Tempat dan Waktu Penelitian

peneliti menyelidiki untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data tentang materi pelajaran sejarah kebudayaan Islam, daftar nama peserta didik, sarana dan prasarana belajar, serta profil madrasah yang terdapat di MTs Negeri 3 Jakarta. 3. Test Hasil Belajar Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang untuk mengukur hasil belajarnya. Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi tertentu sedangkan posttest adalah tes yang dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Dalam buku Mudjijo ”postes bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan pada suatu periode waktu tertentu”. 51 Data diambil dari hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada kelas eksperimen dan kontrol yang diperoleh dari skor tes formatif. Tes ini berbentuk soal pilihan ganda yang mengacu pada Standar Kompetensi “Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah” dengan Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaanperadaban Islam pada masa Bani Abbasiyah ”. Soal tes yang dikerjakan oleh kedua kelas tersebut sama. 51 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h. 30

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes hasil belajar. Menurut Nana Sudjana, “Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan ”. 52 Kisi-Kisi Terlampir

F. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan, instrumen tersebut terlebih dahulu diujicobakan ke kelas yang tingkatanya lebih tinggi dari kelas yang akan diteliti, karena kelas yang akan diteliti adalah kelas VIII maka pengujian soal dilakukan di kelas IX. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam adalah tes objektif sebanyak 30 soal dengan empat pilihan jawaban. Skor untuk setiap jawaban yang benar diberi skor satu dan nol untuk jawaban yang salah. Nilai akhir yang diperoleh siawa adalah: Nilai akhir = Untuk mengetahui apakah 30 soal tersebut memenihi syarat soal yang baik, maka dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.

1. Pengujian Validitas

Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa “validitas adalah konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes dapat mengukur apa yang seharusnyaa diukur. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang akan diukur ”. 53 Adapun pengukuran validitas tiap butir soal, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu sebagai berikut: 52 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, cet. Ke-11, h. 80. 53 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. Ke-9, hal. 65