Manfaat Media Media Elektonik
d Analisis analysis
Analisis adalah usaha memilah suatu konsep atau struktur menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarki atau
susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga hasil belajar sebelumnya.
Dengan kemampuan menganalisis, siswa akan mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang sesuatu dan dapat memilah
atau memecahnya menjadi bagaian-bagian terpadu, baik dalam hal prosesnya, cara bekerjanya, maupun dalam hal sistematikanya.
e Sintesis synthesis
Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian- bagian ke dalam satu kesatuan yang utuh. Berpikir sintesis
merupakan sarana untuk mengembangkan berpikir kreatif. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan
sesuatu. f
Evaluasi evaluation Evaluasi merupakan kategori hasil belajar tertinggi. Evaluasi
meliputi kemampuan memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari tujuan, gagasan, cara bekerja,
pemecahan, metode, dan materi. Untuk mampu mengevaluasi seseorang harus menguasai hasil belajar pada tingkat lebih rendah.
Secara umum, hasil belajar tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan sering disebut sebagai kemampuan berpikir tingkat rendah
lower order thinking, sedangkan analisis, sintesis, dan evaluasi tergolong sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi higher order
thinking.
26
2 Hasil belajar ranah afektif
Tipe hasil belajar ranah afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi
26
Ibid, h. 61-64.
belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Hasil belajar pada ranah ini mencakup:
a RecivingAttending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk
kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
b Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab
stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. c
Valuing atau penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di
dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai
tsb. d
Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. e
Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya.
27
3 Hasil belajar ranah psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
a Gerakan refleks keterampilan gerakan yang tidak sadar,
b Keterampilan gerakan-gerakan dasar
c Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
27
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, h. 30.
d Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan. e
Gurakan-gerakan skill, mulai dari kesederhanaan sampai pada keterampilan yang kompleks,
f Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri,
tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Dalam proses belajar-mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif
lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan
psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu dilakukan penilaian.
28