Capaian Mutu Proses Pendidikan Kecakapan Hidup dalam
89
dilakukan lagi secara rutin. Hal ini seperti yang diutarakan dalam wawancara dengan mas “RK” bahwa:
“Tidak ada. Pada dasarnya kami berjalan secara fleksibel dan tujuannya positif untuk memberikan informasi positif
sehingga kami berjalan tidak sakleg harus sama persis dengan kurikulum yang ada.
” Ditambah lagi pernyataan dari pengelola lain yaitu “DZ” yang
mengungkapkan bahwa: “Tidak ada silabus, tetapi kami terkadang membuat
kumpulan materi yang copyan begitu mbak ”.
Pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja Genderang ini dalam menjalankan kurikulum yang ada, lebih
disesuaikan dengan yang ada di lapangan. Berjalannya kurikulum ada yang sudah sesuai dengan kurikulum BKKBN namun ada yang
belum dijalankan. Aplikasi dari kurikulum lebih disesuaikan kembali dengan situasi, kondisi serta kebutuhan dari sasaran. Tidak
semua materi yang telah ditentukan dalam kurikulum bisa dijalankan semua namun ada materi tambahan yang disusun sendiri
dari pengelola
karena menyesuaikan
keadaaan sasaran.
Berdasarkan penuturan dari mas “MZ” bahwa: “Ada yang sudah berjalan ada yang belum berjalan. Karena
kita gak sama persis menjalankan panduan materi yang dari BKKBN mbak, tetapi kami juga menyesuaikan dengan
keadaan peserta”. Begitu j
uga dengan penuturan dari “DZ” selaku pengelola yang berperan sebagai pendidik sebaya juga mengutarakan bahwa:
“Sudah sesuai tapi ada tambahan-tambahan sedikit mbak”.
90
Kurikulum yang ada dari BKKBN tetap digunakan sebagai acuan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup. Pelaksanaannya
tetap lebih disesuaikan dengan keadaan sasaran sehingga dalam berjalannya kurikulum ada yang sesuai ada juga yang belum. Hal
ini karena pengelola lebih melakukan penyesuaian. Pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja
Genderang juga selalu mengadakan evaluasi dalam setiap kegiatan mereka. Evaluasi dilakukan secara kekeluargaan, tidak secara
struktural. Evaluasi secara kekeluargaan dilakukan agar lebih mempererat keakraban antar pengelola dan mereka bisa langsung
memperbaiki kekurangan saat pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan biasanya hanya secara lisan. Evaluasi yang diadakan
lebih pada evaluasi tiap kegiatan saja dan tidak ada evaluasi program secara keseluruhan yang diadakan setiap periode. Evaluasi
juga lebih dilakukan pada pengelola dalam melaksanakan kegiatan tetapi tidak untuk secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan. Seperti
yang telah diungkapkan oleh pengelola mas “MZ” bahwa: “Iya mbak, tapi hanya secara kekeluargaan untuk evaluasi
pengelola. Biasanya setelah kegiatan jika ada kekurangan kita langsung megingatkan. untuk evaluasi secara
tersetrukturnya kita belum melakukan karena takutnya malah jika ada evaluasi secara ketat maka akan membuat
para pengelola yang dominan masih pelajar menjadi down dan kurang semangat, jadi biasanya kita melakukan secara
kekeluargaan”. Mas “RK” juga mengungkapkan hal yang hampir serupa
dengan mas “MZ” bahwa:
91
“Evaluasi diadakan secara kekeluargaan setelah kegiatan berlangsung maka langsung diadakan evaluasi tidak dengan
evaluasi secara tertulis. Evaluasi diadakan secara lisan dengan tujuan agar tidak membuat mereka merasa
dipersalahkan khususnya ini untuk pengelola
”. Ditambah juga pernyataan dari salah satu peserta yaitu “VM”
bahwa: “Ada mbak. Seringnya cuma secara lisan mbak
evaluasinya”. Informasi yang diperoleh peneliti di atas menyatakan bahwa
proses pembelajaran pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja Genderang ini sudah sesuai dengan kebutuhan peserta.
Hal ini karena materi-materi yang diberikan juga lebih disesuaikan dengan keadaan peserta. Hasil wawancara dengan beberapa
peserta, diantaranya “FB” mengungkapkan bahwa: “Sudah sesuai mbak. Soalnya menambah pengetahuan juga
tentang seksualitas remaja mbak, biar kita juga tidak salah langkah dan pergaulan begitu
”. Begitu juga dengan “WY” mengungkapkan hal yang serupa bahwa:
“Sudah banget mbak. Soalnya kalau tentang seksual begitu kan kalau untuk remaja rawan, jadi dengan adanya materi
ini jadi kita bisa tahu dan mengantisipasi diri mbak ”.
Pembelajaran pendidikan kecakapan hidup ini juga mampu memberikan motivasi kepada peserta yang mana peserta adalah
usia remaja. Seperti yang telah diungkapkan oleh “FB” bahwa: “Mampu memotivasi mbak. Melalui ini kan saya juga jadi
lebih mengetahui tentang seksualitas, narkotika, aids dan sebagainya itu mbak. Jadi dalam kehidupan sehari-hari itu
saya jadi lebih menjaga diri saja sih mbak dan menghindari hal-hal negatif tadi
”.
92
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh “VM” bahwa: “Sudah mbak. soalnya kan misal kegiatan penyuluhan ya
mbak, jadi kita bisa tahu tentang pengetahuan masalah seksualitas gitu kan biasanya sungkan ya mbak nanya ke
temen, jadi dengan cara penyampainnya yang enak dan mudah ini jadi mau tanya pun enak mbak. Selain itu kita
jadi bisa ngasih info ke temen juga mbak
”. Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa proses
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja Genderang ini sudah mampu memberikan motivasi untuk
perubahan peserta didik. Hal ini karena materi yang diberikan sudah sesuai dengan sasaran yaitu remaja. Remaja pada dasarnya
memang memerlukan pengetahuan tentang materi kesehatan reproduksi remaja.
Menurut hasil observasi peneliti dapat diketahui bahwa metode pembelajaran yang digunakan pemateri yaitu metode
ceramah, tanya jawab, dan ice breaking. Ice breaking diberikan pada awal sebelum materi diberikan dan dilakukan dengan
menggunakan permainan kecil yang bisa diterapkan di dalam ruang. Pada proses pembelajaran interaksi antara pendidik dengan
peserta didik juga dapat berpengaruh terhadap berjalannya proses pembelajaran.
Interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja
Genderang ini dapat dikatakan belum semua pendidik yang ada dapat melakukan interaksi dengan baik. Ada pendidik yang sudah
mampu melakukan interaksi timbal balik yang baik serta
93
komunikatif dengan peserta namun masih terdapat beberapa pendidik yang belum mampu menciptakan suasana interaktif dan
komunikatif dengan peserta. Peserta didik juga ada beberapa yang sudah aktif selalu bertanya namun juga masih ada yang hanya diam
saja mendengarkan materi tanpa menanyakannya.