Perhitungan vector prioritas VP atau vector eigen dengan rumus: Perhitungan nilai eigen max λmaks dengan rumus: Perhitungan indeks inkonsistensi CI dengan rumus: Perhitungan rasio inkonsistensi CR dengan rumus:

38 7 Mensintesis Prioritas untuk Melakukan Pembobotan Vektor-Vektor Prioritas. Menggunakan komposisi secara hierarki untuk membobotkan vektor- vektor prioritas tersebut dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu: 1 Pengolahan horizontal dan 2 Pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dapat dilakukan untuk MPI dan MPG. Pengolahan vertikal dilakukan setelah MPI dan MPG diolah secara horizontal, dimana MPI dan MPG harus memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi. a. Perhitungan prioritas kepentingan setiap elemen pada level yang sama. Perhitunngan prioritas kepentingan setiap elemen pada level yang sama dilakukan dengan metode pengolahan horizontal. bertujuan untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap tingkat yang persis berada satu tingkat di atas elemen tersebut. Pengolahan ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu penentuan vector prioritas vector eigen, uji konsistensi, dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi. 1. Perkalian baris Z dengan rumus: Dengan i, j = 1, 2, 3, …, n

2. Perhitungan vector prioritas VP atau vector eigen dengan rumus:

Dengan VP = V pi untuk I = 1, 2, 3, …, n

3. Perhitungan nilai eigen max λmaks dengan rumus:

Zi = π V pi = λmaks = 39 Dengan VA = Vai dengan VB = Vbi dengan I = 1, 2, 3, …, n

4. Perhitungan indeks inkonsistensi CI dengan rumus:

5. Perhitungan rasio inkonsistensi CR dengan rumus:

RI = Indeks acak random indeks Nilai rasio inkonsistensi CR yang lebih kecil atau sama dengan 10 persen merupakan nilai yang mempunyai tingkat inkonsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolok ukur bagi konsisten atau tidaknya suatu hasil perbandingan dalam suatu matriks pendapat. RI merupakan nilai indeks acak yang berbeda sesuai ordenya dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 9. Nilai Indeks Acak Orde n Indeks Acak RI Orde n Indeks Acak RI 1 8 1,41 2 9 1,45 3 0,58 10 1,49 4 0,90 11 1,51 5 1,12 12 1,48 6 1,24 13 1,56 VA = aij x VP VB = CI = CR = 40 7 1,32 14 1,57 Sumber: Saaty 1991 b. Perhitungan prioritas kepentingan setiap elemen terhadap fokus Perhitungan prioritas kepentingan setiap elemen terhadap fokus dilakukan dengan metode pengolahan vertikal. Pengolahan ini merupakan pengolahan lanjutan setelah MPI dan MPG yang diolah secara horizontal. Pengolahan ini bertujuan untuk mendapatkan suatu rioritas pengaruh setiap elemen, pada tingkat tertentu dalam satu tingkat hirarki terhadap fokus atau tujuan utamanya. Prioritas-prioritas yang diperoleh dalam pengolahan horizontal sebelumnya disebut prioritas lokal, karena hanya berkenaan dengan sebuah kriteria pembanding, yang merupakan elemen-elemen tingkat atasnya. Hasil akhir pengolahan vertikal adalah mendapatkan suatu bobot prioritas setiap elemen, pada tingkat dalam suatu hirarki terhadap sasarannya. Apabila Cvij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama maka: Dengan: i = 1, 2, 3, …, r; j = 1, 2, 3, …, s; t = 1, 2, 3, …, p Dimana: CH ij t, i – 1 = Nilai prioritas pengaruh elemen ke-i terhadap elemen ke-t pada tingkat di atasnya i-1, yang diperoleh dari hasil pengolahan horizontal. VWt i=1 = Prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke-i-1 terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil perhitungan horizontal. P = Jumlah tingkat hirarki keputusan r = Jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i s = Jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-j 8 Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki. Cvij = 41 Langkah ini dilakukan dengan mengembalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing- masing matriks. Untuk memperoleh hasil yang baik, rasio inkonsistensinya harus bernilai kurang dari atau sama dengan 10 persen. Jika lebih dari 10 persen maka diperbaiki dengan mengajukan pertanyaan dan mengarahkan responden untuk mengisi kuesioner dengan baik ketika melakukan pengisian ulang kuesioner. Menurut Permadi yang diacu dalam Afandi 2011 AHP merupakan alat analisis yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan AHP adalah: 1 struktur hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih sampai kepada sub- sub kriteria yang paling dalam; 2 memperhitungkan validitas sampai pada batas toleransi konsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan; 3 mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka; dan 4 mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi atau kepentingan dari setiap elemen hirarki. Kelemahan dari metode AHP adalah ketergantungan model AHP pada input utamanya yang berupa pendapat seorang ahli sehingga melibatkan subyektifitas sang ahli. Berdasarkan uraian tersebut diketahui keunggulan AHP sangat cocok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan multi level pada kasus pemasaran EBB. Oleh sebab itu, AHP dipilih sebagai alat analisis strategi pemasaran Elsari Brownies and Bakery. Dalam perumusan AHP terdapat tiga langkah utama yang harus dipahami untuk memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit yaitu: 1 menyusun hirarki; 2 menetapkan prioritas; 3 konsistensi logis. Ketiga langkah tersebut yang mendasari perumusan AHP untuk menentukan strategi pemasaran pada EBB. Langkah pertama adalah penyusunan hirarki, artinya EBB berusaha untuk menggambarkan dan menguraikan permasalahan atau realitas secara hirarki. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, realitas yang kompleks disusun kedalam 42 bagian lain dan seterusnya secara hierarki. Dengan kata lain persoalan yang kompleks dipecahkan menjadi unsur-unsur terpisah. Hierarki yang dirumuskan untuk EBB ini terbagi atas empat level, yakni 1 level 1: fokus pada perumusan strategi pemasaran berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan; 2 level 2: tujuan yang ingin dicapai perusahaan yang dalam hal ini adalah meningkatkan image brand awareness bagi konsumen, meningkatkan penjualan, memperluas pangsa pasar, meningkatkan loyalitas pelanggan dan menghadapi pesaing; 3 Strategi yang menjadi alternatif yakni fokus pada promosi, fokus pada distribusi, fokus pada produk, Fokus pada harga. Sedangkan untuk strategi operasional yang berasal dari strategi produk terdiri dari rasa produk, tampilan produk, ukuran produk dan keragaman produk. Strategi operasional yang membentuk strategi harga yaitu strategi potongan harga dan strategi penjualan dibawah harga pesaing-pesaing. Strategi operasional yang berasal dari strategi distribusi terdiri dari pemasaran langsung, pemasaran countertoko dan pemasaran dengan agen disrtibusi. Strategi operasional terakhir yaitu strategi promosi yang terdiri dari pemberian leaflet, pemasangan iklan di majalah, pembuatan papan nama dan menjadi sponsor acara. Keseluruhan keempat langkah utama tersebut dapat dilihat pada gambar 8. 43 Gambar 8. Model Hirarki Keputusan untuk Analisis dan Perumusan Strategi Pemasaran UKM EBB Rasa Tampilan Varian Ukuran Diskon Harga Bersaing Langsung Counter t oko Agen Leaflet Koranmajalah Papan Nama Sponsor Acara Level 1 Fokus Menganalisis dan Merumuskan Alternatif Strategi Pemasaran UKM Elsari Brownies and Bakery Meningkatkan Brand Awareness Meningkatkan penjualan Memperluas Pemasaran Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Menghadapi Pesaing Fokus Produk Fokus Harga Fokus Distribusi Fokus Promosi Level 2 Tujuan Level 3 Strategi Level 4 Strategi Operasional 44 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Perusahaan