Alat Peraga Manipulatif untuk Keperluan Bilangan Bulat dan Prinsip

1. Jika bentuk a + b dan -a + -b , maka gabungkanlah sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik-manik lain yang warnanya sama. 2. Jika bentuk -a + b dan a + -b , maka gabungkanlah sejumlah manik-manik yang mewakili bilangan positif ke dalam kelompok manik-manik yang mewakili bilangan negatif. Selanjutnya, lakukan proses penghimpitan penggabungan di antara kedua kelompok manik-manik tersebut agar ada yang menjadi lingkaran penuh bersifat netral atau nol. Tujuannya untuk mencari sebanyak-banyaknya kelompok manik-manik yang bernilai netral nol. Melalui proses ini akan menyisakan manik-manik dengan warna tertentu yang merupakan hasil penjumlahannya. Selanjutnya,dalam melakukan proses pemisahan sejumlah manik-manik keluar dari kelompok manik-manik, maka sama halnya dengan melakukan pengurangan . Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses pengurangan, yaitu : Keterangan : - a merupakan bilangan angka pertama yang merupakan anggota bilangan bulat. - b merupakan bilangan angka kedua yang merupakan anggota bilangan bulat. 1. Jika bentuk a – b dengan a b atau a – b dengan a b, maka pisahkanlah manic-manik yang bersifat positif dalam kelompok b sehingga hanya menyisakan manik-manik yang bersifat negatif. Gabungkan kedua kelompok manik-manik tersebut sehingga berubah menjadi netral nol, Manik-manik yang tidak berpasangan menjadi hasil dari bentuk pengurangan. 2. Selain bentuk yang di atas yaitu adapula dalam bentuk a – -b , -a – b , -a – -b , maka sebelum melakukan pengurangan terlebih dahulu letakkan manic-manik bersifat netral nol sejumlah manic-manik b lalu pisahkan manic-manik sejumlah b dengan melihat b sebagai bilangan negatif atau positif. Sisanya gabungkan dengan kelompok manik-manik a untuk mencari nilai netral. Manik-manik yang tidak berpasangan menjadi hasil dari bentuk pengurangan. Gambar 2.2. Alat Peraga Manik-manik Cooney, dalam Shadiq mengatakan selain penggunaan alat-alat peraga di atas, hal yang tak kalah penting dalam menanamkan konsep operasi hitung bilangan bulat adalah mengupayakan adanya proses berabstraksi di dalam kegiatannya. Proses ini biasanya diupayakan pada saat anak telah menyadari adanya kesamaan di antara perbedaan-perbedaan yang ada atau kesamaan hasil dari proses yang berbeda. Lebih lanjut menurut Djaali, setiap konsep abstrak yang baru dipahami anak perlu segera diberikan penguatan supaya mengendap, melekat, dan tahan lama tertanam sehingga menjadi miliknya dalam pola pikir maupun tindakannya. Untuk keperluan inilah diperlukan belajar melalui berbuat dan mengerti dan tidak hanya menekankan pada proses hapalan saja.

b. Proses Kerja Mobil Garis Bilangan Berdasarkan Prinsip Kerjanya

Uraian berikut akan membahas penggunaan alat peraga tersebut berdasarkan prinsip kerja seperti yang telah dipaparkan. Misalkan ingin memperagakan bentuk-bentuk operasi hitung 3 + -5 dan 3 – 5, dengan menggunakan balok garis bilangan, maka proses kerja yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: a. 3 + -5 =. . . . ? 1 Tempatkan model pada skala nol dan menghadap ke bilangan positif -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 2 Langkahkan model tersebut satu langkah demi satu langkah maju dari angka 0 sebanyak 3 skala. Hal ini untuk menunjukkan bilangan pertama dari operasi tersebut, yaitu positif 3. -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 3 Karena bilangan penjumlahnya merupakan bilangan negatif, maka pada skala 3 tersebut posisi muka model harus dihadapkan ke bilangan negatif. -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 4 Karena operasi hitungnya berkenaan dengan penjumlahan, yaitu oleh bilangan -5 berarti model tersebut harus dilangkahkan maju dari angka 3 satu langkah demi satu langkah sebanyak 5 skala. -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 Posisi terakhir dari model pada langkah 4 di atas terletak pada skala -2, dan ini menunjukkan hasil dari 3 + -5. Jadi, 3 + -5 = -2. b. 3 – 5 =. . . . ? 1 Tempatkan model pada skala nol dan menghadap ke bilangan positif. -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 2 Langkahkan model tersebut satu langkah demi satu langkah maju dari angka 0 sebanyak 3 skala untuk menunjukkan bilangan pertama, positif 3. -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 3 Karena operasi hitungnya berkenaan dengan pengurangan, maka langkah- kan model tersebut mundur dari angka 3 satu langkah demi satu langkah sebanyak 5 skala dengan posisi muka model tetap menghadap ke bilangan positif. -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 Posisi terakhir dari model pada langkah 3 tersebut terletak pada skala -2, dan ini menunjukkan hasil dari 3 – 5. Jadi, 3 – 5 = -2. Misalkan gambar model yang pada posisi akhir peragaan dari 2 contoh di atas dihilangkan, maka akan terlihat bentuk peragaan garis bilangan dalam proses yang sebenarnya baik untuk operasi 3 + -5 maupun untuk operasi 3 – 5. -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 3 + -5 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 3 - 5 Kedua peragaan garis bilangan tersebut memperlihatkan dengan jelas, bahwa terdapat proses yang berbeda untuk menunjukkan hasil dari 3 + -5 dan 3 – 5. Peragaan garis bilangan untuk bentuk 3 + -5 hasilnya ditunjukkan oleh ujung anak panah , sedangkan bentuk operasi 3 – 5 hasilnya ditunjukkan oleh ujung pangkal panah . Berarti, untuk menentukan hasil dari operasi bilangan bulat jika peragaannya menggunakan garis bilangan, bilangan yang ditunjuk sebagai hasil tidak selalu berorientasi pada ujung anak panah, pangkal panahpun dapat digunakan sebagai penunjuk hasil. Berdasarkan temuan penulis di lapangan, banyak sekali buku-buku pelajaran matematika di sekolah dasar ataupun guru-guru yang mengajarkannya tidak memperhatikan dengan benar prinsip-prinsip kerja dari penggunaan garis bilangan. Peragaan-peragaan yang dilakukan selalu berorientasi pada hasil yang ditunjukkan oleh ujung anak panah. Jika penggunaan garis bilangan selalu berorientasi pada hasil yang ditunjukkan oleh ujung anak panah, maka guru akan mengalami kesulitan untuk memperagakan bentuk-bentuk operasi hitung seperti : 5 – -6, -3 – -7, -4 – 8, dan sebagainya. Hasil temuan di lapangan, banyak buku-buku pelajaran maupun guru-guru yang mengajarkan bilangan bulat tidak pernah memberikan contoh penggunaan garis bilangan untuk bentuk operasi a – b dengan a b atau b 0 yang berdasarkan pada prinsip kerja alat peraga balok garis bilangan tersebut. Kalaupun ada, maka bentuk operasinya telah diubah terlebih dahulu berdasarkan konsep bahwa a – b = a + -b atau a – -b = a + b. Hal ini tentu tidak menyelesaikan masalah, karena guru tetap tidak dapat menjawab “kenapa mesti jadi seperti itu dan bagaimana menunjukkan letak kesamaannya ? “, dan juga menutupi proses sebenarnya dari bentuk operasi di atas. Dari 2 buah contoh peragaan di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan balok garis bilangan dengan penekanan pada prinsip kerja yang konsisten seperti itu dapat memberi gambaran bagaimana seharusnya menggunakan garis bilangan untuk menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat dalam tahap pendekatan proses berpikir semiabstrak sebelum sampai pada tahap penyampaian konsep yang bersifat abstrak. Selanjutnya, bagaimana halnya dengan penggunaan manik-manik?. Apakah dalam prosesnya juga dapat membekali para guru untuk mengatasi beberapa keluhan dan kebuntuan yang dihadapinya?. Berikut

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas Ii Mi Al Hidayah Depok)

3 16 240

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, DAN HASIL BELAJAR TENTANG OPERASI BILANGAN BULAT Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan, Pengurangan, dan Hasil Belajar Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Sodakom Pada Siswa Kelas I

0 1 14

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MOBIL-MOBILAN PADA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 2 32

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 5 33

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 3 31

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KOIN BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 1 47

Efektivitas penggunaan alat peraga kartu bilangan pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditinjau dari hasil belajar siswa kelas VII B SMP N 5 Sleman.

0 0 166

Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

0 17 11

Penerapan Alat Peraga Keping Berwarna untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

0 0 7