Tanggungjawab Direksi Terhadap Pelanggaran Prinsip Kehati-Hatian

69 Lewis D Solomon 62 tentang pertanggung jawaban direksi Korporasi mengatakan : Fiduciary duty is perhaps the most important concept in the Anglo American law of corporation. Teh world “fiduciary” comes form the Latin fides, meaning faith or confidence, and was originally used in the commos law to describe the nature of the duties imposed on a trustee. Perhaps because many of the earliest corporation cases involved chari table corporations, courts began to analogize the duties of a director in managing corporate property to the duties of a trustee in managing trust property. The original analogy between a trustee and those who control a corporation was a close one. But as corporations began to play a role of increasing importance in an increasingly complex commercial world, the basic notion survives that officers, directors and controlling shareholders.

3. Tanggungjawab Direksi Terhadap Pelanggaran Prinsip Kehati-Hatian

Dalam perseroan, Direksi paling bertanggungjawab serta memiliki peranan penting, baik dalam mengatur, mengelola, serta mengurus dan maupun memajukan perusahaan. Maka oleh sebab itu setiap anggota Direksi wajib pula beri’tikad baik dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan perseroan semat-mata, serta tidak memanfaatkan kedudukannya yang strategis tersebut untuk memperolah manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari perseroan 62 Lewis D Solomon, et.al, Corporations Law And Policy Materials And Problem Third Edition, American Casebook Series, ST.Paul, Minn : West Publishing Co, 1994, hal 672 Universitas Sumatera Utara 70 secara tidak adil, serta menghindari benturan kepentingan antara kepentingan pribadi Direksi dengan kepentingan perseroan. 63 Kedudukan Direksi yang bersifat fiduciary, yang oleh UUPT sampai batas – batas tertentu diakui, maka tanggung jawab direksi menjadi sanggat tinggi high degree. Tidak hanya bertanggung jawab terhadap ketidakjujuran yang disengaja dishonesty, tetapi dia juga bertanggungjawab secara hukum terhadap tindakan mismanagement, kelalaian atau gagal atau tidak melakukan sesuatu yang penting bagi perseroan 64 . Pertanggung jawaban direksi bukan hanya tanggungjawab yang diatur dalam hukum perusahaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, akan tetapi tanggungjawab direksi juga banyak ada diatur dalam doktrin- doktrin hukum yang mengatur tentang bagaimana Direksi bertanggung jawab terhadap perseroan terbatas. Adapun doktin-doktrin hukum tersebut yakni tanggungjawab berdasarkan fiduciary duties, dan duty to skill and care, tanggungjawab berdasarkan ke dalam indoor manajement rule, tanggungjawab berdasarkan ultravires, tanggungjawab berdasarkan prinsip piercieng the corporate veil. Doktrin-doktrin ini semua adalah hukum perusahaan yang di kenal dalam sistem hukum common law yang kemudian di adopsi dalam hukum perusahaan di Indonesia, sebagimana di tegaskan dalam Undang – Undang nomor 40 Tahun 2007. 63 Gunawan Widjaya,Risiko Hukum Sebagai Direksi,Komisaris Dan Pemilik PT, Jakarta, Forum Sahabat, 2008, hal74 64 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung, Citra Aditya Bakti, hal 82 Universitas Sumatera Utara 71 Setiap anggota direksi bertanggungjawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan jika yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya dengan tidak bertanggungjawab dan tidak memenuhi prinsip kehati-hatian. Dalam hal direksi terdiri dari dua orang direksi atau lebih , tanggungjawab yang di maksud berlaku secara tanggung rentengbagi setiap direksi. Tetapi dalam hal ini direksi tidak dapat di pertanggungjawabkan atas kerugian perseroan kepadanya, apabila dapat membuktikan: a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya b. Telah melakukan pengurusan dengan I’tikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan kepengurusan yang mengakibatkan kerugian dan d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul dan berlanjutnya kerugian tersebut. 65

4. Perlindungan Bagi Direksi Melalui

Dokumen yang terkait

Proses Pengadaan Barang/Jasa pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

23 207 54

Penerapan Prinsip-Pprinsip Good Corporate Governance, Khususnya Prinsip Keterbukaan Dalam Proses Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Di Lingkungan Bumn Perkebunan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero))

2 74 145

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 4 94

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 3 9

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 17

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 22

BAB II PRINSIP KEHATI – HATIAN DALAM PERATURAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) A. Perseroan Terbatas Sebagai Badan Hukum 1. Kedudukan PT Sebagai Badan Hukum Mandiri - Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kehati-hatian Direk

0 0 66

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kehati-hatian Direksi Dalam Perjanjian Kerja Sama Untuk Proses Pengadaan Barang Dan Jasa (Studi Penelitian PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan)

0 1 31

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kehati-hatian Direksi Dalam Perjanjian Kerja Sama Untuk Proses Pengadaan Barang Dan Jasa (Studi Penelitian PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan)

0 0 16