LATAR BELAKANG TUJUAN SISTEM PENDATAAN

130 BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAHMADRASAH 2016 Database hasil akreditasi terdiri atas: 1. data sekolahmadrasah; 2. data asesor; dan 3. data hasil akreditasi. Format pendataan terlampir. 11 Norma, Kode Etik, dan Tata Tertib Pelaksanaan Akreditasi B a b 132 BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAHMADRASAH 2016

A. Norma Pelaksanaan Akreditasi SekolahMadrasah

Pelaksanaan akreditasi sekolahmadrasah harus berpedoman kepada norma-norma yang sesuai dengan tujuan dan fungsi akreditasi. Norma-norma ini harus menjadi pegangan dan komitmen bagi semua pihak yang terlibat di dalam proses akreditasi. Norma dalam pelaksanaan akreditasi adalah sebagai berikut.

1. Kejujuran

Dalam menyampaikan data dan informasi dalam pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, pihak sekolahmadrasah harus secara jujur menyampaikan semua data dan informasi yang dibutuhkan. Sekolahmadrasah harus memberikan kemudahan administra i f dengan menyediakan data yang diperlukan, mengizinkan i m asesor untuk melakukan pengamatan, wawancara dengan warga sekolah madrasah, dan pengkajian ulang data pendukung. Proses verifi kasi dan validasi data serta penjaringan informasi lainnya oleh i m asesor harus dilaksanakan dengan jujur dan benar, sehingga semua data dan informasi yang diperoleh bermanfaat dan objek i f. Dengan demikian dapat dihindari kemungkinan terjadinya pengambilan keputusan yang menyesatkan atau merugikan pihak manapun. Salah satu kode etik asesor adalah menghindari kesepakatan atau bargaining dalam arti negatif, dengan tidak menerima pemberian uang, barang, dan jasa di luar haknya sebagai asesor 133 “Akreditasi Bermutu untuk Pendidikan Bermutu”

2. Independensi

Sekolahmadrasah dalam melaksanakan pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, harus mandiri dan i dak terpengaruh oleh intervensi siapa pun dan dari pihak mana pun serta bebas dari pertentangan kepen i ngan confl ict of interest. Demikian pula halnya dengan i m asesor dalam melakukan visitasi, juga harus mandiri dan i dak terpengaruh oleh intervensi siapa pun dan dari pihak mana pun. Asesor i dak diperbolehkan untuk menerima layanan dan pemberian dalam bentuk apa pun sebelum, selama, dan sesudah proses visitasi yang mungkin akan berpengaruh terhadap hasil visitasi. Keputusan i m asesor harus bebas dari pertentangan kepeni ngan, baik dari pihak sekolahmadrasah maupun i m asesor itu sendiri.

3. Profesionalisme

Agar dapat melaksanakan pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, sekolah madrasah harus benar-benar memahami ketentuan-ketentuan dan prosedur yang berlaku. Konsultasi dapat diajukan oleh sekolah madrasah kepada BAP-SM jika diperlukan. Asesor harus benar- benar memahami ketentuan-ketentuan dan prosedur yang berlaku dalam pelaksanaan akreditasi. Asesor harus memiliki kecakapan yang memadai di dalam menggunakan perangkat akreditasi sekolahmadrasah dan dapat memberikan penilaian berdasarkan profesionalismenya. Asesor juga harus mampu memberikan saran dan rekomendasi dalam rangka perbaikan, pengembangan, dan peningkatan kinerja sekolahmadrasah. Tim asesor harus bersedia menerima pernyataan puas danatau i dak puas dari pihak sekolah madrasah yang divisitasi. 134 BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAHMADRASAH 2016

4. Keadilan

Dalam pelaksanaan visitasi dan pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, semua sekolahmadrasah harus diperlakukan sama dengan i dak memandang apakah status sekolahmadrasah negeri atau swasta. Sekolahmadrasah harus dilayani sesuai dengan norma, kriteria, standar, serta mekanisme dan prosedur kerja secara adil dan atau i dak diskriminai f. Tim asesor i dak boleh dipengaruhi oleh prakonsepsi maupun s i gma terhadap sekolahmadrasah tertentu sehingga terbebas dari bias-bias yang mempengaruhi penilaian.

5. Kesejajaran

Semua responden harus dipandang sejajar oleh asesor dalam rangka pemberian data dan informasi. Data dan informasi yang diberikan oleh se i ap responden sangat peni ng dalam proses akreditasi sekolahmadrasah. Dalam pelaksanaan visitasi, kedudukan antara asesor dengan warga sekolahmadrasah adalah sejajar.

6. Keterbukaan

Sekolahmadrasah harus secara terbuka menyampaikan data dan informasi tentang sekolahnya sesuai dengan kondisi nyata sekolah madrasah. Untuk itu, BAP-SM danatau i m asesor juga harus transparan di dalam menyampaikan penjelasan norma, kriteria, standar, prosedur atau mekanisme kerja, jadwal dan sistem penilaian akreditasi. Asesor harus menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi yang disampaikan oleh setiap warga sekolah madrasah kepada pihak lain. 135 “Akreditasi Bermutu untuk Pendidikan Bermutu”

7. Akuntabilitas

Hasil isian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung menjadi sumber data dan informasi mengenai profi l nyata sekolahmadrasah. Bersama dengan hasil visitasi, data dan informasi dalam instrumen akreditasi digunakan sebagai bahan dalam penetapan hasil dan peringkat akreditasi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. BAP- SM, sekolahmadrasah, dan asesor harus bersama-sama menjaga akuntabilitas dari proses dan hasil akreditasi. Jika terjadi kesalahan dan penyimpangan dalam proses visitasi atau pelanggaran terhadap norma-norma visitasi, sekolahmadrasah dapat melaporkan hal tersebut kepada BAP-SM.

8. Bertanggung jawab

Dalam pelaksanaan akreditasi, asesor harus berpedoman pada aturan, prosedur, dan prinsip akreditasi yang sudah ditetapkan oleh BAP-SM. BAP-SM, sekolahmadrasah, dan asesor harus dapat mempertanggungjawabkan semua penilaian dan keputusannya sesuai dengan aturan, prosedur, norma, dan prinsip akreditasi yang telah ditetapkan.

9. Konfi densial

BAP-SM dan asesor harus menjaga kerahasiaan data dan informasi yang terjaring dalam proses akreditasi. Data dan informasi hasil akreditasi hanya dapat digunakan untuk kepen i ngan pelaksanaan akreditasi atau kepentingan lain yang sesuai dengan tujuan akreditasi. 136 BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAHMADRASAH 2016

10. Keunggulan

Proses akreditasi harus mendorong sekolahmadrasah berorientasi pada usaha-usaha peningkatan mutu peserta didik dan bukan sekedar untuk memperoleh peringkat akreditasi. Hasil akreditasi harus dijadikan dasar untuk melakukan usaha-usaha pemberdayaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja sekolahmadrasah dalam rangka mencapai keunggulan mutu. Asesor, secara individu maupun i m, dilarang keras melakukan hal-hal berikut. a. Melakukan in i midasi secara terang-terangan maupun tersirat kepada sekolahmadrasah. Hal ini pen i ng untuk mencegah sekolahmadrasah dari keinginan untuk memberikan sesuatu dalam bentuk apa pun yang diduga akan berpengaruh kepada objek i vitas hasil visitasi. b. Membuat perjanjian danatau kesepakatan sepihak atau bersama-sama dengan sekolahmadrasah yang divisitasi yang dapat mengakibatkan i dak objeki fnya hasil visitasi. c. Menerima apa pun dari sekolahmadrasah yang akan memengaruhi hasil akreditasi. d. Membuka kerahasiaan data dan informasi yang diperoleh, serta hasil pelaksanaan visitasi kepada pihak lain dengan berbagai alasan apa pun. Selanjutnya sekolahmadrasah dilarang keras melakukan hal- hal berikut. a. Melakukan berbagai kegiatan yang dapat menghambat proses visitasi dengan berbagai alasan apa pun. b. Memanipulasi data dan informasi serta memberikan keterangan yang i dak sesuai atau bertentangan dengan kondisi nyata