Kebijakan Khusus Akreditasi SLB

59 “Akreditasi Bermutu untuk Pendidikan Bermutu” Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, model pen- didik an satu atap ini menerapkan SNP dengan perspek i f yang khas. Kekhasannya terletak pada pengelolaan layanan yang bersifat terpadu dengan menerapkan efi siensi, namun tetap mengiku i SNP. Oleh sebab itu, kriteria dan perangkat akreditasi yang berlaku tetap dapat diterapkan dalam pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan satu atap dengan memperhatikan aspek keterpaduan dalam pengelolaan yang bermakna efi siensi. Kebijakan akreditasi sekolahmadrasah satu atap diatur sebagai berikut. 1. Penentuan satuan pendidikan satu atap ditentukan berdasarkan realitas di lapangan yang dilengkapi dengan Surat Keterangan atau buk i tertulis dari pihak berwenang. a. Sekolah Satu Atap ditentukan oleh Dinas Pendidikan; dan b. Madrasah Satu Atap ditentukan oleh Kanwil atau Kankemenag KabupatenKota. 2. Persyaratan akreditasi sekolahmadrasah satu atap adalah sama seper i persyaratan akreditasi sekolahmadrasah pada umumnya, yaitu: a. memiliki Surat Keputusan PendirianOperasional Sekolah Madrasah; b. memiliki peserta didik pada semua i ngkatan kelas; c. memiliki sarana dan prasarana pendidikan; d. memiliki pendidik dan tenaga kependidikan; e. melaksanakan kurikulum yang berlaku; dan f. telah menamatkan peserta didik. Kepemilikan bu i r-bui r 2 1, 3, dan 4 di atas dapat mene- rapkan prinsip pemanfaatan bersama. 3. Perangkat akreditasi yang digunakan adalah sama dengan perangkat akreditasi untuk sekolahmadrasah pada umumnya. 60 BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAHMADRASAH 2016 4. Pernyataan kepala sekolahmadrasah satu atap diisi dan ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan satu atap. Apabila masing-masing satuan pendidikan memiliki kepala sekolahmadrasah sendiri-sendiri, maka nama kepala sekolah madrasah bersangkutan yang dicantumkan. 5. Data sekolahmadrasah satu atap diisi dengan nama sekolah madrasah yang akan diakreditasi. Visi sekolahmadrasah satu atap diisi dengan visi bersama sebagai lembaga satu atap atau visi masing-masing kalau ada rumusan sendiri-sendiri, demikian juga isian misinya. 6. Guru dan tenaga kependidikan i dak dipersoalkan dari mana asalnya, yang terpen i ng adalah fungsi dan perannya di dalam proses pembelajaran. Guru dan tenaga kependidikan yang ada dikelola secara terpadu, sehingga dianggap aset bersama. Guru dan tenaga kependidikan yang i dak digunakan bersama hanya diakui pada satuan pendidikan yang bersangkutan. 7. Sarana dan prasarana pendidikan menerapkan prinsip pemanfaatan bersama. Seluruh sarana dan prasarana yang dapat dipakai secara bersama diakui sebagai sarana dan prasarana satuan pendidikan yang sedang diakreditasi. Sarana dan prasarana yang bersifat khusus untuk satuan pendidikan lain i dak dimasukkan, misalnya buku pelajaran untuk SD berbeda dengan buku teks untuk SMP. 8. Pengisian instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung akreditasi yang berkaitan dengan kepemilikan tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana dan prasarana mengiku i peran dan fungsi seper i pada bui r 6 dan 7. Dengan demikian, kalau keduanya sedang diakreditasi hasil isiannya sebagian akan menunjukkan adanya tumpang i ndih yang disebabkan oleh peran dan fungsi ganda dari unsur pendidik dan tenaga kependidikan tertentu bagi kedua satuan pendidikan.