d. Indikator-indikator Motivasi Belajar
Motivasi Belajar yang ada pada diri setiap orang itu memiliki indikator sebagai berikut:
1 Tekun menghadapi tugas 2 Ulet menghadapi kesulitan
3 Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk
orang dewasa 4 Lebih senang bekerja mandiri.
5 Cepat bosan ada tugas-tugas yang rutin 6 Dapat mempertahankan pendapatnya
7 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal Sardiman
A.M, 2012: 83. Dijelaskan bahwa Motivasi Belajar dapat terlihat dari ketekunan siswa,
siswa dapat dikatakan tekun jika dalam belajar dapat bekerja terus- menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum
selesai. Tidak lekas putus asa serta tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin, tidak cepat puas dengan
prestasi yang telah dicapainya juga merupakan ciri seorang siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Minat terhadap berbagai
masalah dan pemecahannya seperti masalah pembanguanan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan
terhadap setiap tindak kriminal, amoral dan sebagainya menunjukkan rasa ingin tahu dan belajar yang besar. Motivasi Belajar juga terlihat
pada seseorang yang suka akan tantangan, teguh dan yakin terhadap pendapatnya, bukan hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang
begitu saja, sehingga dirasa kurang kreatif. Siswa yang menunjukkan ciri-ciri tersebut pada jangka waktu yang relatif lama dan bersifat tetap
menandakan bahwa dalam dirinya terdapat Motivasi Belajar yang tinggi.
Hamzah B. Uno 2013: 23 menyatakan bahwa indikator Motivasi Belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 adanya
hasrat dan keinginan berhasil; 2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3 adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4 adanya
penghargaan dalam belajar; 5 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6 adanya lingkungan belajar yang kondusif . Adanya
keinginan berhasil menjadikan siswa menandakan bahwa siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar memiliki dorongan atau motif tersendiri
untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar timbul dari adanya Motivasi Belajar, seseorang merasa
butuh akan sesuatu sehingga melakukan upaya untuk memenuhinya. Penghargaan dalam belajar dapat berupa rasa puas akan hasil atau nilai
dan ilmu yang diperoleh. Kegiatan belajar akan terasa menarik jika pembelajar memiliki motivasi karena Motivasi Belajar akan
memberikan semangat dan menjadikan belajar menjadi proses yang menyenangkan. Siswa yang memiliki Motivasi Belajar akan berusaha
mencari atau menciptakan sendiri lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan dirinya dapat belajar dengan baik.
Indikator-indikator dalam Motivasi Belajar tersebut menurut Oemar Hamalik 2012: 173-174, terdapat tiga unsur yang saling
berkaitan yaitu,
1 Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. 2 Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan.
3 Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju
ke arah suatu tujuan. Adanya Motivasi Belajar dalam diri seseorang ditandai dari adanya
energi yang dapat menimbulkan perasaan senang dan bersemangat. Tidak berhenti sampai disini, energi tersebut akan disalurkan menjadi
sebuah reaksi atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka Indikator Motivasi Belajar meliputi pengetahuan tentang kegunaan dan menunjukkan adanya
kebutuhan dalam belajar, menunjukkan hasrat untuk berhasil dan mempunyai orientasi cita-cita masa depan, kondisi dan kemampuan
pembelajar, pelaksanaan pembelajaran, tekun dan ulet dalam belajar, mandiri dan suka akan tantangan memecahkan masalah, dapat
mempertahankan pendapat, adanya kegiatan menarik dalam belajar dan berada pada lingkungan belajar yang kondusif
.
3. Tinjauan tentang Kebiasaan Belajar a. Pengertian Kebiasaan Belajar
Kebiasaan merupakan salah satu manifestasi atau perwujudan perilaku belajar. Muhibbin Syah 2013: 116-117 menyebutkan bahwa
kebiasaan timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon
dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak
diperlukan karena proses penyusutanpengurangan inilah muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
Perilaku baik yang bersifat menetap dan otomatis tersebut akan membantu siswa untuk disiplin dalam belajar sehingga dapat
menghindarkan diri dari hal-hal yang kurang bermanfaat dan mendukung proses belajar.
Senada dengan definisi sebelumnya menurut Aunurrahman 2013: 185, disebutkan bahwa
Kebiasaan Belajar merupakan perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang
relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya. Kebiasaan Belajar yang dilakukan secara rutin dapat
menjadi suatu budaya belajar yang baik namun apabila Kebiasaan Belajar yang dimiliki siswa merupakan perlaku tidak baik akan
mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan pada akhirnya dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh.
Slameto 2013: 82 mengungkapkan bahwa Kebiasaan
Belajar merupakan cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan belajar . Diketahui bahwa belajar bertujuan untuk
mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan sehingga Kebiasaan Belajar merupakan cara yang dipilih siswa untuk
ditempuh agar mencapai tujuan belajar tersebut. Kebiasaan Belajar
yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seperti pembuatan jadwal dan pelaksanaanya, membaca dan membuat catatan,
mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi, mengerjakan tugas dan lain- lain.
Kebiasaan Belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu meneriman pelajaran,
membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Djaali, 2007: 128, lebih lanjut Djaali
menjelaskan sebagai berikut, Kebiasaan Belajar dibagi menjadi dua bagian yaitu Delay Avoidan
DA dan Work Methods WM. DA menunjukkan pada ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari
hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi
dalam belajar. Adapun WM menunjuk kepada penggunaan cara prosedur belajar yang efektif, dan efisien dalam mengerjakan
tugas akademik dan keterampilan belajar.
Cara yang menetap dan dilakukan siswa dalam waktu relatif lama dalam proses belajar merupakan Kebiasaan Belajar. Berdasarkan
pembagian di atas Kebiasaan Belajar dapat berupa cara siswa untuk menghadapi gangguan yang mungkin muncul dalam kegiatan belajar,
serta cara yang dipandang efektif oleh siswa untuk menjaga keberlangsungan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Ditegaskan dengan pendapat dari Nana Sudjana 2010: 173
yang mengatakan bahwa keberhasilan siswa atau mahasiswa dalam mengikuti pelajarankuliah banyak tergantung kepada Kebiasaan