commit to user
4. Uji Korelasi
a. Analisis Korelasi Ganda R
Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen X
1
dan X
2
terhadap variabel dependen secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang
terjadi antara variabel independen X
1
dan X
2
secara serentak terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin
mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah Priatno,
2010. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ganda, adalah sebagai berikut:
Tabel 21.
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi r
No. Interval Koefisien
Korelasi r Interpretasi
1. 0,000 – 0,199
Sangat Rendah 2.
0,200 – 0,399 Rendah
3. 0,400 – 0,599
Sedang 4.
0,600 – 0,799 Kuat
5. 0,800 – 1,000
Sangat Kuat
Tabel 22.
Hasil Analisis Korelasi Ganda
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.386
a
.149 .127
6.948 a. Predictors: Constant, BO, Transormasional
commit to user
Hasil analisis korelasi ganda dapat dilihat pada output Model Summary pada Tabel 23., berdasarkan output diperoleh angka R sebesar 0,386. Nilai
tersebut terletak di antara 0,200-0,399, berarti bahwa hubungan yang terjadi antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Persepsi Budaya
Organisasi dengan Employee Engagement adalah tidak terlalu kuat atau rendah.
b. Analisis Korelasi Parsial
Analisis korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh
dikendalikan atau dibuat tetap sebagai variabel kontrol. Nilai korelasi r berkisar antara 1 atau -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan
antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya, nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah Priyatno, 2010.
Tabel 23.
Korelasi Parsial Antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Employee Engagement
Correlations
Control Variables Engagement Transformasional
BO Engagement
Correlation 1.000
.259 Significance 2-tailed
. .020
df 78
Transformasional Correlation .259
1.000 Significance 2-tailed
.020 .
df 78
commit to user
Berdasarkan penghitungan di atas didapatkan nilai korelasi antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Employee Engagement dimana
persepsi budaya organisasi dikendalikan dibuat tetap adalah sebesar 0,259. Hal ini menujukkan bahwa terjadi hubungan yang rendah antara Persepsi Gaya
Kepemimpinan Transformasional dengan Employee Engagement, karena berada pada rentang 0,200 – 0,399. Nilai t hitung= 2,451 t tabel= 1,9905 penghitungan
nilai t pada lampiran dan nilai signifikansi adalah 0,020 p= 0,05, artinya hubungan antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan
Employee Engagement adalah signifikan. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, artinya semakin tinggi Persepsi Gaya Kepemimpinan
Transformasional maka semakin tinggi tingkatan Employee Engagement pada karyawan.
Tabel 24.
Korelasi Parsial Antara Persepsi Budaya Organisasi dengan Employee Engagement
Correlations
Control Variables Engagement
BO Transformasional Engagement
Correlation 1.000
.235 Significance 2-tailed
. .035
df 78
BO Correlation
.235 1.000
Significance 2-tailed .035
. df
78
commit to user
Berdasarkan penghitungan di atas didapatkan nilai korelasi antara Persepsi Budaya Organisasi dengan Employee Engagement dimana Gaya Kepemimpinan
Transformasional dikendalikan dibuat tetap adalah sebesar 0,235. Hal ini menujukkan bahwa terjadi hubungan yang rendah antara Persepsi Budaya
Organisasi dengan Employee Engagement, karena berada pada rentang 0,200 – 0,399. Nilai t hitung= 2,196 t tabel= 1,9905 penghitungan nilai t pada
lampiran dan nilai signifikansi adalah 0,035 p= 0,05, artinya hubungan antara Persepsi Budaya Organisasi dengan Employee Engagement adalah signifikan.
Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, artinya semakin tinggi Persepsi Budaya Organisasi maka semakin tinggi tingkatan Employee
Engagement pada karyawan.
5. Sumbangan Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel