Pendekatan Saintifik Merupakan Pendekatan Pembelajaran Pada

14 3 Merumuskan hipotesis: Hipotesis adalah jawaban yang sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenaranny.Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimilki oleh setiap individu sejak lahir.Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan menebak atau mengira-ngira berhipotesis dari suatu permasalahan. Manakala individu bias mebuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh karena itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. 4 Mengumpulkan data: Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang sangat dalam belajar, akan tetapi juga memerlukan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk mencari informasi yang dibutuhkan. 5 Mengenali hipotesis: Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang telah diperoleh berdasrkan pengumpulan data.Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu,menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. 6 Merumuskan kesimpulan: Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuannya yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Dan untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Teori belajar yang mendasari pembelajaran inkuiri adalah teori belajar konstruktivistik.Teori belajar yang dikembangkan oleh Piaget. Menurut Piaget, 15 pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema itu secara terus-menerus diperbaharui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian, tugas guru adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi itu. Starategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa student centered approach. Dikatakan demikian, sebab dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

c. Jenis – jenis Inkuiri

Adapun menurut Standard For Science Teacher Preparation dalam Zulfiani, jenis-jenis inkuiri terbagi tiga, yaitu: 14 1 Struktur inkuiri : Guru mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil. 2 Inkuiri termbimbing : Inkuiri ini mengacu pada tindakan utama guru ialah mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah. 3 Inkuiri terbuka : Guru memaparkan konteks penyelesaian masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan meyelesaikan masalah.

4. Hakekat Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar, perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar, pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. 15 14 Zulfiani.Startegi Pembelajaran Sains, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, hal 121-122 15 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011, h. 46 16 Gagne dalam Nana Sudjana membagi membagi lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris. 16 Untuk melihat perubahan perilaku maka dilakukan penilaian belajar berdasarkan tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk ranah afektf dan psikomotor bias dilakukan dalam bentuk nontes,misalnya dengan mengadakan observasi, wawancara, jawaban terinci, lembar pendapat, dan lain sebagainya. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Ngalim Purwanto, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh 2 faktor dari dalam dan dari luar. 17 Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi dari dalam terdiri dari : 1 Faktor Biologis Jasmaniyah: Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis diantaranya adalah kondisi fisik yang normal dan kondisi kesehatan fisik. Kedua kondisi tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. 2 Faktor Psikologis Rohaniyah: Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Sikap mental yang positif dalam proses belajar di antaranya meliputi, tidak mudah putus asa atau frustasi dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan, tidak terpengaruh untuk lebih mementingkan kesenangan dari pada belajar, mempunyai inisiatif sendiri dalam belajar, berani bertanya, dan selalu percaya diri sendiri. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi dari luar terdiri dari : 1 Faktor lingkungan keluarga: Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam mencapai keberhasilan 16 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010, h. 22 17 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosda karya, 2010, h 106-107 17 belajar seseorang diantaranyaialah adanya hubungan harmonis di antara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup, suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari orang tua terhadap proses belajar dan pendidikan anak-anaknya. 2 Faktor lingkungan sekolah: Satu hal paling mutlak harus ada di sekolah untuk menunjang keberhasilan belajar adalah dengan adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten serta menyeluruh, dari pimpinan sekolah, para guru, para siswa, sampai karyawan sekolah lainnya. Dengan cara inilah proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adalah adanya guru yang professional dalam jumlah yang cukup memadai, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan untuk berlangsungnya proses pembelajaran, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara personil-personil sekolah. 3 Faktor lingkungan masyarakat: Lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah adanya lembaga-lembaga non-formal yang menyediakan kursus-kursus tambahan, sanggar majlis taklim, organisasi kemasyarakatan yang positif. 4 Faktor waktu: Waktu memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang, tergantung bagaimana seseorang dapat mengatur waktu sebaik mungkin. Indikator hasil belajar adalah target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. 18 Untuk melihat penguasaan materi terdapat tiga aspek, yaitu: penguasaan materi akademik kognitif, hasil belajar yang bersifat proses normatif afektif, dan aplikatif produk psikomotor. Aspek kognitif meliputi, kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari. Aspek afektif meliputi, pemilikan minat, sikap, dan nilai yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Sedangkan 18 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006, h. 13-14 18 aspek psikomotor meliputi, kemampuan yang berupa keterampilan fisik motorik atau keterampilan manipulatif. Penilaian hasil belajar yang berupa penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan content objectives berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Menurut taksonomi Bloom kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif memilki enam jenjang kemampuan, yaitu hafalan ingatan C 1 , pemahaman C 2 , penerapan C 3 , analisis C 4 , sintesis C 5 , dan evaluasi C 6 . 19 Adapun hasil belajar afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Cirri-ciri dari hasil belajar tersebut dapat dilihat dari berbagai tingkah laku siswa, misalkan perhatian terhadap mata pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan lain-lain. Ranah afektif menurut menurut Krathwohl, dkk dibagi menjadi lima jenjang, yaitu perhatian atau penerimaan receiving, tanggapan responding, penilaian atau penghargaan valuing, pengorganisasian organization, dan karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai characterization by a value or value complex. 20 Dalam kurikulum 2013 penilaian kompetensi sikap terbagi menjadi dua aspek yaitu aspek spiritual dan sosial, cakupan-cakupan dalam penilaian sikap diantaranya 21 Tabel 2.1 Cakupan Penilaian Sikap 1. Penilaian sikap spiritual Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut 2. Penilaian sikap soaial 1. Jujur 2. Disiplin 3. Tanggung jawab 4. Toleransi 5. Gotong royong 6. Santun 7. Percaya diri 19 Ibid., h. 14-15 20 Ibid., h. 19-20 21 Kurinasih, op. cit., h. 65-66