dijadikan sebagai dasar bagi auditor untuk mendeteksi adanya kesalahan pada laporan keuangan yang disusun oleh klien. Akibatnya
laporan audit yang dihasilkan dapat menyesatkan pengguna.
b. Bentuk
– bentuk Perilaku Pengurangan Kualitas Audit
Penelitian mengenai bentuk Perilaku Pengurangan Kualitas Audit yang dilakukan oleh Kelley dan Margheim 1990 serta Otley dan
Pierce 1996 menyatakan bahwa ada beberapa perilaku auditor yang berdampak mereduksi kualitas audit secara langsung seperti tindakan
penghentian prematur atas prosedur audit, Review yang dangkal terhadap dokumen klien, bias dalam pemilihan sampel, tidak
memperluas scope pengujian ketika terdeteksi ketidakberesan, dan tidak meneliti kesesuaian perlakuan akuntansi yang diharapkan klien.
Tindakan – tindakan tersebut berdampak mereduksi kualitas audit
secara langsung karena auditor memilih untuk tidak melaksanakan seluruh tahapan program audit secara cermat dan seksama.
Penelitian , Conram et al 2003 dalam Simanjuntak 2008 menyatakan tindakan auditor yang dapat mereduksi kualitas audit
diantaranya adalah penolakan item yang janggal dari sampel, menerima bukti yang meragukan, dan tidak menguji keseluruhan item yang ada
pada sampel. Sedangkan menurut Suryanita Weningtyas 2006 Perilaku Pengurangan Kualitas Audit dapat dilakukan melalui tindakan
seperti mengurangi jumlah sampel dalam audit, melakukan Review dangkal terhadap dokumen klien, dan tidak memperluas pemeriksaan.
Adanan Silaban 2009 merangkum berbagai tindakan yang dilakukan auditor yang dapat berpotensi mereduksi kualitas audit
diantaranya : a. Review yang dangkal terhadap dokumen klien.
Merupakan suatu tindakan yang dilakukan auditor dengan tidak memberi perhatian yang memadai atas keakuratan dan validitas
dokumen klien. b. Pengujian terhadap sebagian item sampel.
Auditor tidak melaksanakan prosedur audit pada seluruh item sampel yang didesain dalam program audit.
c. Tidak menginvestigasi lebih lanjut item yang diragukan Auditor tidak memperluas scope pengujian ketika terdeteksi suatu
transaksi atau pos yang mencurigakan. d. Penerimaan atas penjelasan klien yang lemah
Auditor menerima penjelasan klien sebagai substitusi atau pengganti suatu bukti audit yang tidak diperoleh selama
pelaksanaan audit. e. Tidak meneliti prinsip akuntansi yang diterapkan
Auditor tidak melakukan pemeriksaan kesesuaian perlakuan akuntansi yang digunakan klien dengan prinsip akuntansi.
f. Pengurangan pekerjaan audit pada level yang lebih rendah dari
yang disyaratkan dalam program audit Auditor melaksanakan pekerjaan audit lebih rendah dari yang
direncanakan dalam program audit
g. Penggantian prosedur audit yang ditetapkan dalam program audit Pelaksanaan audit tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan
dalam program audit. h. Pengandalan berlebihan pada hasil kerja klien
Auditor terlalu mengandalakan bukti audit atas hasil pekerjaan klien.
i. Pendokumentasian bukti audit yang tidak sesuai dengan kebijakan KAP.
Auditor tidak mendokumentasikan bukti audit atas pelaksanaan suatu prosedur audit yang disyaratkan sesuai program audit yang
telah ditetapkan KAP.
3. Tekanan Anggaran Waktu Time Budget Pressure