140
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PT. Perkebunan Nusantara III Persero didasarkan pada Peraturan Menteri
BUMN Nomor PER-05MBU2008 tentang pedoman umum pelaksanaan pengadaan barang dan jasa badan usaha milik negara pasal 99. Penjabaran
Prinsip kehati-hatian dalam proses pengadaan barang dan jasa di PT Perkebunan Nusantara III Persero dilakukan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan
Direksi PT. Perkebunan Nusantara III Persero nomor 3.11SKPTS032011 tentang pedoman pengadaan barang dan jasa PT. Perkebunan Nusantara III
Persero yang di dalamnya menerapkan prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi prinsip kehati-hatian direksi dalam proses pengadaan
barang dan jasa. Serta direksi mengatur struktur keorganisasian, tugas dan tanggung jawab serta kewenangan masing-masing bagian, sehingga dapat
melaksanakan tugas dengan baik dan terukur. Disisi lain telah disiapkan mekanisme pengawasan internal maupun eksternal dengan dibentuknya Satuan
Pengawasan Internal SPI dan Komite Audit. Bahkan dibagian Hukum dan Manajemen Resiko juga diefektifkan untuk selalu memberikan masukan kepada
Direksi terutama ketika harus melalui legalisasi terlebih dahulu sebelum Penetapan dan Pelaksanaan Kontrak sebagaimana diatur dengan Instruksi Kerja
yang berjudul Legalisasi Surat Perjanjian. Dalam rangka mewujudkan penjabaran
140
Universitas Sumatera Utara
141
prinsip kehati-hatian di lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III Persero maka instrument yang digunakan diantaranya adalah dengan mengeluarkan peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan usaha pewujudan prinsip kehati-hatian, Membentuk
Struktur keorganisasian
yang sistematis
mampu mengimplementasikan prinsip kehati-hatian demikian juga dengan adanya
beberapa bagian yang merupakan pengawasan terhadap seluruh proses kegiatan usaha Persero sehingga dapat tetap berjalan sesuai dengan Perundang-undangan,
peraturan yang berlaku, bahkan juga dengan berpedoman pada buku panduan Code Of Conduct yang merupakan panduan standar perilaku, Code Of Corporate
Governance sebagai basis penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, Piagam Internal Audit, dan Piagam Komite Audit yang pada prinsipnya
keseluruhan instrument tersebut merupakan bagian dari penjabaran prinsip kehati-hatian yang dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara III Persero.
Adapun instrument penjabaran prinsip kehati-hatian di PT. Perkebunan Nusantara III Persero dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Anggaran Dasar Anggaran dasar merupakan salah satu instrument penting dalam penerapan
prinsip kehati-hatian, karena anggaran dasar berisikan tata kelola perusahaan BUMN secara umum yang pembuatannya mengacu pada UU nomor 19 tahun
2003 tentang BUMN dan UU no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Secara
umum dapat
dinyatakan bahwa
anggaran dasar
PTPN III
mencerminkan secara utuh prinsip-prinsip GCG karena pembuatannya yang
Universitas Sumatera Utara
142
berpedoman pada UU no 40 tahun 2007, UU no 19 tahun 2003 dan peraturan terkait lainnya.
b. Code Of Conduct Code of conduct PT. Perkebunan Nusantara III Persero yang dikeluarkan
pada tanggal 30 Desember 2005 merupakan salah satu pedoman internal perusahaan
yang wajib
disempurnakan mengingat
dinamika dan
perkembangan menuntut agar seluruh individu yang menyangkut perusahaan dapat melaksanakan aktivitas dengan tetap berpedoman kepada prinsip GCG.
Code of conduct PTPN III pada dasarnya berisi tentang pola perilaku etis yang harus ditaati dan dikembangkan oleh seluruh pihak perusahaan PTPN III. Pola
perilaku etis yang diatur meliputi pola perilaku etis terhadap Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, karyawan, pelanggan, pemasokrekanan, investor,
krediturbank, pemerintah, pesaing, auditor, masyarakata sekitar dan mitra binaan PTPN III, media masa, lembaga swadaya masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan, serikat pekerja, legislative, mitra usaha strategis, perguruan tinggi, anak perusahaan dan petani plasma. Relevan code of conduct PTPN III
dengan upaya pengimplemntasian prinsip – prinsip GCG dalam proses pengadaan barang dan jasa PTPN III, bagian B angka 2 tentang komitmen
perusahaan terhadap stakeholder, sub bagian d tentang pemasok, yang dengan tegas memerintahkan perlakuan etis.
c. Buku Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa
Universitas Sumatera Utara
143
PTPN III menggunakan PER Men No PER-05MBU2008 tentang pedoman umum pelaksanaan pengadaan barang dan jasa BUMN adalah didasarkan
kepada pengertian bahwa untuk BUMN yang pendanaannyadiluar APBN memerlukan pedoman pengaturan tersendiri, selain itu BUMN sebagai badan
usaha perlu melakukan pengadaan barang dan jasa secara cepat, fleksibel, efisien, dan efetif agar tidak kehilangan momentum bisnis yang dapat
menimbulkan kerugian. Bahwa selain dana langsung dari APBNAPBD memerlukan tata cara tersendiri yang diatur tersendiri oleh direksi berdasarkan
pedoman umum yang ditetapkan oleh Menteri yang mewakili pemerintah sebagai pemegang sahampemilik modal Negara pada BUMN sebagaimana
diatur dalam Pasal 99 PP No 45 Tahun 2005 tentang pendirian, pengurusan, pengawasan, dan pembubaran BUMN. Direksi PTPN III, sesuai dengan
perintah Pasal 99 No 45 Tahun 2005 jo Pemeneg BUMN RI No PER-05M- MBU2008, kemudian mengeluarkan pedoman pengadaan barang dan jasa
PTPN III dengan SKPTS Direksi No 3.11SKPTS032011. SKPTS ini mengatur secara komprehensif tata cara pengadaan barang dan jasa PTPN III
sebagai penjabaran dari Pemeneg BUMN RI No PER-05M-MBU2008. d. Instruksi Kerja
Instruksi kerja adalah dokumen internal PTPN III yang pada dasarnya berisikan tentang rincian-rincian instruksi dalam suatu melakukan suatu
pekerjaan tertentu di lingkungan PTPN III, sehingga terwujud kepastian dan ketertiban serta profesionalisme dalam melakukan pekerjaan dilingkungan
Universitas Sumatera Utara
144
PTPN III, instruksi kerja dibuat untuk seluruh unit kerja dilingkungan PTPN III mulai dari kantor direksi sampai dengan unit-unit terkecil di kebun-kebun.
Dengan adanya instruksi kerja, setiap personil PTPN III dapat mengikuti standar pekerjaan yang akan dilakukannya sehingga pekerjaan-pekerjaan
tersebut dilakukan secara tertib dan terpola serta terukur. 2.
Adapun Sistem Pengendalian Internal dalam proses pengadaan barang dan jasa oleh Direksi PT. Perkebunan Nusantara III Persero yakni dengan menetapkan
beberapa kebijakan untuk meminimalisir potensi resiko yang mungkin terjadi dalam proses pengadaaan barang dan jasa, seperti Penetapan Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa serta menetapkan struktur organisasi pelaksana pengadaan beserta uraian tugas,wewenangnya masing-masing serta
tanggungjawab serta sistem pelaporan dan pengawasan yang terintegrasi dengan sistem pengawasan maksimal untuk menjamin pelaksanaan seluruh proses
pengadaan barang dan jasa sesuai dengan seluruh Perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. Demikian juga penetapan dan pelaksanaan kontrak dan
pelaksanaan kontrak pengadaan dengan penerbitan Instruksi Kerja IK – 3.11- 0201 berjudul Legalisasi Surat Perjanjian. Disisi inilah Efektifitas bagian hukum
dan manajemen resiko dalam mengusahakan maksimalisasi wujud prinsip
kehati-hatian bagi Direksi dimana sebelum kontrak ditandatangani oleh Direksi maka wajib diperiksa dan dilegalisasi oleh bagian hukum dan manajemen resiko
sebagaimana tahapan
yang disusun
dalam IK-3.11-0201.
Jika terjadi
pelanggaran oleh Pejabat di bawah Direksi maka tidak serta merta Direksi dapat
Universitas Sumatera Utara
145
memberikan tindakan secara sepihak atau tanpa prosedur tetapi sanksi dilakukan setelah pelanggaran tersebut telah melalui pemeriksaan oleh Dewan Kehormatan
PT. Perkebunan Nusantara III Persero yang terdiri dari Dewan Direksi, Ketua Serikat Pekerja dan Kepala Bagian yang terkait. Pola hubungan SPI dengan
beberapa pihak yaitu : a. Hubungan SPI dengan Auditan
b. Hubungan SPI dengan Auditor Eksternal c. Hubungan SPI dengan Komite Audit
d. Hubungan SPI dengan Direksi. 3.
Adapun konsekwensi hukum bagi direksi atau pejabat dibawah direksi apabila tidak memenuhi prinsip kehati-hatian dalam pengadaan barang dan jasa di PT.
Perkebunan Nusantara III Persero telah diatur dalam PKB Perjanjian Kerja Bersama PTPN III selain hal tersebut direksi juga berwewenang memberikan
sanksi sebagai berikut : a. Pejabat dibawah direksi akan mengganti rugi pengadaan barangjasa tersebut.
b. Surat Peringatan 1 yang dimana pada 1 satu tahun tidak dibenarkan pejabat yang bersangkutan untuk mendapatkan penilaian karyanaik golongan serta
pemotongan bonus tahunan. c. Pejabat yang bersangkutan akan dimutasi ke kebun yang gradenya lebih
rendah d. Golongan pejabat yang bersangkutan akan diturunkan, atau
e. Pejabat yang bersangkutan akan dimeja kosongkan oleh direksi.
Universitas Sumatera Utara
146
f. Bila tingkat kesalahan pejabat yang bersangkutan sangat fatal maka direksi berhak memecat pejabat yang bersangkutan karena dinilai sangat merugikan
perusahaan.
B. SARAN