Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

commit to user

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Dalam analisis regresi dua prediktor, model harus terbebas dari multikolineritas, yaitu jika nilai Inflation Factor VIF pada model regresi adalah kurang dari 5 Priyatno, 2010. Tabel 17. Hasil Uji Multikolinieritas Model Unstandardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Tolerance VIF 1 Constant 4.671 24.075 .194 .847 Transformasional .420 .177 2.367 .020 .934 1.070 Budaya Organisasi .331 .155 2.140 .035 .934 1.070 Berdasarkan hasil uji melalui VIF pada hasil output SPSS tabel coefficients, masing-masing variabel independent yaitu variabel Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi memiliki VIF sebesar 1,070. Karena nilai VIF kurang dari 5, maka dapat dinyatakan bahwa variabel penelitian terbebas dari multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus commit to user terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya heteroskedastisitas Priyatno, 2010. Pengujian heteroskesdastisitas dapat dilihat dari pola pada scatterplot. Heteroskesdastisitas tidak terjadi apabila pada scatterplot menunjukkan sebagai berikut: 1 Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau di sekitar 0 2 Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah 3 Penyebaran titik tidak boleh membentuk pola berulang melebar, menyempit, kemudian melebar kembali. 4 Penyebaran tidak berpola Berikut adalah gambar scatterplot hasil uji heterokesdastisitas pada model penelitian ini: Gambar 5. Pola Scatterplot Pada Uji Heteroskesdastisitas commit to user Dari hasil analisis pola gambar scatterplot diperoleh penyebaran titik- titik tidak teratur, plot yang terpencar, dan tidak membentuk suatu pola tertentu sehingga pola gambar tersebut tidak menunjukkan adanya gejala heteroskedastisitas. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA Hubungan Antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kepuasan Kerja.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF DENGAN KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Partisipatif Dengan Komitmen Organisasi Karyawan.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF DENGAN KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Partisipatif Dengan Komitmen Organisasi Karyawan.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan Kepuasan Kerja Pada Karyawan Pt. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan Kepuasan Kerja Pada Karyawan Pt. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 11

Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Transformasional terhadap Employee Engagement pada Karyawan PT “X” Bandung.

0 0 50

Hubungan antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan employee engagement.

0 0 134

Hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dan Persepsi Dukungan Supervisor dengan Komitmen Organisasi pada Karyawan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T. AIR MANCUR.

0 1 21

Hubungan antara employee engagement dan persepsi budaya organisasi dengan komitmen organisasi pada karyawan P.T. Air Mancur

0 4 21