110
dan pengelola yang ada pada saat kegiatan dan ikut berperaan aktif saja.
Tidak ada aspek penilaian yang dibakukan untuk menilai kegiatan pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh mas “MZ”
bahwa: “Tidak ada mbak jadi karena kita tidak terstruktur dalam hal
penilaian maka tidak ada uji kompetensi untuk soal ”.
Mas “RK” juga mengungkapkan hal serupa dengan singkat terkait uji kompetensi penilaian bahwa:
“Tidak ada mbak”. Begitupula “DZ” mendukung dua pernyataan tersenut juga dengan
jawaban singkat yaitu: “Tidak ada mbak”.
Tidak ada uji kompetensi aspek-aspek penilaian yang
digunakan pada penilaian kegiatan pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja Genderang. Hal ini karena tidak ada
format penilaian secara terstruktur. Selain itu juga tidak ada kebiajakan untuk penilaian dalam pendidikan kecakapan hidup
dalam program PIK Remaja Genderang.
C. Pembahasan
1. Hasil Capaian Mutu Pendidikan Kecakapan Hidup dalam
Program PIK Remaja Genderang
Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum 2004 adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk
mampu memecahkan permasalahan hidup secara wajar dan menjalani
111
kehidupan secara bermartabat tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu
mengatasinya Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah, 2005: 11. PIK Remaja adalah suatu wadah kegiatan program PKBR yang
dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga
Bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya BKKBN, 2010: 13.
Dilihat dari hasil penelitian pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja Genderang ini sudah berjalan, namun dalam
pelaksanaannya masih ada beberapa aspek yang perlu mengalami perbaikan. Mutu pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK
Remaja Genderang ini masih memerlukan beberapa perbaikan agar dapat berjalan lebih baik lagi. Oleh karena itu terkait dengan penelitian
yang dilakukan, peneliti ingin mengkaji tentang ketercapaian mutu pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja Genderang
ini. Mutu menurut Syaiful Segala 2006: 170 adalah gambaran dan
karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara internal maupun eksternal yang menunjukkan kemampuannya memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat mencakup input, proses, output, maupun outcome pendidikan. Berikut adalah pembahasan
terkait hasil capaian mutu pendidikan pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja Genderang yaitu:
112
a. Hasil Capaian Mutu Kurikulum Pendidikan Kecakapan Hidup
dalam Program PIK Remaja Genderang
Pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja Genderang ini dalam pelaksanaannya juga memiliki kurikulum
yang digunakan sebagai acuan. Kurikulum yang digunakan pada pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja
Genderang ini menggunakan kurikulum yang sudah ditetapkan dari BKKBN. Kurikulum dari BKKBN ini digunakan sebagai acuan
dalam PIK Remaja Genderang. Kurikulum dari BKKBN ini mengacu pada substansi Generasi Berencana GenRe.
Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja Genderang ini meskipun kurikulum yang diterapkan
menggunakan kurikulum dari BKKBN, namun juga melakukan pengemabangan serta penyesuaian di lapangan. Tidak semua
materi yang telah ditentukan dalam kurikulum dapat dilaksanakan semua. Pada aplikasinya lebih dilaksanakan secara fleksibel karena
lebih menyesuaikan dengan kondisi peserta. Bahkan pihak PIK Remaja Genderang juga membuat materi-materi tambahan untuk
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Pengembangan kurikulum pada PIK Remaja Genderang
tidak melibatkan pihak eksternal, mereka lebih memanfaatkan pengelola sendiri. Pengelola yang terlibat merupakan pengelola
yang aktif dan sudah terbiasa menjadi pemateri atau dalam PIK Remja sering disebut dengan pendidik sebaya maupun konselor
113
sebaya. Kurikulum yang diterapkan pada pendidikan kecakapan hidup dalam program PIK Remaja Genderang ini sudah sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan sasaran. Hal ini karena dalam pengaplikasian kurikulum ini juga ada penyesuaian-penyesuaian di
dalamnya. Materi yang disampaikan juga lebih disesuaikan dengan dengan apa yang sedang terjadi di lapangan dan melihat kondisi
peserta didik. Sebelum materi yang akan disampaikan ditentukan biasanya
pengelola juga mengagendakan untuk mengadakan diskusi dengan peserta. Biasanya mereka menyebut diskusi ini dengan Forum
Group Discussion FGD, dimana peserta dan pengelola berkumpul bersama kemudian pengelola mencoba menggali informasi tentang
apa yang sedang mereka butuhkan saat ini. Setelah diadakannya FGD maka pengelola menentukkan materi apa saja yang sekiranya
perlu untuk disampaikan. Berdasarkan Permendiknas RI No 19 tahun 2005 Standar
Nasional Pendidikan Indonesia kurikulum pendidikan nonformal haruslah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang
memuat pendidikan kecakapan hidup dan ketrampilan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan. Selain itu mencakup pendidikan kecakapan hidup yang
di dalamnya meliputi kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapanakademik, kecakapan vokasional.