahasa digunakan sebagai penyampain suatu informasi. Penting artinya bahwa penerima mendapat suatu
informasi yang betul dari pengirim. Secara sederhana proses komunikasi dalam bahasa tulis, dapat kita diuraikan sebagai berikut:
Pikiran Menuangkan
gagasan- gagasanya
Penyandian Menerjemahkan gagasan-
gagasan itu ke dalam sandi lisan dan
selanjutnya mengubahnya menjadi sandi tulis
Psikomotor Mempergunakan sejumlah
sarana mekanis untuk merekam sandi tulis itu
Di teruskan dan di sebarkan melintasi
menembus waktu dan ruang
Penulis
Penulis
Psikomotor Melihat tulisan
Pengalihsandian Menerjemahkan sandi tulis
menjadi sandi lisan dan mendapatkan menemui
gagasan-gagasan penulis Pikiran
Memahami gagasan-gagasan
penulis
Gambar 2.1 Hubungan antara penulis dan pembaca
3. Fungsi Menulis
Melalui aktivitas menulis seseorang dapat menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan secara baik, terbuka, dan sistematis.
Melalui aktivitas menulis memudahkan seseorang untuk berpikir kritis mengenai apa yang dilihat, dirasakan, dan dipikirkan. Selain itu juga
dapat mengoptimalkan potensi yang ada di dalam diri seseorang
tersebut. Fachruddin mengemukakan secara terperinci fungsi menulis, yang diuraikan sebagai berikut.
10
a Menulis menolong kita menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui. Menulis mengenai suatu topik dapat merangsang pemikiran
kita mengenai topik tersebut dan membantu kita membangkitakan pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam bawah sadar.
b Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang pikiran kita untuk mengadakan hubungan, mencari penelitian, dan
menarik persamaan analogi yang tidak akan pernah terjadi seandainnya kita tidak mulai menulis.
c Menulis membantu
mengorganisasikan pikiran
kita, dan
menempatkannya dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri. Ada kalanya kita dapat menjernihkan konsep yang kabur atau kurang jelas
untuk diri kita sendiri, hanya karena menulis kita menulis mengenai hal itu.
d Menulis menjadikan pikiran seseorang siap untuk dilihat dan dievaluasi. Kita dapat membuat jarak dengan ide kita sendiri dan
melihatnya lebih obyektif pada waktu kita menuliskannya. e Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru.
Kita akan memahami banyak materi lebih baik dan menyimpannya lebih lama jika kita menulis tentang hal itu.
f Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan memperjelas dan menempatkannya dalam suatu konteks visual,
sehingga ia dapat diuji.
4. Tujuan Menulis
10
Fachruddin, Op.Cit., h. 6.
Setiap aktivitas atau kegiatan mempunyai suatu tujuan tertentu yang ingin diperoleh atau disampaikan kepada orang lain, begitu juga
dengan kegiatan menulis. Karena pada dasarnya apa yang dituangkan dalam tulisan mempunyai maksud yang ingin dicapai. Tarigan
mengemukakan tujuan menulis antara lain:
11
1. Memberitahuakan atau mengajar, 2. Meyakinkan atau mendesak, 3. Menghibur atau
menyenangkan, dan 4. Megutarakan mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api. Sedangkan tujuan menulis menurut, Hugo
Hartig dalam Tarigan antara lain:
12
1. Assignment purpose tujuan penugasan Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku; sekretaris
yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat. 2. Altruistic purpose tujuan altruistic
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan, dan penalaraanya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3. Persuasive purpose tujuan persuasive Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan. 4. Informational purpose tujuan informasional, tujuan penerangan
Tulisan ini bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan penerangan kepada para pembaca.
5. Self-expressive purpose tujuan pernyataan diri
11
Tarigan. Op.Cit., h. 25.
12
Ibid., h. 26