Pengukuran Hasil Belajar Hasil Belajar

dibelajarkan dari mulai pendidikan rendah atau SD sampai Perguruan Tinggi. 36 Salah satu karakteristik dari definisi social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. Perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. 37 Kurikulum 1975 mendefinisikan IPS sebagai salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi serta mata pelajaran sosial lainnya. Menurut Moeljono Cokrodikarjo, IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan wujud integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari. 38 Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasaanya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. 39

b. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS di SD

Di jenjang SDMI, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: 1 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 36 Sapriya, dkk, Pengembangan Pendidikan IPS di SD, Bandung: UPI Press, 2007, cet. 1, h. 3. 37 Sapriya, dkk, Konsep Dasar IPS, Bandung: UPI Press, 2006 h. 7. 38 Iwan Purwanto, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, 2014, h. 4 39 Ibid, h. 5 2 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, memiliki rasa ingin tahu, dapat memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di tingkat SDMI meliputi beberapa aspek, yaitu: 1 Manusia, tempat, dan lingkungan. 2 Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 3 Sistem sosial dan budaya. 4 Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. 40

c. Pengembangan Materi Pendidikan IPS SD

Dari unsur materi pendidikan IPS di SD, dikembangkan dan digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Masyarakat merupakan sumber serta objek kajian materi pendidikan IPS, yaitu berpijak pada kenyataan kehidupan yang riil, dengan mengangkat isu-isu yang sangat berarti dari mulais kehidupan yang terdekat dengan siswa sampai kehidupan yang luas dengan dirinya. Yaitu menggunakan pendekatan kemasyarakatan yang akan meluas, yakni dimulai dari hal-hal yang terdekat ke hal-hal yang lebih jauh global. Program IPS pada kelas rendah kelas 1-3 yaitu dengan cara mengintegrasi beberapa disiplin yang bertolak dari satu tema tertentu dengan melibatkan disiplin sejarah, sains, dan bahasa. Sedangkan pada kelas tinggi kelas 4-6 masuk ke dalam mata pelajaran. Merujuk muatan materi tersebut, IPS di SD merupakan pelajaran yang telah disederhanakan dari bagian-bagian pengetahuan atau konsep-konsep ilmu-ilmu sosial, dimana 40 Ibid, h. 8. tingkat kesukarannya telah disesuaikan dengan tingkat kecerdasan, minat, dan pertumbuhan usia perkembangan siswa sekolah dasar. 41

B. Kajian Penelitian Relevan

1. Mishadin 2012. Jurnal Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Mata Pelajaran Elektronika terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMK 1 Sedayu Bantul. Hasil penelitian ini adalah bahwa efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis komputer pada mata pelajaran elektronika terbukti lebih efektif, yaitu dengan tercapainya prestasi belajar sesuai KKM yang ditetapkan. Terdapat perbedaan prestasi belajar aspek kognitif antara penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan penggunaan media pembelajaran konvensional pada mata pelajaran elektronika, dengan harga F untuk “kelompok” diperoleh 35,14, signifikansi 0,0000,05. Terdapat perbedaan prestasi belajar aspek psikomotor antara penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan penggunaan media pembelajaran konvensional pada mata pelajaran elektronika, dengan harga F untuk “kelompok” diperoleh 66,54, signifikansi 0,0000,05. 2. Ghulam Nurul Huda. Artikel Dampak Kemajuan Media Elektronik Terhadap Minat Baca Para Pelajar Indonesia. Berdasarkan artikel tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan para pelajar indonesia senang menggunakan media elektronik sebagai sumber untuk mencari suatu informasi dibandingkan dengan mencari di media cetak. Selain cepat mencarinya media elektronik juga sangat menarik karena dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik. Para pelajar juga berpendapat bahwa mereka menjadi malas membaca karena mereka lebih menyukai hal-hal yang instan untuk mencari suatu informasi yaitu dengan menggunakan media elektronik.

C. Kerangka Pikir

Seiring perkembangan zaman dan semakin derasnya arus globalisasi, semua bidang dalam kehidupan merasakan perubahannya, tak terkecuali dengan bidang 41 Sapriya, Pengembangan Pendidikan IPS di SD, Bandung: UPI Press, 2007, h.23-24 pendidikan. Dalam bidang pendidikan, dampak yang sangat terasa adalah sarana dan prasarana serta berbagai fasilitas di sekolah menjadi lebih baik, sehingga proses belajar yang tadinya membosankan dapat dilaksanakan dengan lebih menyenangkan. Siswa dan guru menjadi lebih nyaman berada di sekolah. Namun, dampak globalisasi belum dirasakan di semua sekolah. Masih banyak sekolah yang minim sarana dan prasarana serta fasilitasnya. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa-siswanya. Di sini ditemui permasalahan yaitu banyak guru-guru khususnya guru pada jenjang sekolah dasar sudah berusia lanjut sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran hanya menggunakan metode atau cara mengajar yang konvensional yaitu dengan metode ceramah saja. Akibatnya siswa menjadi malas-malasan saat belajar, cepat bosan, dan kurang termotivasi dalam belajar. Siswa juga menjadi kurang memahami akan materi yang disampaikan guru. Khususnya pada mata pelajaran IPS, kebanyakan guru hanya mengajarkan melalui metode ceramah saja. Pelajaran IPS yang harusnya menyenangkan malah membuat sebagian besar siswa beranggapan bahwa pelajaran IPS membosankan. Hal itu tidak lain karena penyampaian materi yang dilakukan oleh gurunya. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan sosial bermasyarakat yang dinamis. Jika guru menyampaikan pembelajaran dengan metode dan media yang lebih menyenangkan, siswa akan tertarik mempelajari mata pelajaran IPS. Karena di dalam mata pelajaran IPS banyak terdapat cerita-cerita perjuangan yang menarik, berbagai macam keragaman budaya, dan lainnya. Agar siswa dapat mengetahui materi pelajaran IPS secara luas dan nyata, salah satu cara yang dapat dilakukakan adalah dengan menggunakan media elektronik sebagai media pembelajaran. Melalui media elektronik, siswa dapat melihat teks, gambar, audio, video, dan ilustrasi mengenai materi pelajaran IPS yang tidak dapat mereka lihat di buku ataupun melalui mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa harus terlibat langsung dalam proses pembelajaran agar mereka lebih memahami dan tidak mudah melupakan materi yang telah disampaikan. Dengan memahami materi