Tanggug Jawab Direksi Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Bermasalah

131 Pembuatan kuasa yang tidak sesuai dengan prosedur atau ketentuan perusahaan dan tanpa pemberitahuan kepada direksi, seperti misalnya setelah pekerjaan tersebut dipercayakan kepada salah satu rekanan dalam seiringa waktu berjalan rekanan memberikan kuasa kepada rekanan yang lain tanpa memberikan laporan kepada direksi mengenai pengalihan pekerjaan kepada rekanan yang lain dan tidak memberikan sebab – sebab pengalihan pekerjaan kepada rekanan yang lain. 109 4 Perubahan nomor rekening yang tidak sesuai dengan prosedur Dalam hal perubahan no rekening juga sering terjadi dikarenakan rekanan tidak memberikan laporan atau surat pemberitahuan kepada kantor direksi atas perubahan nomor rekening. Misalnya nomor rekening yang terdaftar bukan nomor rekening perusahaan rekanan tetapi merupakan nomor rekening pribadi rekanan, dalam hal ini rekanan telah melanggar prosedur proses pengadaan barang dan jasa. 110

B. Tanggug Jawab Direksi Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Bermasalah

Untuk mengantisipasi dengan terjadinya pengadaan barang dan jasa yang bermasalah maka Direksi telah membentuk beberapa badan organisasi untuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dimana organisasi tersebut telah dijabarkan pada bab yang sebelumnya. 109 Wawancara dengan bapak Christian Orchad Tharanon,SH,MKN staf urusan kepatuhan, Kantor Direksi, Medan, 13 April 2012 110 Wawancara dengan bapak Christian Orchad Tharanon,SH,MKN staf urusan kepatuhan, Kantor Direksi, Medan, 13 April 2012 Universitas Sumatera Utara 132 UUPT pasal 92 ayat 1 menyatakan, bahwa tugas direksi dalam mengurus perseroan antara lain meliputi pengurusan sehari - hari dari perseroan sebagaimana di tetapkan dalam Anggaran Dasar. Mengurus perseroan semata –mata adalah tugas direksi yang tidak dapat dicampuri langsung oleh organ perseroan lain. Hal ini secara tegas disebutkan dalam pasal 97 dan 98 UUPT , yang memberikan ketentuan sebagai berikut : “Direksi bertanggungjawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan”. 111 Dalam perseroan Direksi memiliki tanggungjawab serta peranan yang sangat penting, baik dalam mengatur, mengelola, serta mengurus dan maupun memajukan perusahaan. Maka oleh sebab itu setiap anggota Direksi wajib pula beri’tikad baik dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan perusahaan, karena jika dalam menjalankan tugasnya ada indikasi bahwa seorang direksi menyalahgunakan kekuasaan yang di berikan kepadanya untuk kepentingan pribadi dan menyebabkan kerugian financial yang menyebabkan kerugian perusahaan, maka seorang direksi dapat di mintai pertanggungjawabannya secara pribadi atau harta kekayaan pribadinaya dapat di jadikan jaminan pelunasan hutang – hutang perseroan yang sedang megalami kerugian. Pertanggungjawaban direksi bukan hanya tanggungjawab yang diatur dalam hukum perusahaan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor:40 Tahun 2007, akan tetapi tanggungjawab direksi juga seabagaimana di atur dalam doktrin – 111 Agus Budiarto,Op.Cit hal 63 Universitas Sumatera Utara 133 doktrin hukum yang mengatur tentang bagaimana direksi bertanggungjawab terhadap perseroan terbatas. Adapun doktin-doktrin hukum tersebut yakni tanggungjawab berdasarkan fiduciary duties, duty to skill and care, tanggungjawab berdasarkan ke dalam indoor manajement rule, tanggungjawab berdasarkan ultravires, tanggungjawab berdasarkan prinsip piercieng the corporate veil. Doktrin - doktrin ini semua adalah hukum perusahaan yang dikenal dalam sistem hukum common law yang kemudian di adopsi dalam hukum perusahaan di Indonesia, sebagimana di tegaskan dalam Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007. 112 Setiap anggota direksi bertanggungjawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan jika yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya dengan tidak bertanggungjawab dimana direksi siap mengganti kerugian perusahaan serta direksi siap untuk menjalankan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kelalaian dan keasalahan yang dilakukan direksi yang tidak menerapkan prinsip kehatia-hatian dalam proses pengadaan barang dan jasa di PT.Perkebunan Nusantara III Persero. Dalam hal direksi terdiri dari dua orang direksi atau lebih , tanggungjawab yang dimaksud berlaku secara tanggung renteng bagi setiap direksi. Tetapi dalam hal ini direksi tidak dapat di pertanggungjawabkan atas kerugian perseroan kepadanya, apabila dapat membuktikan: i. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya 112 Jamin Ginting, Op.cit, hal 118 Universitas Sumatera Utara 134 ii. Telah melakukan pengurusan dengan I’tikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. iii.Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan kepengurusan yang mengakibatkan kerugian dan iv. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul dan berlanjutnya kerugian tersebut. Dalam hal pengadaan barang dan jasa di lingkungan PT Perkebunan Nusantara IIII Persero sebagaimana telah dijelaskan dan di uraikan sebelumnya bahwa Direksi memiliki kewenangan dalam menyusun ketentuan internal Standard Operating and Procedure untuk penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa, termasuk prosedur sanggahan dengan berpedoman pada Peraturan Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-05MBU2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara BAB IV Pasal 13. 113 Jika dalam proses pengadaan barang dan jasa tersebut ditemukan masalah atau ditemukan adanya pelanggaran maka temuan tersebut dianalisa dan diteliti lebih lanjut oleh Dewan Kehormatan untuk selanjutnya akan memberikan saran atas kebijakan apa yang harus diambil oleh Direksi. 114 113 Peraturan Kementerian Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-05MBU2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara Pasal 13 Universitas Sumatera Utara 135

C. Kebijakan Dan Tindakan Direksi Terhadap Pejabat Dibawah Direksi.

Dokumen yang terkait

Proses Pengadaan Barang/Jasa pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

23 207 54

Penerapan Prinsip-Pprinsip Good Corporate Governance, Khususnya Prinsip Keterbukaan Dalam Proses Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Di Lingkungan Bumn Perkebunan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero))

2 74 145

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 4 94

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 3 9

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 17

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Good Corporate Governance Dikaitkan Dengan Tugas Dan Fungsi Direksi (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 22

BAB II PRINSIP KEHATI – HATIAN DALAM PERATURAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) A. Perseroan Terbatas Sebagai Badan Hukum 1. Kedudukan PT Sebagai Badan Hukum Mandiri - Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kehati-hatian Direk

0 0 66

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kehati-hatian Direksi Dalam Perjanjian Kerja Sama Untuk Proses Pengadaan Barang Dan Jasa (Studi Penelitian PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan)

0 1 31

Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kehati-hatian Direksi Dalam Perjanjian Kerja Sama Untuk Proses Pengadaan Barang Dan Jasa (Studi Penelitian PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan)

0 0 16