5
dibuang adalah dikurangi. Setelah mendapatkan hasil dari 160 – 16 maka hasil
tersebut diakar. Menurut siswi tersebut hal ini dilakukan untuk mencari panjang. Untuk mencari lebar, siswi tersebut melakukan 12-6 dan diperoleh
hasil 6 cm. Jadi, siswi tersebut memperoleh panjang alas kotak tersebut 12 cm dan lebar alas tersebut 6 cm.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian yang akan dilakukan adalah analisis tingkat berpikir siswa dalam pemecahan masalah persamaan kuadrat
bagi siswa SMA. Penelitian secara garis besar dilakukan dengan pemberian tes dan wawancara. Hal ini digunakan untuk membantu proses pengumpulan data.
Penelitian ini juga menekankan kepada guru untuk memperkenalkan langkah- langkah dalam pemecahan masalah, agar siswa mulai terbiasa melatih
kemampuannya dalam pemecahan masalah. Harapannya dengan melatih kemampuan memecahkan masalah sejak jenjang SMASMK diharapkan siswa
mendapatkan bekal untuk saling berkompetisi di jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau di dunia kerja. Kemampuan berpikir akan mempengaruhi cara
pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Tingkat Berpikir Siswa Dalam Pemecahan Masalah Persamaan Kuadrat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
6
1. Siswa kurang berlatih soal matematika yang menuntut kemampuan memecahkan masalah.
2. Siswa kurang simpatik dalam menghadapi soal pemecahan masalah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana tingkat berpikir siswa kelas X dalam memecahkan masalah persamaan kuadrat?
D. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, agar pembahasan masalah tidak terlalu luas, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti pada beberapa hal, yaitu pada :
1. Siswa kelas X yang akan diteliti adalah siswa kelas X MIPA 3 di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.
2. Tingkat berpikir siswa dalam memecahkan masalah pada penelitian ini dibatasi pada konsep Polya.
3. Materi pada penelitian ini dibatasi pada menentukan akar-akar persamaan kuadrat.
7
E. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan tingkat berpikir siswa kelas X MIPA 3 dalam pemecahan masalah persamaan kuadrat tahun ajaran 20152016.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru Memberi inspirasi bagi guru untuk merancang pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. 2. Bagi Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman bagaimana memecahkan masalah dan mengukur kemampuannya sejauh mana dalam memecahkan permasalahan
matematika. 3. Bagi Penulis
Penelitian ini berguna untuk penulis mengetahui langkah-langkah yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan
penulis dapat mengetahui dan memahami tingkat berpikir siswa dalam memecahkan masalah.
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Berpikir
Berpikir adalah proses pembentukan representasi mental baru melalui transformasi
informasi yang
melibatkan kerja-kerja
mental seperti
mempertimbangkan, mengabstraksi,
menalar, membayangkan,
dan memecahkan masalah Solso, 2001. Berpikir melibatkan transformasi secara
aktif pengetahuan yang telah dimiliki untuk menciptakan pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk mencapai suatu sasaran Glass Holyoak, 1986.
Menurut Mayer dalam Solso, 2001, ada 3 gagasan dasar mengenai berpikir, yaitu:
a. Berpikir bersifat kognitif, yakni terjadi di dalam otak tetapi nampak dalam perilaku.
b. Berpikir merupakan suatu proses yang melibatkan pengolahan pengetahuan dalam sistem kognitif.
c. Berpikir diarahkan oleh otak dan menghasilkan perilaku memecahkan masalah.
Dengan kata-kata yang lebih sederhana dapat dikatakan berpikir adalah berbicara dengan diri sendiri di dalam batin; mempertimbangkan,
merenungkan, menganalisa, membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan- alasan, menarik kesimpulan, meneliti suatu pikiran, mencari bagaimana
9
berbagai hal berhubungan satu sama lain, mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi, dan membahasakan suatu realitas Poespoprodjo Gilarso, 1985.
B. Kemampuan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan aplikasi dari konsep dan keterampilan. Dalam hal ini, pemecahan masalah melibatkan beberapa konsep dan
keterampilan baik dalam situasi baru maupun berbeda. George Polya seorang matematikawan Amerika dalam bukunya yang berjudul “How To Solve it”
1956 memperkenalkan empat tahap memecahkan masalah. Empat tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1. Memahami masalah Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah membaca soal dengan
seksama sehingga benar-benar dimengerti arti dari semua kata dalam soal. Buat tanda khusus untuk beberapa istilah yang digunakan kalimat dalam
soal. Tentukan apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. 2. Menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah
Langkah kedua ini merupakan kunci dari empat langkah ini. Dalam menyusun rencana penyelesaian banyak strategi dan teknik yang digunakan
dalam menyelesaikan masalah. Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk merancang penyelesaian masalah adalah sebagai berikut:
a. Adakah gambar, diagram, chart atau tanda bantu lainnya yang dapat membantu menyusun data dalam soal?