Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 K13, berdasarkan Struktur Kurikulum 2013 SMKMAK, siswa kelas XII harus menempuh 24 SKS pada
Mata Pelajaran Kelompok C3 Paket Keahlian Akuntansi yang meliputi lima Mata Pelajaran yaitu Akuntansi Perusahaan Dagang 4 SKS, Akuntansi
Keuangan 6 SKS, Komputer Akuntansi 6 SKS, Akuntansi Perusahaan Manufaktur 4 SKS dan Administrasi Pajak 4 SKS. Struktur kurikulum
kelas XII tersebut dimaksudkan mempersiapkan siswa untuk lebih fokus menguasai pengetahuan dan keterampilan Kompetensi Keahlian Akuntansi
secara lebih mendalam dan menyeluruh. Pada kelas XII siswa juga dipersiapkan untuk menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Kompetensi
Keahlian sehingga penguasaan terhadap materi akuntansi mutlak diperlukan. Penguasaan materi akuntansi juga menjadi modal pembentuk kesiapan siswa
dalam memasuki dunia kerja yang terdiri dari kesiapan kompetensi pengetahuan, keterampilan serta sikap atau mental.
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, menjelaskan
bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan terhadap penguasaan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai capaian
pembelajaran, di mana penilaian hasil belajar tersebut menggunakan skala penilaian. Prestasi belajar pada Kompetensi Inti KI 3 dinyatakan dalam
predikat berdasarkan skor rerata yang diperoleh dari nilai Ulangan Harian UH, Tugas, Ulangan Tengah Semester UTS dan Ulangan Akhir Semester
UAS. Skala penilaian untuk kompetensi pengetahuan menggunakan rentang
angka dan huruf 4,00 A 1,00 D, kemudian untuk Kriteria Ketuntasan
Minimal atau KKM pengetahuan ditetapkan paling kecil 2,67 B- dari skala 4 tersebut.
Berdasarkan hasil dokumentasi yang telah diperoleh, Prestasi Belajar Akuntansi KI 3 atau aspek pengetahuan siswa kelas XII Akuntansi SMKN 1
Bantul yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah 132 siswa, diperoleh rerata skor yang berasal dari nilai Ulangan Harian, Tugas, Ujian Tengah Semester
UTS dan Ujian Akhir Semester UAS pada Mata Pelajaran Kelompok C3 menunjukkan 16,67 22 siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Perusahaan
Dagang, 18,18 24 siswa pada Akuntansi Keuangan, 16,67 22 siswa pada Akuntansi Komputer, 15,91 21 siswa pada Akuntansi Perusahaan
Manufaktur dan 11,36 15 siswa pada Administrasi Pajak siswa belum mencapai KKM yang telah ditetapkan sesuai Permendikbud Nomor 104
Tahun 2014 yaitu 2,67. Berdasarkan Manual Mutu Sistem Manajemen Mutu SMM ISO 9001:2008 SMKN 1 Bantul, disebutkan bahwa salah satu sasaran
mutu yang ditetapkan adalah kelulusan 100 pada tahun pelajaran 20152016, sehingga mengacu pada sasaran mutu tersebut SMKN 1 Bantul menetapkan
Standar Keberhasilan Belajar Minimal yang ditargetkan adalah sebesar 100 siswa memenuhi KKM yang ditentukan. Data di atas menunjukkan masih
banyak siswa kelas XII Akuntansi belum mencapai KKM, oleh karena itu pencapaian Prestasi Belajar Akuntansi siswa perlu ditingkatkan. Berdasarkan
ketetapan kurikulum dan sasaran mutu tersebut harus diadakan program
remidial untuk memperbaiki Prestasi Belajar Akuntansi siswa yang memiliki nilai di bawah KKM agar mencapai ketuntasan belajar yang disyaratkan.
Berdasarkan hasil pencapaian Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas XII Akuntansi SMKN 1 Bantul di atas, diketahui masih banyak siswa belum
mencapai ketuntasan belajar, oleh karena itu seperti tahun sebelumnya, tahun ini SMKN 1 Bantul melaksanakan penambahan jam belajar dan pengadaan les
khususnya bagi Mata Pelajaran UN dan Kompetensi Keahlian. Kebijakan tersebut juga merupakan program untuk mempersiapan siswa meraih prestasi
belajar tinggi baik pada Ulangan Harian, Ujian Akhir Semester, UN dan Uji Kompetensi Keahlian. Sekolah menyadari akan pentingnya prestasi belajar
siswa yang tinggi sehingga perlu adanya upaya di atas agar siswa memiliki bekal pengetahuan yang baik agar siap menghadapi ujian serta memasuki
dunia kerja. Motivasi dalam kegiatan belajar sangatlah diperlukan terutama untuk
meraih prestasi belajar yang tinggi. Motivasi dalam diri siswa akan membantu menumbuhkan gairah, perasaan senang dan semangat untuk belajar. Siswa
yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses
pembelajaran kelas XII Akuntansi diketahui bahwa Motivasi Belajar siswa kurang, hal tersebut terlihat dari kurang dari 75 siswa aktif dalam
pembelajaran. Kurangnya Motivasi Belajar siswa tersebut dapat dilihat dari 8 siswa 25 dari kelas XII AK 1, 10 siswa 31,25 dari kelas XII AK 2, 9
siswa 28,125 dari kelas XII AK 3 dan 9 siswa 28,125 dari kelas XII
AK 4 dalam indikator pelaksanaan pembelajaran terlihat kurang memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak
berhubungan dengan pembelajaran seperti sibuk berbincang dengan teman. Indikator lain terlihat bahwa siswa tersebut tidak suka akan tantangan atau
dalam hal ini ikut memecahkan permasalahan yang diajukan guru, terbukti dari sedikitnya partisipasi dari siswa ketika guru membuka kesempatan
bertanya dan maju ke depan untuk mengerjakan soal. Hal tersebut juga merupakan indikator bahwa siswa kurang termotivasi karena merasa kurang
adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran. Faktor dalam diri siswa selain motivasi yang dapat berperan besar
terhadap prestasi belajar adalah cara belajar. Cara belajar yang biasa dilakukan siswa akan menjadi suatu kebiasaan dalam belajar. Kebiasaan Belajar yang
baik diharapkan menjadikan penguasaan siswa terhadap pelajaran akan lebih baik pula
. Seorang siswa dikatakan memiliki Kebiasaan Belajar yang baik
apabila ia mampu memilih cara-cara belajar yang baik sehingga akan tercapai suasana belajar yang benar-benar mendukung untuk belajar. Pada
kenyataannya masih banyak dijumpai kebiasaan kurang baik yang dilakukan siswa dalam belajar sehingga dapat dikatakan belum membudayanya
Kebiasaan Belajar yang baik pada siswa kelas XII Akuntansi yang diketahui saat observasi dan wawancara. Indikator kurang baiknya Kebiasaan Belajar
tersebut terlihat dari kurangnya konsentrasi siswa pada waktu belajar seperti kurangnya perhatian siswa, selain itu kerja sama yang dilakukan siswa ketika
menyelesaikan tugas individu menunjukkan bahwa siswa tidak percaya diri
dalam mengerjakan tugas, hal tersebut juga menjelaskan bahwa siswa melakukan kebiasaan buruk yaitu mencontek. Indikator Kebiasaan Belajar
kurang baik yang juga terlihat yaitu siswa tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap serta kurangnya inisiatif untuk belajar sendiri materi yang akan
dipelajari sebelum kegiatan belajar berlangsung menandakan kurangnya kebiasaan siswa membaca dan mencatat hal penting.
Rasa percaya diri siswa timbul dari keinginan diri untuk bertindak dan berhasil. Rasa percaya diri memberikan keyakinan pada diri siswa untuk dapat
berhasil dengan kemampuan yang dimiliki. Rasa percaya diri juga memberi kekuatan untuk tidak menyerah ketika menghadapi kesulitan. Namun
berdasarkan hasil observasi yang disampaikan di atas terlihat kerja sama yang dilakukan siswa ketika menyelesaikan tugas individu menunjukkan bahwa
siswa kelas XII Akuntansi SMKN 1 Bantul tidak percaya diri dalam mengerjakan tugas dan cenderung bergantung pada teman, selain hal tersebut
rendahnya partisipasi siswa untuk bertanya, memberikan pendapat, menjawab pertanyaan, dan maju ke depan secara sukarela di kelas menunjukkan masih
kurangnya rasa percaya diri siswa. Lingkungan Sekolah merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Sekolah merupakan tempat pelaksanaan pendidikan formal, tempat utama di mana siswa melakukan kegiatan belajar
dan bersosialisasi dengan orang lain yang ada di lingkungan tersebut. Kondisi Lingkungan Sekolah yang baik akan mempengaruhi motivasi dan semangat
belajar siswa sehingga dapat berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar
siswa. Sebaliknya, lingkungan yang kurang kondusif akan membuat siswa tidak nyaman dalam proses kegiatan belajar mengajar. Faktor lingkungan
tidak saja dari segi lingkungan nonsosial fisik tetapi juga lingkungan sosial. Faktor nonsosial fisik seperti tempat belajar, alat belajar, suasana belajar,
penerangan dan sumber belajar. Faktor sosial dapat meliputi hubungan antara siswa, guru dan karyawan, dan pergaulan teman sebaya.
Hasil pengamatan dan wawancara dengan siswa dan guru di Lingkungan SMKN 1 Bantul, diketahui bahwa siswa cukup nyaman dengan
Lingkungan Sekolah terutama karena terdapat taman pada area tengah sekolah, namun disampaikan pula terdapat beberapa keterbatasan di
Lingkungan Sekolah yang membuat siswa kurang nyaman dan proses belajar terganggu. Masalah tersebut diantaranya adalah kurang memadainya sarana
dan prasarana belajar seperti LCD yang rusak di beberapa ruang kelas sehingga guru tidak dapat menggunakan media seperti Power Point dalam
proses pembelajaran serta tidak adanya alat penyejuk udara seperti kipas angin atau AC di sebagian besar ruang kelas. Kemudian, suasanakeadaan SMKN 1
Bantul yang sedang mengadakan proyek renovasi gedung menyebabkan kebisingan sehingga siswa merasa terganggu. Adanya renovasi menyebabkan
sekolah membuat kebijakan berupa membagi waktu belajar siswa menjadi dua shift yaitu pagi dan siang berkenaan dengan keterbatasan ruang kelas yang
dapat digunakan. Masalah yang telah disebutkan tersebut merupakan masalah nonsosial fisik, sementara masalah sosial yang terlihat adalah adanya
hubungan kurang harmonis antara siswa dan guru. Lingkungan Sekolah juga
mencakup pelaksanaan pembelajaran seperti kurikulum dan metode guru mengajar, mengenai hal tersebut diketahui masih banyaknya guru kurang
dalam menerapkan metode pembelajaran yang bervariatif dan cederung monoton yang menyebabkan siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi.
Tidak hanya faktor sekolah, Lingkungan Keluarga juga dapat berperan dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Lingkungan Keluarga siswa dapat
berkaitan dengan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan seperti rasa nyaman dan dorongan serta memberikan fasilitas yang dapat mendukung
kegiatan belajar dalam rangka mencapai prestasi dalam belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bimbingan Konseling BK, diketahui bahwa
kondisi ekonomi orang tua siswa kelas XII Akuntansi SMKN 1 Bantul mayoritas berada pada tingkat menengah dan bawah. Keadaan ekonomi yang
demikian mengakibatkan tidak semua siswa dapat memenuhi kebutuhan belajarnya dengan baik bahkan tidak sedikit dari siswa yang harus menunggak
pembayaran biaya sekolah, selain menghambat kegiatan belajar hal tersebut juga dapat mengganggu kondisi psikis siswa ketika belajar.
Berdasarkan uraian di atas, Prestasi Belajar Akuntansi diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal. Akan tetapi Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar, dan Lingkungan Sekolah dirasa memberikan kontribusi yang besar terhadap tercapainya
Prestasi Belajar Akuntansi siswa. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar, dan
Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII Paket Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Bantul Tahun Ajaran 20152016 .